Renungan Harian HKBP | 19 Mei 2024

EPISTEL

Kejadian 41 : 37 – 42

Nats ini, adalah cerita tentang Yusuf dan kisahnya di Mesir. Kita melihat bagaimana Allah memuliakan Yusuf melalui kesetiaannya, bahkan di tengah-tengah ujian yang luar biasa. Yusuf adalah seorang pemuda Ibrani yang mengalami berbagai ujian hidup, mulai dari pengkhianatan saudara-saudaranya hingga menjadi budak di Mesir. Namun, Allah tetap setia pada Yusuf. Yusuf diangkat menjadi penasehat tertinggi di kerajaan Mesir oleh Firaun sendiri.

 Apa yang menjadi kunci keberhasilan Yusuf?

Pertama, Yusuf adalah seorang pria yang penuh dengan Roh Allah. Ia hidup dalam ketaatan, kesetiaan kepada Tuhan dan memiliki ketekunan yang tak tergoyahkan, bahkan ketika segala sesuatu terasa gelap dan mustahil. Meskipun dia mengalami banyak penderitaan, mulai dari dijual sebagai budak hingga dipenjara secara salah, dia tidak kehilangan harapan. Dia tetap setia dalam melayani Tuhan dan melakukan yang terbaik dalam setiap posisi yang dia tempati.

Kesetiaan kepada Tuhan membuka jalan bagi Allah untuk bekerja dalam hidup kita, sama seperti yang Allah lakukan dalam hidup Yusuf. Begitu juga ketekunan Yusuf mengajarkan kita untuk tidak menyerah di tengah rintangan hidup. Maka marilah belajar dari ketaatan, kesetiaan dan ketekunan Yusuf dalam menghadapi setiap tantangan yang datang dalam hidupnya.

Kedua, Yusuf menunjukkan kecerdasan dan kebijaksanaan yang luar biasa. Ketika Firaun meminta nasihat tentang mimpi-mimpi yang bermakna, Yusuf tidak meletakkan kepercayaannya pada kekuatan atau kebijaksanaan manusiawi, tetapi dia langsung berpaling kepada Tuhan dan meminta petunjuk dari Tuhan. Dia percaya bahwa Tuhan akan memberikan jawaban yang tepat pada waktunya yang tepat. Kebijaksanaan Yusuf tersebut, bukanlah kebijaksanaan manusiawi semata, tetapi berasal dari hubungan yang erat dengan Tuhan. Kita juga diajak untuk mencari kebijaksanaan dari Tuhan dalam setiap langkah hidup kita.

Ketiga, Yusuf adalah seorang pria yang penuh dengan kasih dan ketulusan. Meskipun ia telah mengalami penderitaan yang besar, ia tidak pernah kehilangan belas kasihnya. Ketika saudara-saudaranya datang meminta bantuan di masa kelaparan, Yusuf memaafkan mereka dan memberikan perlindungan.

Saudara-saudara, pesan dari kisah Yusuf ini begitu relevan bagi kita hari ini. Kehidupan sering kali penuh dengan ujian dan tantangan, tetapi jika kita tetap setia kepada Allah, Dia akan memimpin kita melewati setiap musim dalam hidup ini.

Marilah kita menjadi seperti Yusuf, penuh dengan Roh Allah, bijaksana dalam tindakan, dan penuh kasih kepada sesama. Jadilah saksi atas kasih setia Allah dalam hidup kita, dan biarkan berkat-Nya menyertai kita dalam setiap langkah perjalanan kita. Amin.


EVANGELIUM

Bapak Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus, syalom dan Selamat hari Minggu.

Untuk mengawali Minggu ini, kita akan bersekutu dengan Tuhan melalui Firmannya. Namun sebelumnya, marilah kita berdoa!

Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, kiranya menyertai hati dan pikiran saudara/i, dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.

Firman Tuhan yang menjadi khotbah pada Minggu Peringatan Turunnya Roh Kudus hari ini, 19 Mei 2024hari ini, tertulis dalam: 

Kisah Para Rasul  2 : 1 – 13 

1)    Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 

2)    Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 

3)    dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 

4)    Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. 

5)    Waktu itu di Yerusalem diam orang-orang Yahudi yang saleh dari segala bangsa di bawah kolong langit. 

6)    Ketika turun bunyi itu, berkerumunlah orang banyak. Mereka bingung karena mereka masing-masing mendengar rasul-rasul itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri. 

