Renungan Harian HKBP | 16 Agustus 2024

Syalom..selamat pagi Bapak Ibu terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, suatu anugrah yang sangat besar bagi kami dapat bertemu kembali dengan bapak ibu sekalian di dalam program renungan pagi Marturia HKBP edisi Jumat 16 Agustus 2024. Saya berharap kita semua di dalam keadaan sehat dan di dalam keadaan sukacita yang dari Tuhan Yesus Kristus Tuhan kita. Sebelum saya membaca nats renungan untuk kita dipagi hari ini marilah sejenak kita melipat tangan kita kita berdoa!

Doa Pembuka: Bapa di dalam surga kami begitu bersyukur atas berkat dan perlindungan Tuhan yang masih bisa kami rasakan sampai saat ini. Ya Tuhan dipagi hari ini kami berkumpul disni didalam program renungan pagi marturia HKBP sebab kami rindu mendengarkan firman Tuhan, kami memohon Tuhan menguasai hati dan fikiran kami agar kami bisa memahami dan menerima firman-Mu di dalam kehidupan kami. Didalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap Syukur. Amin.

Bapak ibu yang terkasih didalam Tuhan Yesus Kristus yang menjadi renungan untuk kita dipagi hari ini terambil dari 

1 Tawarikh 29:15

“Sebab kami adalah orang asing di hadapan-Mu dan orang pendatang sama seperti semua nenek moyang kami; sebagai bayang-bayang hari-hari kami di atas bumi dan tidak ada harapan.”.

Bapak Ibu yang saya kasihi di dalam nama Tuhan Yesus Kristus menurut kita dari siapakah sumber dari segala yang kita miliki di bumi ini? Apakah kita pernah menyadari bahwa segala yang ada pada kita saat ini adalah bersumber dari Allah sang pemilik kehidupan kita? Atau kita merasa bahwa apa yang kita miliki saat ini adalah smeuanya akrena kekuatan dan kemampuan kita? Ada banyak sekali manusia di zaman ini yang kurang menaydari bahwa semua yang ada padanya saat ini hanyalah titipan Tuhan saja di dalam hidupnya sehingga tak jarang kita melihat banyak sekali orang yang sombong angkuh dan tidak mau memberi kepada sesamanya yang lemah bahkan tidak mau memberi persembahan kepada Tuhan bahkan tidak mengingat Tuhan sama sekali.

Bapak ibu yang dikasihi Tuhan didalam Nats kita saat ini Daud menanjatkan doa ucapan syukurnya atas penyertaan Tuhan di dalam kehidupannya, dia menyadari bahwa hanya karena pertolongan Tuhan sajalah yang memampukan dia untuk memerintah di Yerusalem pada waktu itu. Dia merasa apa yang diperbuat Tuhan kepadanya melebihi apa yang diinginkan dan didambakannya. Terutama ketika Daud berkeinginan untuk membangun bait suci sebagai ungkapan syukurnya atas penyertaan Tuhan bagi kehidupannya dan juga kehidupan bangsanya dimana finansial untuk pembangunan bait Suci itu melebihi dari yang Daud bayangkan dimana Tuhan telah membuka hati umat-Nya dan hati Daud untuk memberikan persembahan untuk pembangunan bait suci itu. Daud juga berdoa agar hati mereka yakni semua umat tetap selalu melekat kepada Tuhan yang empunya kehidupan mereka. Bapak ibu yang dikasihi Tuhan hanya yang mengenal kasih Tuhan saja yang mampu memberikan persembahan yang layak bagi Tuhan.

