Renungan Harian HKBP | 24 Februari 2023

Doa Pembuka: Mari kita berdoa! Allah Bapa di dalam Yesus Kristus, terima kasih untuk kasih karuniaMu yang melimpah dalam hidup kami. Pada hari ini kami bersukacita untuk nafas kehidupan yang masih Tuhan berikan. Engkau masih mengizinkan kami bangun pagi dan mempersiapkan diri kami untuk bekerja dan melayani Engkau pada hari ini. Sebelum kami memulai segala sesuatunya, tuntunlah kami melalui firman-Mu yang sebentar akan kami baca dan renungkan. Cerahkanlah hati dan pikiran kami sehingga iman kami semakin menyala di dalam Tuhan. Dan biarlah iman yang Engkau nyalakan mendorong kami dalam mempersaksikan kasih karunia dan rahmat-Mu yang selalu baru di setiap hari. Di dalam nama Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami yang hidup, kami sudah berdoa dan bersyukur. Amin.

 

Selamat pagi Bapak/Ibu, saudara/saudari terkasih di dalam Tuhan Yesus. Salam sejahtera dan salam sehat bagi kita semua. Firman Tuhan sebagai renungan pada hari ini sesuai dengan Almanak HKBP, diambil dari kitab Efesus 2:10 “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. Demikianlah firman Allah.

 

Bapak/Ibu, saudara/i terkasih di dalam Tuhan Yesus, rasanya tidak ada yang membantah, bahwa setiap hal yang diciptakan oleh manusia selalu punya tujuannya sendiri. Jikalau Elon Musk bergiat menciptakan mobil listrik, pastilah ia punya tujuan ketika mobil itu hendak diciptakan. Minimal, ia ingin menyiasati krisis energi minyak bumi yang mungkin saja terjadi di masa depan nanti. Begitu pula para tokoh-tokoh yang menciptakan brankas, mesin jahit, kereta api, pesawat terbang, dan sebagainya, semuanya punya tujuan saat hendak diciptakan. Kita semua sepakat akan hal ini.

 

Namun anehnya, bila hal itu ditujukan kepada hidup manusia, bahwa manusia diciptakan punya tujuan dari Sang Pencipta, kita manusia tidak sepakat. Buktinya, semakin banyak kaum ateis dan kaum apatis yang tidak menerima adanya Sang Pencipta yang menciptakan manusia dan yang menjadi sumber utama dari makna dan tujuan hidup manusia itu.

 

Sebenarnya tidak hanya kaum ateis atau pun kaum apatis. Banyak orang Kristen sendiri bisa saja tanpa sadar tidak mengakui bahwa Tuhan Allah memiliki tujuan dalam hidupnya. Mereka ingin menentukan tujuan hidupnya sendiri. Hidup bebas tanpa batas karena tidak ingin tujuan Allah yang biasanya menuntut kekudusan digenapi di dalam hidupnya. Jadi banyak orang Kristen mengakui ada Tuhan Allah sebagai pencipta manusia, tapi menolak bila tujuan hidupnya ditentukan oleh Allah. Jikalau kita melakukan hal ini, sebenarnya kita ingin menjadi allah bagi diri kita sendiri.

 

Firman Tuhan hari ini tegas mengatakan: kita ini buatan Allah! Maka seperti ilustrasi yang saya sampaikan di awal, ketika manusia diciptakan, Allah sebagai Pencipta punya tujuan atas manusia yang Ia ciptakan.

 

Lalu disebutkan bahwa kita diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Jadi Allah sudah mempersiapkan sebuah rencana besar atas manusia bahkan sebelum manusia itu diciptakan. Dan di dalam Yesus Kristus, orang percaya diberikan kasih karunia, sehingga mendapat hidup yang baru dan tujuan hidup yang baru. Allah mau supaya kita hidup di dalam Yesus Kristus. Dengan demikian, kebaikan Allah terpancar di antara manusia lainnya di tengah dunia.

 

Oleh karena itu saudara/i terkasih di dalam Tuhan Yesus, kita dapat merenungkan firman Tuhan hari ini: apakah anda dan saya sedang berjalan ke arah tujuan hidup yang jelas? Apakah anda dan saya sedang berjalan ke arah tujuan hidup yang Allah kehendaki dan rencanakan? Apakah kita yang mengaku percaya hanya mengejar jalan kita masing-masing? Mencari segudang pencapaian demi kemuliaan pribadi? Mengejar berbagai harta duniawi demi kehormatan pribadi? Bukan dorongan hati yang ingin berbagi karena sudah banyak diberkati?

 

Saudara/i, anda dan saya adalah buatan Allah yang diciptakan di dalam Yesus Kristus. Mari kita hidup di dalam Yesus Kristus agar tujuan Allah yang sudah dipersiapkan sebelumnya dapat tergenapi di dalam hidup kita. Dan pada akhirnya membawa sejahtera, kebaikan bersama, dan kemuliaan bagi Allah. Amin.

 

Doa Penutup: Kita berdoa! Allah Bapa yang Mahabaik di dalam nama Yesus Kristus, kami sungguh bersyukur untuk firman-Mu yang telah menyapa kami saat ini. Kami bersyukur karena firman-Mu adalah pelita bagi kaki kami dan terang bagi jalan kami. Tolonglah kami ya Tuhan, supaya kerinduan kami tetap, yakni hidup di dalam Yesus Kristus dan memancarkan segala kebaikan Tuhan Allah di dalam kehidupan kami pribadi. Berikan kami daya juang yang tinggi untuk terus mempersaksikan Yesus Kristus melalui pikiran, tutur kata, dan perbuatan kami, sehingga setiap orang mengenal kebaikan-Mu dan selalu rindu untuk hidup dekat dengan-Mu. Terimalah doa syukur dan permohonan kami ini, ya Allah, di dalam nama Yesus Kristus Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa. Amin.

Pdt. Ferdinand Ricardo Hutabarat, S.Si., S.Si (Teol.)- Pendeta Fungsional di Biro Personalia HKBP

Pustaka Digital