Renungan Harian HKBP | 23 November 2024
Bapak, ibu, dan saudara-saudara yang terkasih, mari kitamembekali diri kita terlebih dahulu pagi ini dengan FirmanTuhan.
Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Tuhan Yesus Kehidupankami. Kami bersyukur atas berkat nafas kehidupan dan haribaru yang Engkau berikan untuk kami. Kami bersyukur bisa kembali mendengar firman-Mu. Bekali kami denganFirman-Mu yang kami nantikan setiap harinya, agar kami mampu menjalani hari baru ini dengan baik. Ajarlah kami mengerti dan menghidupi firman-Mu dalam kehidupankami. Demi Kristus, kami berdoa. Amin.
Bapak, ibu, dan saudara-saudara yang terkasih, renunganbagi kita pada hari ini tertulis dalam Kisah Para Rasul 26: 22 beginilah firman Tuhan:
Tetapi oleh pertolongan Allah aku dapat hidup sampaisekarang dan memberi kesaksian kepada orang-orang kecildan orang-orang besar. Dan apa yang kuberitakan itutidak lain dari pada yang sebelumnya telah diberitahukanoleh para nabi dan juga oleh Musa,
demikianlah firman Tuhan.
Bapak, ibu, dan saudara-saudara yang dikasih Tuhan,
Renungan hari ini adalah bagian dari kesaksian Paulus tentang pertobatannya di depan Raja Agripa. Ia pun memberi kesaksian bahwa ia masih hidup sampai saat ini berkat pertolongan Allah. Paulus seorang yang berpendidikan. Ia hidup, belajar, dan mungkin menjadi yang terbaik di antara orang-orang Yahudi berdasarkan pengetahuannya tentang agama dan pengajaran Yahudi.Namun, Ia meninggalkan itu semua demi memberitakan kebaikan Allah, mulai dari kebaikan Allah untuknya, sampai kepada kisah Yesus, Sang Penyelamat Dunia. Mulai dari memberitakan apa yang ia rasakan sampai kepada kisah-kisah dari kesaksian kasih para murid dan jemaat, ia dengan berani menceritakan siapa itu Yesus, bahkan di depan seorang raja. Pertanyaannya kepada kita saat ini, seberapa berani kita memberitakan tentang Yesus kepada semua orang? Mampukah kita seberani Paulus?
Mengapa Paulus bisa seberani itu memberi kesaksian tentang Yesus di depan seorang Raja? Karena apa yang ia ceritakan adalah nubuat dari para nabi. Benar bahwa para pemimpin Yahudi menginginkan mesias politik. Namun, Yesus hadir melebihi keinginan mereka. Yesus hadir menjadi mesias yang menjaga kehidupan Paulus, dan kita orang-orang percaya. Yesus sendiri hadir di hadapan Paulus untuk mengubah Saulus Sang Pembawa Petaka menjadi Paulus Sang Pembawa Kabar Baik. Paulus sendiri membawa warna baru di antara para murid sehinggabanyak tulisannya menjadi bagian dari kanon Perjanjian Baru. Dan pastinya, kita juga merasakan kasih Allah melalui banyak hal ajaib dalam hidup kita. Mengapa kitatidak berani memberi kesaksian atas apa yang kita rasakanseperti Paulus?
Benar... Kita tidak perlu menjadi seorang teolog atau filsuf seperti Paulus atau banyak teolog lain untuk memberitakan kebesaran kasih Allah dalam hidup kita. Allah hadir dalam banyak kebaikan di hidup kita, mulai dari nafas kehidupan, daya yang bisa digunakan, karya yang bisa dipersembahkan, semangat juang yang kita dapatkan, kesempatan yang dibukakan Tuhan, bahkan hal yang paling sederhana, kesehatan. Pernahkah kamubercerita kepada orang lain bahwa Engkau bersyukur kepada Tuhan karena dirimu masih bangun dengan sehat? Pernahkah kamu begitu bersukacita sampai-sampai kamu bercerita kepada tetanggamu, ketika tahu anak-anakmu sehat-sehat saja dan akan pulang dalam waktu dekat? Pernahkah kamu bersaksi tentang kebaikan Tuhan atas kesempatan kamu bisa diterima di tempat kerjamu yang baru? Pernahkah kamu bercerita kepada orang lain atas kebaikan Tuhan karena mendengar kabar bahwa orangtua yang kamu tinggalkan saat kamu merantau, ternyata sehat-sehat saja atau baru pulih dari sakitnya? Atau pernahkah kamu begitu senang sampai-sampai kamu berbagi cerita kepada teman-temanmu, saat adikmu diterima di kampus bagus di saat kamu tidak bisa hadir untuk mendukung adikmu? Rasa senang, sukacita, dan kebahagiaan yang mirip seperti inilah yang dirasakan juga oleh Paulus, yaitu bahwa ia masih selamat. Ini menjadi dasar semangatnya dalam memberitakan, menceritakan, dan memberitahu orang lain, tentang kebaikan Allah dalam hidupnya. Mari kita miliki cara pandang Paulus sehingga berbagai hal bisa menjadi semangat dan kesaksian kita atas kasih Allah dalam hidup kita. Paulus bukan saksi langsung atas kematian dan kebangkitan Kristus, tetapi dia punya semangat yang dikanonisasi lebih banyak dibanding para murid lainnya. Lalu, mengapa kita merasa kecil karena bersaksi tentang kehidupan sehari-hari? Kita tidak perlu menjadi teolog untuk menafsirkan bahwa Allah itu baik. Yesus yang mati dan bangkit untuk kita memang adasebagai tanda kebaikan Allah dan itu kabar baik yang luar biasa. Akan tetapi, kasih Yesus yang hadir melalui kebaikan yang kita terima dalam kehidupan sehari-hari juga sebuah kabar baik yang bisa kita bagikan kepada orang lain. Mari kita mulai menyaksikan kebaikan Tuhan dalam hidup kita. Siapa tahu melalui kesaksian yang kita anggap kecil dan remeh itu, bisa mengubah arah hidup orang lain dan mengenalkan mereka dengan kasih Kristus yang besar dan luar biasa melalui pengorbanan-Nya, dan kasih Kristus yang mungkin bagi kita, kecil, remeh, dan sederhana melalui rahmat-Nya yang menemani kita tiap harinya.Amin.
Doa Penutup: Bapa di dalam Sorga, terima kasih karena Engkau telah hadir dan memberkati kami, melalui pengorbanan-Mu di dalam Yesus Krsitus. Terima kasih telah hadir melalui setiap berkat-Mu setiap hari-Nya. Ajarlah kami untuk mengenal bahwa pengorbanan-Mu di kayu salib dan nafas kehidupan yang kami nikmati tiap pagi adalah kebaikan-Mu yang selalu kami saksikan. Bimbing kami untuk mampu bersyukur dan bersaksi atas kebaikan-Mu dalam hidup kami, mulai dari hal kecil sampai hal besar. Tanamkan kepada kami semangat, seperti semangat yang dimiliki Paulus. Pakailah kami untuk menjadi saksi-Mu di dunia ini, sehingga dunia semakin mengenal siapa Kristus dan seperti apa kebaikan-Nya.
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kita sekalian. Amin.
C.Pdt. Maranata Nainggolan- LPP II di Kantor Biro SMIRNA HKBP