Renungan Harian HKBP | 25 Mei 2024

Syalom, bapak, ibu, saudara dan saudari di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kita kembali berjumpa dalam renungan harian Marturia HKBP. Sebelum mendengarkan firman Tuhan, marilah kita berdoa!

Doa Pembuka: Kami sungguh bersyukur ya Tuhan, matahari dan hujan yang Engkau berikan pada waktunya. Kami menikmatinya sebagai berkat Tuhan untuk kami dapat melanjutkan kehidupan yang Engkau sediakan. Dan hari ini ya Tuhan, kami juga ingin memulai dan menyertai segala pekerjaan kami dengan kekuatan FirmanMu yang akan kami dengarkan, berikanlah kami Roh KudusMu bagi kami, agar FirmanMu yang kami dengarkan berkuasa untuk memperbaharui hidup kami setiap hari. Melalui nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Bapak, Ibu, dan saudara/saudari. Yang menjadi renungan kita pada hari ini tertulis dalam Ulangan 5:32 “Jadi, lakukanlah semuanya itu dengan setia, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN Allahmu. Jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri.”

Demikian firman Tuhan!

 Bapak, Ibu dan saudara/i,

Bila kita membaca ayat-ayat di sepanjang perikop ini, sungguh kita akan menemukan kuasa luar biasa dari Allah. Ayat ini memberitahukan kepada kita, bahwa tidak ada satupun yang sanggup untuk mendengar langsung suara Allah, apalagi bertemu dengan Dia. Ternyata, kita memiliki batasan-batasan kepada Allah yang Kudus itu. Namun, mengapa Musa dapat bertemu denganNya melalui wujud api? Ini jelas-jelas adalah sebuah kehendak Allah atas Musa, orang pilihanNya itu. Maka, dari hal ini kita harus mengakui bahwa hanya Allah yang memiliki kehendak bagi kehidupan semesta ini, karena kuasaNya yang besar. Dan umat Israel pun turut mengakui bahwa tidak ada yang mampu untuk mendengarkan Allah secara langsung. Lalu, bagaimana mereka mendengarkan Firman Allah? Tentu saja umat Israel percaya bahwa Musa akan menyampaikan firmanNya kepada mereka.

Melalui perbuatan ini, Allah memuji umatNya karena mereka menunjukkan takut dan hormat mereka kepada Allah, dan Allah berkata agar kiranya mereka senantiasa berpegang kepada segala perintahNya, sebab ini akan berdampak kepada seluruh keturunan umat itu. Sebagian dari perintah itu adalah sepuluh Hukum Taurat yang diberikan Allah kepada umat itu melalui Musa di gunung Sinai. Dan ini termasuk bagian yang diperintahkan, yaitu ayat renungan kita pada hari ini, kiranya setiap orang melakukan perintahNya dengan setia dan jangan menyimpang ke kanan atau ke kiri.

Bapak, Ibu dan saudara-saudari pelaksanaan perintah ini bukanlah tanpa dasar. Sebenarnya jauh sebelum itu, Allah sudah mengasihi umatNya terlebih dahulu. Maka, perintah-perintahNya bukan tidak lain hanyalah untuk umatNya, agar senantiasa bersama-sama dengan Allah. Di dalam Alkitab, kita akan ketemu dengan banyak perintah Allah, namun dasar dari semua itu adalah perintah yang pertama, yaitu: “Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu, dengan segenap jiwamu, dan segenap kekuatanmu.” Dan yang lebih spesifik lagi, perintah itu harus ada di dalam hati kita serta diajarkan berulang-ulang. Karena perintah ini bukan bersifat satu arah saja, tetapi Allah juga menuntut respon kesetiaan umatNya terhadap perintah yang Ia berikan melalui Musa. Oleh sebab itu, bila ada yang ingin melakukan perintah Allah dengan setia, maka ia tidak bisa menyimpang dari prinsip ini. Supaya tidak ada seorang pun yang melakukan perintah itu karena dirinya sendiri tetapi karena Allah saja.

Walau Allah memberikan perintah kepada umatNya, kita juga akan menemukan banyak perintah-perintah di dalam pergaulan kita sehari-hari. Bisa saja dari pemimpin kerja, orangtua, pendeta, penatua gereja, kepala desa, dll. Dan kita yang hidup bersama dengan komunitas itu, harus mau melaksanakan perintah yang ada. Karena apa? Karena kita terikat dengan komunitas itu. Namun, sebagai manusia biasa, saya yakin tidak ada satu pun dari kita yang dapat sungguh-sungguh setia melakukannya. Dan keraguan yang sama juga berlaku ketika kita diperhadapkan dengan 10 perintah Allah. Sadar-atau tidak sadar, kita sering mengabaikan Allah. Apalagi karena tidak terlihat, terkadang kita lebih mematuhi perintah manusia atau teman kita daripada perintah Allah.

Orang lain, akan memberikan alasan karena sejengkal perut, kebutuhan anak dan alasan kelangsungan hidup, ia berani melanggar firman Allah dengan gampangnya. Mungkin akan ada yang menjawab bahwa, kita semua butuh uang, pekerjaan untuk kelangsungan hidup. Ada orang teologi bilang, memang dogma ini mengajari kita supaya tetap miskin dan menerima hidup begitu saja. Bapak, Ibu dan saudara-saudari, semua orang bisa buat alasannya sendiri, sesuai kebutuhan dan keadaan hidupnya. Tapi kembali lagi, untuk mengukur kesetiaan kita kepada Allah bukanlah diri kita maupun dunia ini. Itulah bedanya kita melakukan perintah dari Allah dan juga perintah yang diberikan oleh dunia ini. Yang menjadi fokus utama kita adalah Allah dan perintahNya. Inilah yang harus diulang-ulang senantiasa siang dan malam, harus dihidupi dan ditaruh di dalam hati, yang letaknya kudus dan kita percayai Roh Allah akan menuntun kita untuk melakukannya.

 Semoga dengan perayaan hari turunnya Roh Kudus di waktu yang lalu, semakin menguatkan kita untuk melakukan perintah Allah dan melalui pertolongan Roh Kuduslah menghantarkan kita kepada minggu ini, kiranya  semakin nyata Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus di daam hidup kita.

Doa Penutup: Mari kita berdoa! Terima kasih ya Allah, firmanMu hari ini kembali mengingatkan kami akan kuasa Allah yang besar bagi kami. Engkau memberikan perintahMu agar kami lakukan, ini mengajarkan kami untuk setia kepada Engkau yang sudah terlebih dahulu mengasihi kami. Bantulah kami ya Tuhan, agar setia dengan Roh KudusMu, kami memohon di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus. Amin.


C.Pdt. Mega Masria Siagian, S.Th - Calon Pelayan di Kantor Sekjend HKBP

 

Pustaka Digital