 Lebih dalam lagi Daud mengatakan dalam ayat 15 ini bahwa dia hanyalah orang asing orang pendatang. Kata ini bisa juga kita artikan sebagai pemumpang, Daud adalah penumpang di dunia kepunyaan Allah dan sebagai penumpang yang menumpang dia begitu menyadari akan siapa dirinya di hadapan Allah sekalipun sebenarnya Allah melayakkan dia sebagai seorang raja namun dengan kerendahan hatinya Daud tetap memuji dan hormat kepada sang pencipta-Nya yang memberikan tumpangan hidup baginya. Di sini kita bisa melihat bahwa posisi kita tidak jauh bedanya dengan Daud yang hanyalah seorang penumpang di dunia ini dimana Allah yang penuh kasih telah berbelas kasih memberikan tumpangan bagi kita untuk hidup di dunia ciptaan-Nya ini. Sebagai penumpang kita harus memiliki rasa syukur trimakasi kepada Allah yang telah menumpangkan kita dengan Cuma-Cuma di dunia ciptaan-Nya ini. Dari sini kita harus menyadari bahwa sebenarnya kita ini tidak ada apa-apanya dihadapan Allah. Sekalipun di dunia ini kita di anugrahi dengan bergam ragam berkat ada yang mungkin finansial yang bagus, memiliki keturunan yang banyak atau lain sebagainya tidak lain itu smeua hanya bersifat sementara saja karena dunia ini hanyalah tumpangan sementara bagi kita sementara dunia kita yang abadi dan kekal akan Tuhan berikan kepada kita ketika iman kita telah menghasilkan buah yang baik di dunia ini. Jika sudah demikian apa yang perlu kita sombongkan di dunia ini Bapak ibu sekalian? Apakah kita perlu sekali membeda-bedakan status sosial kita dengan orang lain? Apakah kita harus menutup diri dan tidak mau menolong sesama kita yang kesusahan (bersedekah) kepada orang lain? Jika kita memiliki harta di dunia ini jadikanlah harta itu menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Bukan berarti kita memberikan uang secara terus menerus kepada orang lain tapi setidaknya berikanlah persembahan yang baik kepada Tuhan melalui persembahan kita kepada gereja dan juga bantuan kita kepada orang yang benar benar membutuhkan. Jika Tuhan mau dengan seketika kita bisa kehilangan segalanya dan jika Tuhan berkehendak kita bisa memiliki sesuai dengan porsi yang Tuhan aturkan pada kita. Bapak ibu, sudahkah kita mengenal kasih Tuhan di dalam kehidupan kita? Sudahkah kita memberikan ucapan syukur kita kepada Tuhan kita melalui persembahan kita atau justru kita malah sering bersungut sungut ketika ada kegiatan di gereja yang membutuhkan dana? Selagi kita masih hidup berikanlah yang terbaik kepada Tuhan bukan karna banyaknya namun karena hati kita benar-benar merasakan penyertaan yang luar biasa dari Tuhan dan kita benar-benar mensyukuri perbuatan Tuhan yang ajaib itu di dalam kehidupan kita. Jangan seperti kisah si lazarus yang miskin yang meminta sisa makanan si kaya, si kaya malah mengatakan lebih baiklah sisa makanan itu siberikan kepada anjingnya daripada ke Lazarus yang miskin dengan keangkuhannya si kaya memberikan sisa makanannya kepada anjingnya dan Lazarus dibiarkan kelaparan hingga pada akhirnya ketika malaikat maut menjemput keduanya si kaya masuk neraka sementara Lazarus bersinar. Si kaya memohon agar kesempatan untuk memperbaiki perilakunya diberikan oleh Tuhan namun Tuhan katakan waktunya sudah habis. Hanya ketika diperantauan inilah kita bisa menghasilkan buah iman yang baik dan itu akan menentukan dunia kekal kita apakah kita penghuni surga atau neraka oleh karena itu selagi ada kesempatan jangan sia-siakan hidupmu. Selamat menikmati berkat Tuhan didalam kehidupan kita. Amin.

Doa Penutup: Bapa di dalam surgakami mengucap syukur atas segala perbuatan Tuhan dan penyertaan Tuhan di dalam kehidupan kami sehingga kami masih boleh berada hingga pada saat ini di dunia yang Tuhan ciptakan bagi kami. Kami juga bersyukur atas firman Tuhan yang telah kami dengarkan kiranya Tuhan menguatkan kami agar kami boleh menerima dan melakukan firman-Mu di dalam kehidupan kami. Sering kali ya Tuhan kami melupakan Engkau, kami sering lupa bahwa segala yang kami miliki di dunia ini semuanya adalah dari Tuhan. Kami sering bersifat angkuh dan sombong dan kami tidak memberikan persembahan yang tulus dan murni kehadapan-Mu. Ajarilah kami Tuhan untuk selalu bersyukur kepada-Mu dalam keadaan apapun kami sebab kami yakin Tuhan akan selalu menjaga dan melindungi kami dalam keadaan apapun kami. Janganlah kiranya berkat yang ada pada kami membuat kami menjadi orang yang angkuh dan sombong sebaliknya janganlah kiranya kesusahan membuat kami menjadi mengutuki Engkau. Kami serahkan kehidupan kami sepenuhnya hanya kepada Tuhan saja. Ya Tuhan, kami juga berdoa untuk semua pendengar renungan pagi marturia ini, kiranya Engkau memberkati kami pribadi lepas pribadi. Limpahkanlah sukacita dan Kesehatan kepada kami semua dan berkatilah keluarga kami semua dimanapun kami berada. Kami sadari Tuhan kami adalah orang berdosa kiranya Engkau mengampuni kami dari segala dosa dan pelanggaran yang kami perbuat agar kami layak disebuat sebagai anak-Mu yang terkasih. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap Syukur. Amin.

Pdt. Derita Hutagaol, S.Th- Melayani di Biro Dana Pensiun HKBP

Pustaka Digital