Renungan Harian HKBP | 14 Juni 2024

Shalom!

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Kristus Yesus, sebelum kita merenungkan Firman Tuhan pada hari ini (Jumat, 14 Juni 2024), marilah kita satukan hati untuk berdoa.

Doa Pembuka: Kita berdoa! Ya Allah Bapa, Sang Pemberi dan Pemelihara kehidupan. Kami bersyukur untuk kebaikanMu di dalam kehidupan kami. Engkau senantiasa menyertai dan memberkati kami di dalam setiap perjalanan kehidupan kami. Pada saat ini, kami hendak merenungkan FirmanMu. Tinggallah di dalam kami, sertai kami di dalam roh dan hikmatMu agar kami mampu memahami dan melakukan FirmanMu. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Kristus Yesus, pada hari ini Firman Tuhan tertulis di dalam kitab

Bilangan 14: 18.


Firman Tuhan berkata “TUHAN itu berpanjangan sabar dan kasih setia-Nya berlimpah-limpah, Ia mengampuni kesalahan dan pelanggaran, tetapi sekali-kali tidak membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, bahkan Ia membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat.” Demikianlah Firman Allah. Syukur kepada Allah!

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Kristus Yesus, di dalam Firman Tuhan pada hari ini, kita diperhadapkan dengan dua sikap TUHAN Allah terhadap umat-Nya yang seakan-akan bertolak belakang. Pada sisi yang pertama dinyatakan bahwa TUHAN Allah adalah Allah yang panjang sabar, penuh kasih, dan mengampuni kesalahan maupun pelanggaran umat-Nya. Akan tetapi, pada sisi yang kedua dinyatakan bahwa TUHAN Allah adalah Allah yang tidak membebaskan orang bersalah dari hukuman bahkan membalaskannya kepada keturunan yang berikutnya. Mengapa Allah demikian? Lalu bagaimanakah sikap iman kita terhadap Firman Tuhan pada hari ini?

Saudara-saudari yang dikasihi oleh Kristus Yesus, Firman Tuhan pada hari ini ada di bagian perjalanan bangsa Israel menuju Tanah Kanaan. Perjalanan yang sangat jauh, lama, dan sangat penuh dengan rintangan membuat bangsa Israel bersungut-sungut di hadapan Musa yang memimpin mereka. Bangsa Israel mulai meragukan dan tidak percaya kepada kuasa TUHAN Allah. Mereka juga menyalahkan Musa atas kepemimpinannya sehingga mereka tidak kunjung tiba di Tanah Kanaan atau Tanah Perjanjian. Mereka melupakan segala janji Allah yang telah disampaikan di Gunung Sinai dan Horeb. Mereka melupakan berbagai karya keselamatan Allah yang diberikan Allah terhadap mereka sebelumnya. Mereka justru menginginkan untuk kembali ke tanah perbudakan, yakni di Mesir, dan memilih mati di Mesir. Mereka tidak hanya bersungut-sungut namun juga mulai memberontak, yakni dengan melakukan hal-hal yang tidak diperkenankan di hadapan Allah.

Ketika Musa mendengar dan melihat segala pemberontakan dan sungut-sungut dari Bangsa Israel, Musa datang memohon kepada Allah agar mengampuni Bangsa Israel. Pemberontakan dan sungut-sungut Bangsa Israel tersebut akan membuat Allah murka. Jika Bangsa Israel tidak segera bertobat dan malah justru hidup dalam hal yang membinasakan mereka, maka Allah pun tidak akan mengampuni mereka. Akan tetapi, jika memang Bangsa Israel menghentikan sungut-sungut, tidak lagi memberontak, dan tetap teguh percaya pada kehendak Allah maka mereka akan selamat dan tiba di Tanah Kanaan.

Saudara-saudari yang dikasihi di dalam Kristus, jika Allah memberikan penghukuman bukan berarti bahwa Allah tidak teguh di dalam diriNya yang penuh kasih. Penghukuman dari Allah tidak mengartikan bahwa Allah tidak mengasihi umat-Nya dan akan membinasakan mereka. Penghukuman dari Allah adalah teguran Allah agar umat-Nya segera berjalan di Jalan Keselamatan bukan kebinasaan karena dosa-dosa. Allah akan memberikan penghukuman agar umat menyadari pelanggaran yang telah diperbuat dan kemudian bertobat. Allah akan tetap menanti pertobatan umatNya dan memberikan pengampunan. Akan tetapi, umat hendaknya merespon ini dengan kesungguhan hati dan rasa tanggung jawab untuk menghindari segala pelanggaran dan mendekati segala yang diperkenankan Allah.

Pun demikian dengan kita sebagai umatNya pada masa kini. Kita perlu mengingat bahwa Allah adalah Allah yang mengampuni namun juga Allah yang tidak akan membiarkan pengampunanNya disalahgunakan atau direndahkan oleh umatNya. Artinya, ketika pengampunan tersebut diberikan, umat hendaknya tetap setia berjalan di dalam segala jalanNya. Ketika diperhadapkan dengan situasi yang amat pelik, bukan berarti Allah tidak mengasihi umatNya, sehingga umat kemudian dengan mudahnya dapat berpaling dari kehendak Allah. Akan tetapi, ingatlah selalu kebaikan Allah dan anugerah pengampunanNya akan selalu menuntun kita pada keselamatan yang telah disediakan olehNya. Amin.

Doa Penutup: Marilah kita menutup perenungan Firman Tuhan ini di dalam doa, kita berdoa! Ya Allah, Bapa di Surga, kami sudah mendengarkan Firman-Mu. Ketika berada di situasi yang pelik, kami pun pernah bersungut-sungut dan memberontak. Ampunilah kami. Pimpinlah kami untuk lebih sungguh mempercayai segala kuasaMu di dalam kehidupan kami. Ajarilah kami untuk tidak mudah berputus asa ketika kami menghadapi situasi yang pelik di dalam kehidupan kami. Di dalam Kristus Yesus, kami berdoa. Amin.

Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus. Kiranya menyertai kamu sekalian. Amin.

Pdt. Serly Octarina Tampubolon, S.Si.(Teol)- Pendeta Fungsional Biro Jemaat HKBP

Pustaka Digital