Renungan Harian HKBP | 21 Juni 2024

Salam sejahtera buat kita semua, bahagia sekali bisa menjumpai anda kembali lewat renungan harian Marturia HKBP hari ini Jumat 21 Juni 2024. Kiranya Tuhan senantiasa melimpahi berkatNya bagi kita semua, dalam kondisi bagaimanapun kita hari ini. Percayalah, Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita jika kita selalu membuka hati untuk menjadi tempat persemayaman Roh KudusNya. Bersama firmanNya hari ini, pastikan kekuatan menjadi milik kita dalam menghadapi tantangan hidup di setiap perjalanan kita. Mari kita siapkan hati kita untuk menerima firmanNya dengan saat teduh sejenak.

 

Doa Pembuka: Ya Tuhan Allah Bapa kami yang Mahakuasa, kami bersujud di hadapanMu untuk memohon ampun atas segala dosa-dosa kami, agar kami semakin layak menjadi anak-anakMu. Kami sangat memerlukan pertolonganMu dalam hidup kami setiap waktu, karena tanpa tuntunanMu kami tidak mampu melakukan kehendakMu. Berfirmanlah Engkau ya Allah, karena firmanMulah pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami, supaya dapat menaklukan segala godaan dunia yang ingin menjauhkan kami dari jalanMu. Di dalam Nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa kepadaMu. Amin.

 

Renungan kita hari ini tertulis dalam Yeremia 14 : 21. Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena NamaMu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaanMu! Ingatlah perjanjianMu dengan kami, janganlah membatalkannya!

 

Bapak, Ibu, Saudara, Saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Menyesali dan menyadari kesalahan adalah sikap yang sangat mulia jika dibarengi dengan perubahan ke arah yang lebih baik. Itu menjadi jaminan untuk beroleh hasil yang lebih baik di kemudian hari. Misalnya dalam cara kerja, sikap dan cara pandang terhadap sesuatu atupun segala hal. Yang pasti jika kita terjerat melakukan sesuatu kesalahan sudah barang tentu hasilnya akan merugikan kita sendiri. Dari jaman nenek moyang kita dulu, hukum seperti itu lajim terjadi dalam peradaban manusia, seperti kisah yang terjadi terhadap umat Tuhan yaitu Yehuda dalam renungan kita hari ini. Diamana, oleh karena pelanggaran dan kesalahan yang diperbuat oleh umat Tuhan itu, murka Allah pun tidak terbendung diturunkan atas umatNya. Bencana kekeringan yang luar biasa akan terjadi yang mengakibatkan kelaparan, perang dan penyakit sampar ketika itu. Murka Allah bangkit akibat umat Tuhan, Yehuda berbalik meninggalkan Allah pergi mengembara, dan percaya kepada nubuatan nabi palsu yang mengatas namakan Allah, bahwa Tuhan tidak akan pernah menurunkan perang dan kelaparan namun akan menurunkan damai sejahtera bagi mereka.Dalam kondisi seperti itulah Yeremia berbicara kepada Allah untuk memohon pengampunan agar kiranya Allah berkenan mengampuni umatNya, menghentikan penderitaan dan kebinasaan atas umatNya.

 

Bapak, Ibu, Saudara, Saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Allah selalu mengasihi umat yang dikasihiNya seperti Israel dan Yehuda. Itulah dasarnya Allah sering mengajar umatNya dengan murka jika mereka tidak setia kepadaNya agar mereka bertobat. Sebenarnya Allah tidak pernah lupa atas janji keselamatan yang telah disampaikan dan Dia tidak akan membatalkannya. "Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda (Yeremia 33 : 14).

Hal itu berlaku juga bagi kita umat yang telah dipilihNya saat ini. Untuk memperoleh janji keselamatanNya, Allah selalu menginginkan pertobatan agar kita selalu melakukan perintah dan kehendakNya dan menaklukkan dosa, sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita (Roma 6 : 23). Allah senantiasa mengangkat kita demi NamaNya seperti permohonan Yeremia kepada Allah bagi umatNya: Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena NamaMu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaanMu! Ingatlah perjanjianMu dengan kami, janganlah membatalkannya! Janji Allah juga telah digenapi bagi kita ketika Yesus telah menyelesaikan dosa-dosa kita di kayu salib, itulah jalan keselamatan kita. Maka tidak ada lagi dalih untuk kita berpaling dariNya, kita harus setia kepadaNya. Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia (1 Korintus 15 : 58). Amin.


St. Menerwatsen Panggabean-Pegawai Biro Ibadah Musik HKBP

Pustaka Digital