7)    Mereka semua tercengang-cengang dan heran, lalu berkata: "Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? 

8)    Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal kita: 

9)    kita orang Partia, Media, Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea dan Kapadokia, Pontus dan Asia, 

10)Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah-daerah Libia yang berdekatan dengan Kirene, pendatang-pendatang dari Roma, 

11)baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah." 

12)Mereka semuanya tercengang-cengang dan sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: "Apakah artinya ini?" 

13)Tetapi orang lain menyindir: "Mereka sedang mabuk oleh anggur manis"

Bapak/Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,

Hari ini kita memperingati hari Pentakosta. Di gereja kita disebut sebagai hari turunnya Roh Kudus.

Saudara/i, hari Pentakosta bagi orang Yahudi, itu biasa mereka pakai untuk merayakan panen bungaran dan panen gandum (Ini dapat kit abaca di Kel. 23).  Ini juga biasa disebut sebagai hari raya 7 minggu. Dan biasanya, sesudah 7 Minggu, bangsa Yahudi akan menyerahkan persembahan hasil panen. Maka hari Pentakosta dalam Agama Yahudi itu, juga disebut sebagai hari raya ucapan syukur hasil panen. Mengingat hari Pentakosta adalah hari besar bagi agama Yahudi, hari syukuran atas hasil panen, maka sangat wajar kalau pada waktu itu Yerusalem dikunjungi oleh banyak orang.

Nah, disaat sedang banyak orang berkumpul, diperayaan Pentakosta, tadi dikatakan, bahwa disatu rumah yang pintunya terkunci, tiba-tiba sesuatu yang dahsyat terjadi. Itu yang boisa kita lihat di ay.2-3, dikatakan   “Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Artinya, ditengah perayaan Pentakosta itu, disaat orang banyak sedang berkumpul, turunlah Roh Kudus atas mereka semua. Itulah yang dikemudian hari, kita menyebut bahwa hari pentakosta itu adalah hari turunnya Roh Kudus. Karena pencurahan Roh Kudus itu, bertepatan hari Pentakosta, hari syukuran panen bagi agama Yahudi.

Melalui nats ini ada beberapa hal penting yang boleh kita lihat dalam peristiwa Pentakosta atau hari Pencurahan Roh Kudus.

Yang pertama, ay.2-3 tadi dikatakan “tiba-tiba ada seperti tiupan angin”. Saudara/i… Angin, adalah symbol tentang gerakan yang dinamis. Seperti itulah, Roh Kudus bekerja di dalam kita untuk menggerakkan, memberi kehidupan, memberi kekuatan dan semangat.

Kalau kita ingat tentang bagaimana Tuhan mencipta manusia, kita diciptakan dan dibentuk dari debu tanah. Tetapi sesudah dibentuk, kita hanya sebagai patung tanah. Namun setelah Tuhan menghembuskan Roh kehidupan ke lobang hidungnya, maka manusia itu menjadi hidup.Artinya, tanpa Roh, manusia hanya debu tanah, rawan, ringkih, dan hina. Tetapi oleh Roh Tuhan, maka manusia yang tadinya ringkih, lemah dan mudah pecah itu, menjadi manusia yang penuh dengan vitalitas, bersemangat dan bergairah.

Untuk apa?. Untuk mampu berfungsi sebagai manusia, mampu bersaksi dan menghasilkan buah-buah Roh seperti yang diterangkan Paulus di Galatia 5, 22. Dan kalau kita baca lanjutan perikope khotbah ini, di ay. 17 dikatakan, setelah Roh Kudus dicurahkan maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan, dan orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi.Itu artinya, bahwa semua kita, mulai anak-anak sampai yang Lanjut Usia, ikut ambil bagian dalam tugas pekabaran Injil tersebut.

Yang kedua, dikatakankepada mereka tampaklah lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran”. Saudara/I, api adalah symbol kekuatan, symbol kuasa. Roh Kudus itu adalah kuasa.  Dan satu hal yang menarik, dikatakan bahwa lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran itu, hinggap kepada mereka masing-masing”. Jadi yang dicurahkan itu bukan api besar, tetapi api kecil-kecil kepada masing-masing orang. Artinya, pencurahan Roh Kudus itu sangat personal, tidak kolektive, tetapi dicurahkan kepada setiap orang percaya. Jadi amat sangat personal, masing-masing dapat. Ini hendak menunjukkan bahwa Roh Kudus itu, menyangkut pribadi seseorang, bukan kelompok, bukan hanya gereja tertentu, tetapi kepada masing-masing pribadi.

