Renungan Harian HKBP | 17 Februari 2023

Doa Pembuka: Allah bapa yang maha Kuasa. Terima kasih atas berkat dan kasih karunia yang dari pada-Mu, yang telah menyertai kehidupan kami hingga saat ini. Kami masih boleh hidup dan melakukan aktivitas kami hingga saat ini. Ya Tuhan, saat ini kami ingin mendengarkan firman-Mu melalui renungan kami di pagi hari ini. Untuk itu, sertailah kami dan ajarlah kami, agar kami boleh mengerti dan memahami firman-Mu, sesuai dengan yang Engkau kehendaki. Didalam nama Yesus Kristus. Amin.

Nas Renungan: 1 Timotius 4 : 10 ” Itulah sebabnya kita berjerih payah dan berjuang, karena kita menaruh pengharapan kita kepada Allah yang hidup, Juruselamat semua manusia, terutama mereka yang percaya.”

Bapak ibu saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus. Tentu kita pernah mendengar istilah “Banyak jalan menuju Roma”. Ungkapan seperti ini, biasanya terucapkan Ketika seseorang mengalami keputusasaan, dikarenakan tujuan dan hal yang ingin dia capai di dalam hidupnya, mengalami kegagalan, atau boleh kita katakan, dia diperhadapkan dengan jalan yang buntuh, sehingga ia merasa, bahwa langkahnya telah berhenti sampai disitu saja. 

Dan di dalam situasi seperti ini, biasanya akan ada seseorang yang mengatakan, bahwa “banyak jalan menuju Roma”, dalam arti, ia ingin mengatakan, bahwa masih banyak jalan dan cara yang dapat ia pakai, untuk meraih dan mencapai tujuan yang ia inginkan. Dengan catatan, ia harus berjuang dan pantang menyerah di dalam hidupnya, agar apapun yang ia inginkan dapat tercapai.

Bapak ibu saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus. Tentu bapak ibu dan saudara-saudari yang mendengar renungan ini, juga sedang berjuang dan berjerih payah didalam kehidupan kita masing-masing. Ada yang berjuang untuk keluarga, ada juga yang berjuang untuk karirnya ataupun pekerjaannya, ada yang sedang berjuang untuk menyelesaikan pendidikannya dan lain sebagainya. Dan tentunya, dari sekian banyak hal, yang kita perjuangkan dengan berjerih payah selama kita hidup, pasti ada yang sia-sia dan tentunya ada juga yang membuahkan hasil. Namun yang menjadi fokus perhatian kita saat ini, bagaimana jika segala perjuangan dan semua hal yang kita perjuangkan selama ini, yang awalnya kita anggap baik dan membuahkan hasil yang baik, tetapi kenyataannya adalah sia-sia!. 

Bapak ibu dan saudara-saudari yang terkasih. Jika kita melihat dari konteks nas yang menjadi renungan kita pagi ini. Kitab 1 Timotius 4 ini merupakan surat pastoral dari Paulus kepada Timotius, dimana Paulus bermaksud untuk memberitahukan kepada Timotius bahwa telah  terdapat banya ajaran-ajaran yang sesat di dalam kehidupan jemaat-jemaat timotius. Ajaran-ajaran sesat tersebut bersumber dari leluhur-lelehur orang Yahudi dan non Yahudi. Dampak dari ajaran-ajaran sesat tersebut adalah, munculnya berbagai keyakinan di dalam kehidupan jemaat, bahwa jika ingin meraih keselamatan di dalam hidupnya, ia harus mengikuti peraturan dan aturan yang telah ditetapkan oleh orang-orang Yahudi dan Non Yahudi sebelumnya. 

Seperti, adanya pantangan atau jenis makanan yang tidak boleh dimakan. Tidak boleh menikah. Harus hidup dengan aturan dan cara tradisi-tradisi mereka. Sehingga secara tidak langsung, mereka telah meninggalkan ajaran-ajaran gereja yang mengatakan bahwa jalan keselamatan hanya melalui Tuhan. Melihat situasi ini, Paulus tidak tinggal diam, dia mengirimkan surat pastoral kepada Timotius, dengan harapan, Timotius dapat memperkuat imannya dan mengarahkan seluruh jemaat-jemaat yang tersesat pada saat itu, dan kembali kepada ajaran gereja.

Bapak ibu saudara-saudari yang terkasih, situasi ini, sadar atau secara tidak sadar, sedang terjadi di dalam kehidupan kita sehari-hari. Ketika kita ingin mempertahankan kehidupan kita, dari sulitnya dan keras kehidupan perekonomian saat ini. Atau ketika kita ingin meningkatkan kualitas hidup kita, dengan perkembangan jaman yang semaki maju dan modern ini. Atau ketika kita ingin mencari kenyamanan di dalam kehidupan kita, kita secara sadar atau tidak sadar, telah  menggunakan cara yang salah. Mengapa dikatakan salah, mungkin di dalam mencapai itu semua, kita terfokus hanya kepada kemampuan kita, dan mengesampingkan penyertaan Tuhan. Mungkin secara tidak sadar, kita hanya memfokuskan keselamatan hidup kita, hanya kepada dunia ini. Hanya kepada kenyamanan, kenikmatan, dan fasilitas yang ada didunia ini. Sehingga kita lupa, bahwa kenyamanan, kualitas hidup, kenikmatan dan keselamatan yang sebenarnya hanya dari pada Tuhan.

Sehingga secara sadar atau tidak sadar, segala jerih payah kita dan kerja keras kita saat ini, ternyata hanya menghasilkan keselamatan yang sementara. Bukan keselamatan yang sudah jauh terlebih dahulu Tuhan persiapkan kepada kita. Oleh sebab itu, bapa ibu dan saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus, meskipun ungkapan “banyak jalan menuju Roma” adalah ungkapan yang dapat kita terima dan kita buktikan di dalam kehidupan kita sehari-hari. Tetapi percayalah, bahwa jalan menuju keselamatan yang dari pada Tuhan, hanya ada satu, yaitu melalui Kristus. 

Untuk itu, apapun dan bagaimanapun  usaha dan kerja keras kita saat ini, di dalam menjalani kehidupan kita sehari-hari, marilah kita menaruh pengharapan kita hanya kepada Tuhan. Dan yakinlah bapa ibu dan saudara-saudari yang terkasih di dalam Yesus Kristus, jika kita benar-benar percaya hanya kepada Tuhan. Rancangan Keselamatan Tuhan di dalam kehidupan kita, akan benar-benar terjadi dan dapat kita rasakan, sesuai dengan yang Tuhan persiapkan. Dan perlu kita garis bawahi, bahwa rancangan keselamatan untuk hidup kita, bukanlah rancangan dunia ini, atau rancangan pribadi kita masing-masing.

Seperti yang tertulis di dalam Yeremia 29 : 11 “Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan”.

Doa Penutup: Bapa terima kasih atas penyertaan-Mu di dalam hidup kami. Kami boleh mendengarkan firman-Mu pada hari ini, dengan penuh syukur dan bahagia. Biarlah firman-Mu yang telah kami dengar pada hari ini, dapat menuntun kami, untuk mejalani hari-hari kami sesuai dengan rancangan-Mu. Terima kasih, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin

Cln. Pdt. Febri Setiadi Hutapea, S.Th (Staf Biro Kategorial Ama-Lansia HKBP Kantor Pusat HKBP) 

Pustaka Digital