Renungan Harian HKBP | 14 Mei 2024

Selamat pagi dan salam damai dalam Kristus untuk Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari sekalian. Kembali kita bertemu dalam renungan harian Dep. Marturia HKBP. Pada hari ini, kita akan bersama merenungkan firman Tuhan yang diambil dari Yeremia 15:20. Sebelum kita mulai renungan hari ini, saya mengundang kita sekalian untuk mengambil saat teduh sejenak.

Saat Teduh

Doa Pembuka: Allah Sang Sumber Kekuatan Yang Sejati, kembali kami datang pada kesempatan ini ke hadapanmu untuk bersyukur atas cinta kasihMu yang masih bisa kami rasakan hingga sekarang lewat berbagai hal di sekitar kami. Mulai dari hal penuh sukacita bahkan pengalaman dukacita. Pada kesempatan kali ini, kami ingin mendengarkan sebagian dari firmanMu sebagai bekal kami untuk menjalani kehidupan. Berilah kami hikmat dan kebijaksanaan agar firmanMu bisa kami hidupi bahkan dalam kondisi paling ekstrim sekalipun. Demi Kristus, kami berdoa. Amin.

Pembacaan Nats:

Yeremia 15:20

“Terhadap bangsa ini Aku akan membuat engkau sebagai tembok berkubu dari tembaga; mereka akan memerangi engkau, tetapi tidak akan mengalahkan engkau, sebab Aku menyertai engkau untuk menyelamatkan dan melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.”

Menjadi Yeremia Masa Kini

 Pernahkah kita membayangkan bagaimana rasanya menjadi seorang whistleblower? Istilah ini secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai peniup peluit. Namun, istilah ini juga dapat diterjemahkan dalam kehidupan berorganisasi atau bermasyarakat sebagai pelapor atas sebuah permasalahan. Yeremia, secara sederhana, merupakan seorang whistleblower yang menyingkap kesalahan yang dilakukan oleh bangsa Israel. Selain menyingkap masalah yang ada, Yeremia juga bergerak lebih jauh dengan menyuarakan agar ada pertobatan secara komunal dalam bangsa Israel. Bila tidak dilakukan, maka ada penderitaan yang akan dialami oleh bangsa Israel sebagai ganjaran atas kesalahan yang diperbuat.

 Sayangnya, pesan yang secara terus-menerus digaungkan oleh Yeremia tidak diindahkan oleh bangsa Israel sehingga pembuangan ke Babel tidak terelakkan. Ayat yang menjadi dasar bacaan kita kali ini merupakan sebuah penguatan dari Allah untuk Yeremia yang meski tidak mendapat dukungan dari bangsanya sendiri, tidak akan bisa dikalahkan karena Allah beserta dia. Lebih jauh lagi, bacaan ini mengindikasikan bahwa jalan satu-satunya untuk bangsa Israel agar bisa keluar dari penderitaan yang akan dihadapinya adalah dengan mendengarkan perintah Allah yang disampaikan melalui Yeremia. Singkatnya, meski tidak diindahkan oleh bangsa Israel pada banyak kesempatan, Yeremia tetap menjadi tokoh yang penting dalam karya Allah atas bangsa Israel.

 Meski dipisahkan latar waktu yang luar biasa jauh, permasalahan yang dihadapi oleh Yeremia masih dapat kita temui hari ini. Tidakkah kita sering diperhadapkan dengan kesalahan komunal yang sudah mengakar sehingga sulit untuk diubah? Bahkan, pada beberapa skenario, kesalahan komunal ini sudah begitu mengakar sampai banyak orang yang menganggap kesalahan bersama tersebut adalah hal yang benar. Sebut saja salah satunya adalah budaya korupsi.

 Beberapa waktu terakhir, Indonesia digemparkan dengan berita korupsi yang dilakukan oleh seorang mantan menteri. Yang membuat kasus ini menjadi menarik adalah banyak uang hasil korupsi yang didapat digunakan untuk membayar hal-hal yang mengejutkan seperti membiayai perayaan ulang tahun dari cucu tersangka, membeli perhiasan, menyewa pesawat, dll. Semua pengeluaran tersebut diminta tersangka untuk dibayarkan oleh stafnya dengan menggunakan uang kantor. Dalam kasus ini, staf yang diminta untuk membayar tersebut tidak kuasa untuk menjadi seorang pelapor atas tindakan korupsi tersebut. Selain karena takut dimutasi, sesuai dari yang disampaikan pada persidangan, faktanya menjadi seorang whistleblower seperti Yeremia bukanlah perkara yang mudah. Ada banyak hal yang akan dipertaruhkan ketika memperjuangkan kebaikan dan kebenaran.

 Bacaan hari ini mengingatkan kita bahwa ketika memperjuangkan apa yang baik dan benar, maka akan banyak tantangan yang akan dihadapi. Meski demikian, satu hal yang pasti adalah Allah akan berada di pihak kita. Ini sudah cukup untuk membuat kita menjadi kuat dan tidak bisa dikalahkan oleh dunia. Bacaan ini juga ingin mengundang kita untuk menjadi Yeremia masa kini yang selain mampu menyingkap kesalahan bersama, juga mampu bertahan di atas kebenaran Allah. Selamat berjuang menjadi Yeremia dalam konteks kita masing-masing. Kiranya Allah Sang Sumber Kekuatan memampukan kita. Amin

Doa Penutup: Kami bersyukur atas firmanMu yang menyapa kami pada kesempatan ini. Kami bersyukur karena diingatkan untuk selain mampu menyingkapkan berbagai permasalahan bersama juga mampu bertahan dalam memperjuangkan kebenaran yang berasal dari Engkau. Pada kesempatan ini juga kami ingin membawa dalam doa kami para pejuang kebenaran yang harus melawan berbagai kuasa duniawi di tempat mereka masing-masing. Secara spesifik kami berdoa untuk para aktivis lingkungan dan kebudayaan yang memperjuangkan keberlangsungan hutan dan tanah adat yang coba dirampas oleh pihak asing. Kiranya kekuatan yang datang dariMu memampukan mereka memenangkan pertarungan mereka. Kiranya kebenaran dan kebaikan yang berasal dari Allah berkuasa atas dunia. Amin.

Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, serta Persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita. Amin.


Cal. Pdt. Mikhael Sihotang, M.A.

(Staf di Kntor Ephorus HKBP)

Pustaka Digital