Renungan Harian HKBP | 28 Februari 2024

Salam damai dalam Kristus untuk Bapak, Ibu, dan Saudara-saudari sekalian. Kembali kita bertemu dalam renungan harian Dep. Marturia HKBP. Pada pagi hari ini, Rabu, 28 Februari 2024 kita akan bersama merenungkan firman Tuhan yang diambil dari Yakobus 5:1. Sebelum kita mulai, saya mengundang kita sekalian untuk mengambil sahat hening sejenak.


Saat Teduh

 

Doa Pembuka: Kembali kami datang ke hadapanMu ya, Allah Sang Sumber Kehidupan, untuk bersyukur atas hari baru yang Engkau berikan pada kami. Sebelum kami memulai berbagai kegiatan kami hari ini, kami hendak merenungkan sebagian dari firmanMu. Curahkanlah hikmat dan kebijaksanaan atas kami untuk dapat mengerti pesanMu. Terlebih, mampukan kami melaksanakannya dalam kehidupan kami. Di dalam nama Kristus Yesus, kami berdoa. Amin.

 

Pembacaan NatsYakobus 5:1

“Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!”

 

Topik“Kaya Dalam Kesederhanaan Kristus”


Bila kita membaca Alkitab secara utuh, maka salah satu kesan yang bisa kita dapatkan adalah bahwa Allah, dan murid-muridNya tidak memiliki pandangan yang baik terhadap orang kaya. Sebaliknya, gaya hidup yang selalu ditekankan oleh Yesus adalah hidup sederhana. Salah satu bukti bahwa orang kaya seperti tidak memiliki tempat dalam Kerajaan Allah adalah ayat bacaan kita hari ini. Namun, bukan berarti bahwa pengikut Yesus tidak boleh kaya. Tidak. Bukan demikian yang dimaksud. Lalu pertanyaannya, orang kaya macam apa yang tidak berkenan di hadapan Allah?

Sebelum menjawab pertanyaan di atas, mari kita telisik terlebih dahulu konteks bacaan hari ini. Bila surat ini kita baca sejak pasal yang pertama, kita akan mendapati bahwa surat ini ditujukan bagi kedua belas suku Israel di perantauan (1:1). Ini mengindikasikan bahwa surat Yakobus bukan ditujukan pada satu jemaat lokal tertentu. Karena surat ini tidak ditujukan secara khusus pada satu kelompok tertentu, maka cakupan nasihat atau permasalahan yang disinggung juga sangat luas. Salah satu pesan yang diberikan adalah untuk menghindari kepribadian yang rakus dengan menjadi kaya namun egois dan mementingkan diri sendiri. Persis seperti yang disampaikan dalam ayat renungan kita kali ini.

Surat Yakobus sebenarnya sudah menyinggung soal menjadi kaya, hal ini bisa kita lihat pada pasal 2. Dalam perikop digambarkan bahwa dalam persekutuan, mereka yang kaya dan miskin harus diperlakukan dengan sama. Tidak perlu ada perlakukan spesial bagi mereka yang datang dengan menggunakan cincin emas dan pakaian indah (Yak. 2:2).

Sekali lagi, yang dilarang oleh Kristus untuk pengikutNya lakukan adalah menjadi egois dan mementingkan diri sendiri. Salah satu yang bisa menjadi indikasi dari tingginya keegoisan seseorang adalah dari banyaknya harta yang dimiliki. Yang hendak ditekankan Yakobus adalah jangan sampai kekayaan yang ada pada kita menjadi menguasai diri kita. Sebaliknya, gunakanlah kekayaan yang dimiliki dengan bijak sehingga bisa membantu mereka yang membutuhkan bantuan.  

Bacaan hari ini perlu kita lihat sebagai satu peringatan untuk tetap menjaga integritas kita sebagai pengikut Kristus. Dewasa ini, mungkin ada banyak godaan untuk kita menimbun kekayaan demi satu dan lain hal. Entah karena untuk memenuhi gaya hidup yang mewah atau karena kekahwatiran yang berlebihan tentang masa depan. Apapun alasannya, Yakobus mengingatkan kita untuk tidak menjadi kaya lewat cara-cara yang salah. Apalagi kita dengan sadar menjadi pelaku kejahatan demi menjadi kaya. Andai kita tetap menghalalkan semua cara untuk menjadi kaya, termasuk dengan merampas hak orang lain, maka bisa dipastikan apa yang tertulis dalam Yakobus 5:1 ini akan terjadi pada kita. Tangisan, ratapan, dan sengsara akan menimpa kita.  

Pada akhirnya, kita perlu menjadi sadar bahwa yang dibenci oleh Kristus adalah perilaku egois dan serakah, bukan pada status “kaya” yang disandang oleh sebagian orang. Ketika kita memiliki lebih dibanding saudara kita yang lain, maka gunakanlah kekayaan tersebut dengan bijak. Jangan biarkan kekayaan justru membutakan mata hati kita dan membuat kita menjadi gagal menjalankan tugas sebagai pengikut Kristus dalam menghadirkan berkat bagi semua. Kiranya Kristus memampukan kita menjadi penyalur berkat. Amin.

 

Doa Penutup: Allah Sang Sumber Kehidupan, kami bersyukur kalau pada kesempatan ini kami kembali diingatkan untuk lebih bijak dalam menggunakan kekayaan yang Engkau titipkan. Tuntunlah kami agar bisa terus berjalan dalam terang kasihMu. Secara khusus, kami bawa dalam doa kami ini mereka yang berada dalam kesulitan ekonomi yang menahun. Tuhan yang terus hadir dalam kehidupan mereka agar pergumulan tersebut bisa segera dilalui. Kami juga berdoa bagi mereka yang memiliki kekayaan lebih dari yang lain, agar mereka juga menemukan cara yang baik untuk menopang saudara-saudara yang membutuhkan bantuan. Tuntunlah kami semua agar bisa mengerjakan bagian kami dalam mengentaskan permasalahan bersama di tengah dunia ini. Demi Kristus kami berdoa, amin.  

 

Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari Allah Bapa, serta Persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai kita. Amin.


Cal. Pdt. Mikhael Sihotang, M.A- LPP II di Kantor Ephorus HKBP