Yang ketiga, di ay.5-6 dikatakan ketika bunyi itu terdengar, bukan hanya para Rasul yang mendengarnya, tetapi banyak orang dari seluruh bangsa-bangsa. Saudara/i… Ini hendak menegaskan bahwa Roh Kudus memang ditujukan untuk semua orang, sehingga semuanya dimampukan untuk bergerak untuk memberitakan Injil kepada semua orang sampai ke ujung dunia. Inilah yang dialami oleh para murid Yesus. Setelah tercurahnya Roh Kudus, maka murid diberi kuasa untuk bersaksi di Yeruslem, Yudea, sampai ke ujung bumi. Oleh Roh Kudus, murid mampu keluar dari penjara kewilayahan mereka, dari keYahudiannya bahkan keluar dari penjara keagamaan menerobos keluar sampai ke ujung bumi. Jadi Roh Kudus adalah Allah yang bekerja di dalam kita untuk membebaskan manusia dari penjara-penjara primordialnya. Roh Kudus membuka cakrawala, memampukan kita memperlakukan siapa saja sebagai sesama dalam keberdaan mereka. Kuasa Roh Kudus merobohkan tembok yang membatasi pengertian dan pandangan kita akan kehidupan ini. Maka teruslah mohon agar Roh Kudus hadir dalam kehidupanmu, sehingga kita akan mampu menghormati kehidupan ini.

Yang keempat, kita melihat apa dampak curahan Roh Kudus tersebut ?. Di ay. 4,6-11 dijelaskan, ketika orang mengalami pencurahan Roh Kudus (kepenuhan Roh Kudus), mereka berbicara dalam bahasa yang lain. Bahasa apa itu ? di ay. 9-11 orang yang berkumpul itu berasal dari 15 kota, jadi minimal ada 15 bahasa. Ketika Roh Kudus tercurah kepada mereka, maka orang berbicara dalam bahasanya sendiri dan yang mendengar mengerti dalam bahasanya sendiri juga. Jadi bahasa yang lain yang dimaksud adalah bahasa yang sangat dimengerti setiap pendengar. Jadi fungsi Roh Kudus adalah membuat apa yang tidak dimengerti menjadi dimengerti oleh semua orang. Hanya melalui Roh Kudus, kita dimampukan untuk saling menghormati dan saling menerima keberadaan sesama kita apa adanya.Itu dampak yang pertama.

Dampak yang kedua, Roh Kudus membuat orang memahami Firman itu. Kalau kita baca Kis 2:41 disana dikatakan, ketika Petrus selesai berkhotbah, maka ada 3000 orang langsung percaya dan menyatakan diri untuk dibaptis.  Inti khotbah Petrus adalah tentang Yesus yang disalibkan, mati tetapi kemudian bangkit bahkan telah naik ke sorga dilantik menjadi penguasa dan raja atas dunia dan surga. Hanya itu isi khotbahnya, sangat pendek, simpel dan penyajiannya sangat sederhana. Tatapi lihatlah, hasilna luar biasa, semua itu terjadi karena karya Roh Kudus.

Saudara yang dikasihi Tuhan Yesus... itulah salah satu fungsi kedatangan Roh Kudus. Dengan kehadiran Roh Kudus maka terjadi gerakan yang luar biasa, terjadi perubahan hati, perubahan sikap dan perubahan tingkah laku. Kehadiran Roh Kudus, mendatangkan pertobatan massal. Semua yang mendengar khotbah Petrus, hatinya tergugah, dan menyesali dosanya masing masing.Namun kita lihat, apa reaksi akibat turunnya Roh Kudus ? Ay. 12-13, ada yang tercegang-cegang, termangu-mangu tetapi ada yang menolak dan menyindir (masih pagi sudah mabuk). Pekerjaan dari Roh Kudus bisa ada 2 reaksi, menerima atau menolak.

Saudara/i… Bagaimana ini kita bawa dalam kehidupan kita ?

