Renungan Harian HKBP | 24 Februari 2023 (1)

Shalom bapak/ibu, saudara/i yang terkasih, salam sehat bagi kita semua. Sebelum kita mendengarkan firman Tuhan saat ini marilah kita memberi waktu sejenak untuk saat teduh.

Doa Pembuka: Marilah kita berdoa!Kami sungguh bersyukur ya Bapa, karena mempunyai Allah seperti Engkau. Semua yang ada pada kami bersumber dariMu. Terima kasih untuk napas kehidupan yang Bapa berikan kepada kami, sehingga kami dapat melakukan segala pekerjaan kami di dunia ini. Sebelum kami memulai pekerjaan dan kehidupan kami dalam satu hari ini, kami mau bersekutu dengan Engkau, agar kami dikuatkan dan  diteguhkan dalam iman kami. Kami sampaikan doa kami ini hanya di dalam AnakMu, Tuhan Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin

Bapak/Ibu, saudarai/i yang seiman, Firman Tuhan yang kita dengar pada hari ini, tertulis dalam Mazmur 99 : 5, demikianlah bunyinya : “Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia!”

                                   “Sembahlah TUHAN Yang Kudus”

Bapak/ibu, saudara/i yang seiman, kalau kita lihat dari pengalaman hidup kita ya, jikalau kita memuji seseorang pasti karena kita telah banyak melihat bahkan menerima kebaikannya dalam hidup kita. Kalau kita katakan “seseorang itu memang orang baik”, ucapan itu pasti berdasarkan pengalaman bahwa kita memang melihat dia selalu menolong dan berbelas kasihan kepada orang lain. Demikian juga dengan teks ini yang menerangkan tentang pujian pemazmur kepada Allah yang dilandasi oleh pengenalannya akan Allah, sehingga mendorongnya untuk mengajak umat Israel dan kita untuk meninggikan nama-Nya dan sujud menyembah kepada-Nya. Kekuatan Allah yang sempurna membuat pemazmur menyerukan : “Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya!” Allah yang menciptakan langit dan bumi. Jadi tidak ada satupun yang melebihi kekuatan Allah, tidak ada yang mempunyai kuasa melebihi kuasa Allah. Sudah seharusnya kita membuat Tuhan jauh lebih tinggi di atas segalanya. Jadi sebenarnya tidak ada yang membuat kita harus kwatir dan takut di dunia ini, karena kita memiliki Allah yang berkuasa atas segalanya. Teks ini menerangkan dengan jelas bahwa Tuhan adalah Raja dari segala raja, satu-satunya Penguasa semesta alam, karena itu semua makhluk di bawah kolong langit gemetar terhadap-Nya.

Amang/inang, ajakan pemazmur ini juga mengatakan “sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya!”. Mengapa kita diharuskan menyembah kepada tumpuan kakiNya? karena tumpuan kaki Tuhan menggambarkan tentang keadaan manusia yang tidak sebanding dengan betapa agung dan mulia-Nya Tuhan, sehingga manusia harus sujud menyembah-Nya dalam kerendahan, kepada tumpuan kaki Tuhan, dan memang demikianlah seharusnya.

