Renungan Harian HKBP | 22 Mei 2024

Bapak, ibu, dan saudara-saudara yang terkasih, mari kita membekali diri kita terlebih dahulu pagi ini dengan Firman Tuhan. Mari kita berdoa!

Doa Pembuka:Tuhan Yesus Pelindung kami. Kami bersyukuratas berkat hari baru yang Engkau berikan untuk kami. Bekali kami dengan Firman-Mu yang kami nantikan setiap harinya, agar kami mampu menjalani hari baru ini dengan baik. Ajarlah kami mengerti dan menghidupi firman-Mu dalam kehidupan kami. Demi Kristus, kami berdoa. Amin.

Bapak, ibu, dan saudara-saudara yang terkasih, renungan bagi kita pada hari ini tertulis dalam Matius 19: 30 beginilah firman Tuhan:

Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

demikianlah firman Tuhan.

          Sebuah buku berjudul Kerajaan yang Sungsang yang ditulis oleh Donald B. Kraybill menceritakan bagaimana Kerajaan Allah berdasarkan pengajaran dan teladan Yesus Kristus. Donald Kraybill menjelaskan bahwa Kerajaan Allah adalah sebuah keadaan yang justru tidak sesuai dengan apa yang normal dan logisnya terjadi. Ia menjelaskan bahwa di dalam kerajaan tersebut, yang di atas akan diturunkan dan yang di bawah akan diangkat, yang mulia akan terhina dan yang hina akan dimuliakan, seperti yang tertulis di dalam ayat ini.

          Ini adalah bentuk sungsang atau jungkir balik dari Kerajaan yang diceritakan kisahnya oleh Yesus. Dalam konteks Yahudi, mereka yang didahulukan sudah pasti adalah orang yang berkedudukan tinggi, misalnya bangsawan dan para ulama. Sedangkan mereka yang terakhir adalah yang tersingkir, baik itu orang miskin, orang sakit, orang-orang dengan pekerjaan yang hina, perempuan dan anak-anak. Namun, Yesus mengenalkan Kerajaan Sorga yang terputar balik dari kenyataan saat itu, melalui pengajaran dan teladan-Nya. Mau mendengar dan memerhatikan mereka yang sakit, miskin, dan hina, menghargai keseteraan hak untuk perempuan, anak-anak, dan kelompok yang terabaikan, menentang para petinggi yang tidak baik. Semuanya merupakan suasana Kerajaan Sorga yang nantinya akan kita nikmati di hari akhir.

          Jika kita membaca keseluruhan perikop, kita bisa melihat bagaimana seorang kaya menanyakan bagaimana manusia memperoleh kehidupan kekal yang dijanjikan selama ini dalam pengajaran yang telah ia terima. Ia mengakui bahwa dirinya telah melakukan setiap Perintah Tuhan, yaitu 10 Hukum Taurat. Lalu Yesus menantang orang kaya tersebut untuk memiskinkan dirinya demi orang-orang miskin. Secara logika manusia, ia akan merasa sangat berat apabila harus meninggalkan setiap hasil jerih payahnya demi untuk orang miskin yang belum tentu ia kenal. Kita saja terkadang berat menolong orang yang masih terikat hubungan saudara dengan kita, apalagi ketika kita diminta memberikan hasil keringat kita untuk orang asing.

          Yesus menantang orang kaya ini, dan juga kita, untuk melakukan apa yang di luar logika manusia, tetapi baik untuk kita dan sesuai dengan ajaran-Nya. Mengalah dan menjadi yang terakhir bukan berarti kita menjadi kalah dan tersingkir. Allah pasti melihat ketulusan dari perbuatan baik kita, meski dunia tidak melihat bahkan menolak kita dan apa yang kita lakukan. Tertolaknya kita oleh dunia, bukan berarti tanda bahwa kita pun tertolak Tuhan. Justru dari ayat hari ini, janji Tuhan adalah menempatkan kita yang mengalah, terakhir, dan tersingkir menjadi pemenang, pertama, dan utama. Inilah sungsangnya Kerajaan Allah yang Yesus ajarkan.

Kita pun harus menjadi sungsang dari kehendak dan logika dunia yang tidak membawa kita ke manapun. Dengan meneladani setiap perintah dan tindakan Yesus yang sungsang dan tidak sesuai dengan logika dunia, kita menjadi sesuai, sejalan, dan layak disebut penghuni Kerajaan Allah, anak-anak Allah, para sahabat Kristus, dan warga Kerajaan Sorga. Kesesuaian identitas kita sebagai pengikut Kristus adalah tanda bahwa kita ada di dalam Kerajaan-Nya. Bahkan dengan menghadirkan kesungsangan Kerajaan Allah melalui tindakan kita yang meneladani Kristus, “Datanglah Kerajaan-Mu” bukan hanya sekadar doa yang kita sebutkan, melainkan juga kita aminkan dan laksanakan dalam kehidupan kita.

Jangan takut jika kita nantinya harus terhina, tersingkir, dan menjadi yang terakhir versi logika dunia saat kita melakukan apa yang benar di mata Allah. Memang sudah menjadi tugas kita untuk menjadi sungsang dengan dunia. Karena setiap pengikut Kristus pastinya lebih menginginkan menjadi yang pertama bersama-Nya daripada menjadi yang pertama di mata dunia tetapi terakhir di mata-Nya. Selamat menjadi sungsang dari kebenaran dunia. Kiranya Tuhan menguatkan kita menghadirkan Kerajaan-Nya yang sungsang dengan logika dunia di bumi seperti di Sorga. Amin.

Doa Penutup: Bapa di dalam Sorga,kami belajar bahwa kehendak-Mu, teladanMu, dan Kerajaan Sorga yang Engkau beritakan merupakan sebuah Kerajaan yang sungsang, terbalik dari logika pikir dunia ini. Kami mungkin masih berpikir bahwa kami harus menjadi yang pertama dan terutama versi dunia ini. Kami mengejar setiap mimpi kami menjadi yang pertama di dunia dengan cara apapun. Bahkan mungkin kami sempat melakukan hal yang buruk di mata-Mu demi mimpi kami itu. Kini kami belajar bahwa kami sebagai bagian dari Kerajaan-Mu harus menjadi sungsang, menjadi terbaik dari logika dunia ini. Seperti dalam doa yang Kauajarkan pada kami, ajar kami untuk benar-benar mendatangkan Kerajaan-Mu yang sungsang itu di bumi ini agar bumi ini menjadi sama seperti Sorga. Bantu dan kuatkan kami untuk menjadi sungsang seperti yang Engkau ajarkan dan lakukan. Pakailah kami menjadi alat-Mu untuk mendatangkan Kerajaan-Mu di bumi. Bentuklah kami untuk berani dan kuat dalam menantang logika dunia yang tidak sejalan dengan kehendak-Mu.

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kita sekalian. Amin. 

C.Pdt. Maranata Nianggolan, S.Si (Teol) - Calon Pelayan di Kantor Biro SMIRNA HKBP.

Pustaka Digital