Pertama-tama, saya mau meluruskan pengertian tentang glossolalia, berbahasa lidah yang biasa diterjemahkan dengan berbahasa roh dengan berbahasa lain. Berbahasa lain, berarti membuat semua orang mengerti. Tetapi berbahasa Roh/lidah-glosolalia ini orang tidak akan mengerti (ini sangat gambling dijelaskan di 1 Kor 14). Jadi bahasa Lidah itu, bukan bahasa yang membuat orang paham. Paulus mengatakan barang siapa mau berbahasa Roh/lidah, harus didampingi oleh orang yang bisa menafsirkannya agar bisa dimengerti. Roh Kudus memampukan kita untuk memahami. Maka sangat kita perlukan Roh Kudus, supaya apa yang kita katakan, mudah dipahami oleh orang lain. Roh Kudus bukan hanya perlu di gereja, tetapi dimanapun, karena kuasa roh kudus itu yang membuat orang memahami apa yang kita sampaikan.

Yang kedua, bagaimana pun, sampai sekarang tentang Roh Kudus yang sudah dicurahkan, akan ada yang menerima dan ada yang menolak. Tanggungjawab kita yang sudah menerima Roh kudus, adalah menceritakan kebenaran dan mengerjakan kebenaran. Soal mereka mau terima atau tidak, itu bukan wilayah kita, karena akan selalu ada 2 reaksi, menerima atau menolak. Yang penting kita mengerjakan tanggungjawab sebagai orang percaya.

Yang ketiga, kalau kita perhatikan tadi, sebelum Roh Kudus dicurahkan, Petrus bersembunyi, Rasul-rasul bersembunyi diruangan tertutup karena mereka takut. Tetapi ketika pencurahan Roh Kudus, Petrus dengan berani maju di depan banyak orang, di depan mahkamah Agama, dia berbicara lantang tentang Yesus, tanpa sedikitpun takut. Ini hendak menegaskan bahwa Roh Kudus memberi kekuatan, kuasa yang dinamis menggerakkan. Roh Kudus mampu membuat orang seperti Petrus, mengalami perubahan yang luar biasa. Roh Kudus, mengubah sesuatu yang tidak mungkin.

Maka saudara/i… Maka mari kita sambut Roh Kudus yang memampukan kita untuk menerima dan memperlakukan siapa saja sebagai sesama dalam keberadaan mereka. Dan biarlah Roh Kudus yang menguatkan kita menjadi pelaku Firman bukan hanya pendengar.Mari perlihatkanlah gerakan-gerakan dinamis saudara dengan kuasa Roh Kudus untuk mengerjakan setiap panggilan Bapa/Ibu, ntah itu di Gereja, ditengah Keluarga maupun di dalam pelayanan masyarakat. Selamat hari Pentakosta, hari lahirnya Gereja, Roh Kudus sudah dicurahkan, kepada kita masing-masing. Amin.

Doa Penutup: Kita berdoa! Ya Allah Bapa, yang Maha Pengasih dan Penyayang, kami mengucap syukur kepada-Mu atas kesempatan ini untuk mendengar firman-Mu melalui khotbah tentang Turunnya Roh Kudus. Kami bersyukur atas karunia Roh Kudus yang Engkau anugerahkan kepada kami, untuk menjadi penuntun dan penghibur dalam kehidupan kami sehari-hari. Biarlah Roh KudusMu senantiasa memenuhi hati dan pikiran kami untuk membimbing kami agar selalu berjalan dalam terang firmanMu, menghindari segala kejahatan, dan senantiasa berbuat baik kepada sesama. Melalui Roh KudusMu, berikanlah kami keberanian untuk menjadi saksi-Mu di dunia ini, mengabarkan kasih dan keselamatan yang telah Engkau berikan melalui pengorbanan-AnakMu Yesus Kristus.

Kami memohon agar setiap perkataan dan ajaran yang telah kami dengar hari ini dapat berakar kuat dalam hati kami. Dan biarlah firmanMu bertumbuh dan berbuah dalam hidup kami, sehingga kami dapat menjadi alatMu yang setia dalam menyebarkan kebenaran dan kasihMu kepada semua orang. Kami berdoa agar Engkau memberkati semua jemaatMu, ditengah sukacita atapun pergumulan mereka saat ini. Kuatkan kami semua untuk menjalani kehidupan yang berkenan di hadapanMu dan selalu memuliakan namaMu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

Pdt. Rostetty Lumbantobing, S.Th- Kabiro Ibadah Musik HKBP

Pustaka Digital