Renungan Harian HKBP | 18 November 2024

Doa Pembuka: Segala puji dan syukur kepadamu ya Tuhan pemelihara kehidupan kami. Hari ini Tuhan masih memberikan kesempatan bagi kami un tuk merasakan penyertaanmu melalui nafas kehidupan yang Engkau karuniakan di hari yang baru ini. kami mau mendengarkan firman-Mu, tuntun dan ajarlah kami untuk menerima dan melakukan firman-Mu di dalam hidup kami sehari-hari. Amin.

Firman Tuhan untuk kita pada hari ini, tertulis di 1 Yohanes 4:9

Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.


Bahkan bertanya kepada orang yang bukan Kristen, mereka tahu bahwa ajaran yang menggambarkan keseluruhan kepercayaan kita adalah “kasih”. Jikalau kita menghitung seberapa sering kita mendengar seruan untuk mengasihi dari kotbah-kotbah yang kita dengar, mungkin itu sama saja dengan menghitung berapa helai rambut yang kita punyai di kepala.

Kendati tidak terhitung berapa sering kita mendegar seruan untuk mengasihi, mengapa mengasihi itu masih menjadi hal yang sangat sulit untuk kita lakukan dalam hidup sehari-hari. Mengasihi orang yang ada di sekitar kitapun masih sulit untuk kita tunaikan, bagaimana pula kita bisa melakukan kasih bahkan kepada musuh yang jelas-jelas sudah kita benci dan tidak sukai.


sebagai seorang Kristen, kita perlu mengenal lebih dalam, memangnya apa sih alasan kita untuk mengasihi sesama, bahkan musuh kita? Nats yang kita baca hari ini, mengatakan bahwa kita mengasihi, karena sumber dari kasih itu adalah Allah. Memberikan kasih melalui perbuatan dan perkataan atau bentuk apapun itu, tidak seperti memberikan “harta” yang kita punya. Kita memberikan kasih karena kita sendiri telah mengenal Allah yang adalah kasih. Kasih yang kita lakukan bukan Kasih yang sudah kita berhasil kumpulkan, lalu kita berikan kepada orang lain. Kasih bukan seperti uang atau makanan kita yang akan berkurang ketika kita berikan kepada orang lain, sebaliknya ketika kita semakin mampu kita melakukan kasih kepada siapapun, dalam kondisi apapun, sejatinya kita semakin dipenuhi dengan kasih, karena di saat yang sama pengenalan kita kepada Allah yang adalah kasih semakin dalam juga.

Ketika kita menitikberatkan perbuatan kasih kita dengan pikiran kita sebagai manusia, inilah menjadi penyebab mengapa mengasihi menjadi tindakan yang sulit untuk kita lakukan di dalam kehidupan sehari-hari kita. sebagai manusia, kita hanya mau melakukan perbuatan sesuai dengan perhitungan matematis kita. kita hanya akan membalas yang baik dengan yang baik, sedangkan yang jahat dengan yang jahat atau setidaknya dengan apatisme.

Seberapa besar kita mengekspresikan kasih dalam hidup kita sehari-hari, sejalan dengan seberapa besarnya kita menyadari betapa besarnya kasih Allah yang kita terima di dalam hidup kita. Jadi kalau kita masih perhitungan, sulit melakukan kasih, sering kalah dengan ego kita ketika kita harus berkorban untuk mengasihi, alasan paling besarnya ya karna kita belum mengenal betapa kasih Tuhan itu besar dan cuma-cuma untuk kita. Tuhan mengasihi kita, bukan karena kita sudah berbuat baik, bukan karena kita sudah memberikan persembahan, bukan karena kita sudah membangun panti asuhan. Ia melakukan Kasih, karena Dia sendiri adalah Kasih.

Jangan merasa terlalu berdosa dan tidak layak untuk selalu mengasihi, di saat yang sama jangan melihat oranglain terlalu jahat dan bercela sehingga mereka tidak perlu kita kasihi. Penuh kasilhlah karena pengenalan kita akan Allah yang penuh kasih itu, dan pengenalan akan kasih yang sudah kita terima melalui pengorbanan Anak-Nya Yesus Kristus untuk menebus kita. Amin.


Doa Penutup: Terima kasih ya Tuhan untuk Kemurahan-Mu yang tiada berkesudahan di dalam kehidupan kami. Ajarlah kami untuk hidup penuh kasih, karena kami sudah terlebih dahulu menerima kasihmu yang tiada taradi dalam hidup kami melalui anakMu Tuhan YesusKristus. Amin.


C.Pdt. Tommy Eko Alexander Tamba- LPP II di Biro TIK HKBP

Pustaka Digital