Renungan Harian HKBP | 22 Februari 2025

Bapak, ibu, dan saudara-saudara yang terkasih, mari kita membekali diri kita terlebih dahulu pagi ini dengan Firman Tuhan. Mari kita berdoa!

Doa Pembuka: Tuhan Yesus, Kekuatan kami, terima kasih atas kehidupan yang kembali kami bisa nikmati hari ini. Kami ingin membekali diri kami hari ini dengan firman-Mu agar kami mampu menjalani hari ini dengan iman yang kenyang. Dalam nama-Mu, kami berdoa. Amin.

Bapak, ibu, dan saudara-saudara yang terkasih, renungan bagi kita pada hari ini tertulis dalam

Yeremia 1: 17

Tetapi engkau ini, baiklah engkau bersiap, bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka, supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!

Bapak, ibu, dan saudara-saudara yang dikasih Tuhan,

 Yeremia adalah seorang muda yang dipanggil Tuhan untuk memberitakan penghukuman atas bangsa Israel. Berbeda dengan Musa yang takut dan kuatir ketika membawa kabar dan perintah Tuhan ke Mesir sehingga harus ditemani Harun sebagai juru bicara, Yeremia membawa kabar pembuangan kepada bangsa Israel seorang diri. Sebagai manusia biasa, Yeremia pasti akan takut kepada amarah masyarakat ketika Yeremia mengabarkan hal buruk. Namun, karena Yeremia lebih takut kepada murka Tuhan ketika ia didapati tidak setia, Ia melakukan tugasnya dengan sungguh-sungguh. Dan Yeremia mempercayakan dirinya kepada Tuhan yang memberinya tugas tersebut.

 Tidak sedikit dari kita yang taat pada aturan karena takut akan hukumannya dan bukan karena demi menjaga ketertiban dan menghindari singgungan hak orang lain. Kita memakai helm dan membawa surat-surat lengkap dengan pemikiran takut kena tilang. Kita datang tepat waktu karena takut kena potong gaji atau uang makan, ataupun takut dihukum di sekolah untuk para pelajar. Kita mengikuti apel pagi, pertemuan pagi, atau ibadah pagi agar tidak ditegur pimpinan kita. Kita mengerjakan tugas dengan baik agar tidak kena potongan gaji. Mengapa kita menjalankan aturan atas dasar takut? 

 Perintah atasan, guru, kepala sekolah, dosen, rektor, para pemimpin jemaat, dan bahkan orangtua, bukan dikerjakan agar kita tidak dihukum, melainkan dikerjakan untuk kebaikan kita. Apel pagi atau pertemuan pagi dibuat sebagai sarana penyampaian informasi dan delegasi tugas. Ibadah Pagi membantu kita menemukan persekutuan bersama untuk memuji Tuhan dan membekali kita dengan Firman-Nya. Keterlambatan mengganggu kinerja kerja, apalagi bagi mereka yang harus bekerja di dalam tim atau sistem kinerja yang bersinergi ketika satu orang tidak produktif akan mengganggu pekerjaan selanjutnya. Dan banyak perintah serta aturan lainnya yang sebenarnya tanpa kita sadari, dibuat untuk menolong kita dan melindungi hak kita.

 Yeremia pun mengetahui bahwa tugas yang dia emban menyangkut keberlangsungan hidup bangsa Israel, sesuatu yang besar. Dan Ia percaya bahwa Tuhan membantunya bersiap untuk melakukan tugas tersebut. Bahkan Tuhan pun mengetahui bahwa sebagai manusia biasa, Yeremia pasti akan gentar, sehingga Tuhan sendiri berpesan padanya untuk tidak gentar. Tuhan mengetahui apa yang harus Ia persiapkan agar Yeremia mampu menjalankan tugasnya. Begitu juga dengan perintah dan aturan yang Tuhan buat untuk kita. Semua itu demi kebaikan kita. Dan saat kita melihat ada yang salah dan bertentangan dengan aturan, kita tidak perlu gentar untuk mengatakannya.

 Sama seperti Yeremia, kita memiliki tugas untuk menyatakan kebenaran Firman Tuhan di mana pun kita berada dalam kata, laku, dan karya. Yeremia bersiap menjalankan perintah Tuhan sesuai aturan yang Tuhan berikan. Perintah Tuhan kepada kita adalah mengasihi-Nya sepenuh hati dan mengasihi sesama. Aturannya sudah jelas, yaitu 10 Titah Tuhan. Saat ada orang yang mengasihi dengan cara yang melanggar aturan Tuhan, kita dipanggil untuk menyatakan kebenaran Firman Tuhan dan membantu orang tersebut kembali menjalankan tugas sesuai aturan. Dengan semangat yang sama, mari kita jalankan tugas dan tanggung jawab kita sesuai aturan di mana kita berada, seperti Yeremia yang melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai aturan yang Tuhan tentukan. Kiranya Tuhan Yesus menguatkan kita melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang kita terima, di rumah, di sekolah, di tempat kita bekerja, di tengah masyarakat, persekutuan gereja, dan bahkan di hadapan Tuhan, sesuai aturan yang diberlakukan kepada kita. Dan seperti Yeremia, percayalah Tuhan sudah menyiapkan dan memperlengkapi kita untuk menyelesaikan setiap tugas dan tanggung jawab kita. Amin.

Doa Penutup: Bapa di dalam Sorga, terima kasih karena Engkau hadir melalui setiap aturan yang Engkau firmankan di dalam perenungan hari ini. Engkau memperlengkapi kami menjalankan setiap tugas dan tanggung jawab kami. Engkau menghadirkan aturan agar kami mampu menjalankan setiap tugas dan tanggung jawab kami tanpa menyinggung hak dan kepentingan sesama kami. Ajar kami mengenal aturan bahwa aturan ada demi kebaikan kami. Persiapkan dan perlengkapi diri kami agar kami dapat menyelesaikan tugas dan tanggung jawab yang Tuhan berikan kepada kami, di rumah, di sekolah, di tempat kami bekerja, di tengah masyarakat, persekutuan gereja, dan bahkan di hadapan Tuhan, sesuai aturan yang diberlakukan kepada kami. Biarlah kami, Engkau pakai menjadi alat- Mu. Demi Kristus kami berdoa.

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kita sekalian. Amin. 

C.Pdt. Maranata Nainggolan, S.Si (Teol)- LPP II di Biro Rena HKBP

Pustaka Digital