Hal yang lain yang sangat penting kita lihat  juga adalah, kita harus mengenal dan memahami siapa yang kita sembah. Allah yang kita sembah adalah Allah yang MahaKudus. Maka dalam teks inipun pemazmur juga menyerukan Allah sebagai Allah Yang Mahakudus. Sifat Allah yang kudus sebanyak tiga kali diungkapkan Pemazmur dalam pasal 99 ini yaitu : ayat 3, ayat 5, dan ayat 9. Kata "kudus" mengandung makna "terpisah" yang menggambarkan bahwa adanya jarak. Jadi, kekudusan TUHAN menunjuk pada adanya keterpisahan dan jarak antara TUHAN dengan manusia. Kekudusan TUHAN menyangkut keberadaan dan tindakan TUHAN. Jelaslah bahwa hal yang mendasar mengapa manusia meninggikan dan menyembah TUHAN adalah karena kekudusan TUHAN. Walaupun ada “jarak” antara manusia dan Allah karena kekudusanNya tetapi Allah juga menyatakan sangat mengasihi umat manusia. Kita bisa melihatnya terutama pada sifat Allah yang mengasihi umat-Nya, tetapi sekaligus membalas perbuatan umat-Nya (kita baca ayat 8). Karena kasihNya maka di dalam kekudusan-Nya, ada pengampunan atas dosa yang dilakukan manusia, tetapi demikian juga kebalikannya, dalam kekudusan-Nya, ada pula penghukuman terhadap orang yang melawan TUHAN dengan terus berbuat dosa. Allah bukan menginginkan kematian orang jahat tetapi pertobatannya. Ia yang berkenan menyucikan kita dari segala dosa, maka Ia memanggil kita untuk hidup dalam kekudusan dan bertindak sebagaimana teladan-Nya. Maka dari itu sebagai umat Allah yang Kudus, kita diharapkan menjadi umat yang memiliki kualitas yang berbeda dari orang lain. Sebagai umat Allah, kekudusan Allah itu harus menjadi landasan bagi sikap hidup kita. TUHAN mengharapkan jikalau kita memang menghormati dan mengagungkan kekudusan-Nya maka hal itu harus ditunjukkan melalui perkataan dan perbuatan dalam kehidupan kita sehari-hari. TUHAN menghendaki agar kita berjuang menjaga hidup kita, sehingga hidup kita berkenan kepada-Nya. Kita harus berani berkata "tidak" terhadap ajakan yang jahat, dan begitu juga kita harus kuat melakukan yang benar, yang berkenan kepada Tuhan, walaupun banyak tantangannya. Karena sesungguhnya, semua yang kita katakan dan yang kita lakukan akan kita pertanggungjawabkan kepada Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi dihadapan Tuhan. Jadi tetaplah berdoa dan berjaga-jaga agar TUHAN yang Kudus mendapati kita senantiasa berjuang untuk hidup dalam kekudusan di hadapan-Nya. Memelihara kekudusan adalah panggilan hidup yang seharusnya melekat di dalam diri kita orang yang percaya, yang memungkinkan Tuhan benar-benar dipermuliakan dalam setiap tindakan dalam hidup kita. 

Sekarang bagaimanakah dengan kita amang/inang? Apakah kita benar-benar merasakan dan menyadari kasih dan kuasa Allah dalam hidup kita? Sudahkah kita datang bersujud dan menyembah Dia, di bawah tumpuan kaki-Nya, karena Dia adalah Tuhan Yang Maha kudus?  Marilah kita bersujud, menyembah dan memuliakan TUHAN dengan setulus hati dan segenap jiwa kita. Dan jangan pernah menyerah untuk berjuang melakukan kehendak TUHAN dalam hidup kita. Amin

Doa Penutup: Mari kita berdoa!Terpujilah Engkau ya Allah, karena melalui firmanMu hari ini, Engkau kembali mengingatkan kami, agar kami tetap teguh di dalam iman kami untuk mempercayai kuasaMu. Berilah Roh KudusMu yang mengajari kami agar kami selalu sujud menyembah di tumpuan kakiMu. Kami mengakui bahwa Engkau lebih berkuasa atas segala kuasa yang ada di dunia ini. Ajari kami supaya kami tetap hidup dalam pengharapan, dan berharap hanya kepadaMu saja, sehingga kami mau berjuang untuk lebih baik lagi dari hari ini, mau berjuang untuk melakukan yang Engkau kehendaki dalam hidup kami. Terimalah doa permohonan kami ini, yang kami sampaikan melalui AnakMu Tuhan Yesus Kristus, Juruselamat kami yang hidup. Amin.

Kasih setia dari Tuhan Yesus Kristus, anugrah dari Allah Bapa, dan persekutuan Roh Kudus yang menyertai saudara sekalian. Amin.

Pdt. Susi E.N. Hutabarat, S.Th- Kabag Ibadah di Biro Ibadah Musik HKBP

Pustaka Digital