Renungan Harian HKBP | 28 Oktober 2024
I. Doa Pembuka
Bapa kami yang bertahta di dalam Kerajaan Surga, kami bersyukur untuk kasih setia dan penyertaanMu yang kami terima di hari yang baru yang masih Engkau berikan bagi kami. Kami dapat melanjutkan aktivitas kami untuk hari ini dalam keadaan sukacita. Kami akan mendengarkan FirmanMu, kiranya Engkau memberikan damaiMu ke hati dan pikiran kami agar kami dapat mengerti, menerima, dan melakukan firmanMu di dalam kehidupan kami. Dalam Kristus Yesus kami sampaikan doa kami, Amin.
II. Renungan
Kisah Para Rasul 16 : 14
”Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu dari kota Tiatira, yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.”
Bapak, Ibu serta Saudara/i yang terkasih di dalam nama Kristus Yesus Tuhan kita! Renungan kita hari ini menceritakan tentang pertemuan Paulus dengan seorang wanita bernama Lydia di kota Filipi. Filipi adalah koloni Romawi dan merupakan pusat perdagangan, sehingga banyak pelancong dan pedagang yang berkunjung. Di sana, Paulus dan timnya mencari tempat untuk beribadah. Mereka menemukan sekelompok wanita yang berkumpul di tepi sungai untuk berdoa, yang menunjukkan bahwa mungkin tidak ada sinagoga yang cukup besar di kota itu.
Lydia, seorang pedagang kain ungu, adalah salah satu wanita yang hadir. Ia adalah seorang penyembah Allah, yang berarti ia sudah memiliki dasar iman, meskipun belum sepenuhnya mengenal Injil. Ketika Paulus berbicara tentang Injil, Tuhan membuka hati Lydia untuk menerima pesan itu. Setelah mendengar perkataan Paulus, ia dan seluruh keluarganya dibaptis.
Ini merupakan kisah penting yang menunjukkan bagaimana Allah bekerja melalui penginjilan dan bagaimana iman dapat mengubah hidup seseorang. Lydia menjadi salah satu pengikut awal Kristus di Filipi, dan rumahnya kemudian menjadi tempat berkumpul bagi jemaat di Filipi.
Bapak, Ibu serta Saudara/i yang terkasih di dalam nama Kristus Yesus Tuhan kita! Dari Lydia, kita dapat menerima banyak pelajaran hidup. Kisahnya mengingatkan kita bahwa keterbukaan hati sangat penting dalam menerima kebenaran. Kita harus siap untuk mendengarkan suara Tuhan, baik melalui firman-Nya maupun melalui orang-orang yang Dia kirimkan kepada kita. Ketika Lydia mendengar kotbah Paulus, ia tidak hanya mendengarkan, tetapi ia merespons dengan iman. Ini menunjukkan bahwa Injil tidak terbatas pada tempat atau orang tertentu; ia dapat menjangkau siapa pun yang bersedia membuka hati mereka. Kita dipanggil untuk menyebarkan pesan ini, baik kepada keluarga, teman, maupun lingkungan sekitar kita.
Lydia merupakan contoh luar biasa dari wanita yang berpengaruh dalam gereja awal. Ia tidak hanya menjadi pengikut Kristus, tetapi juga menjadi tuan rumah bagi jemaat di Filipi. Ini menunjukkan bahwa setiap orang, terlepas dari gender atau latar belakang, memiliki peran penting dalam membangun tubuh Kristus. Marilah kita hargai dan dorong kontribusi semua anggota komunitas kita. Setelah dibaptis, Lydia membawa serta seluruh keluarganya. Ini menunjukkan bahwa iman dapat menciptakan komunitas yang kuat. Kita diundang untuk berbagi iman kita dengan orang-orang terdekat, menciptakan lingkungan di mana kita saling mendukung dan mendorong dalam menjalani kehidupan Kristen.
Bapak, Ibu serta Saudara/i yang terkasih di dalam nama Kristus Yesus Tuhan kita! Kisah ini juga menyoroti bahwa Tuhan memiliki rencana yang lebih besar dari yang kita bayangkan. Pertemuan Paulus dan Lydia bukanlah kebetulan, tetapi bagian dari rencana Allah untuk menjangkau Eropa. Kita mungkin tidak selalu mengetahui rencana-Nya, tetapi kita diajak untuk percaya bahwa setiap langkah kita adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Oleh karena itu, mari kita meneladani sikap Lydia dan Paulus. Dengan hati yang terbuka, kita dapat menjadi saluran berkat bagi orang lain. Mari kita berkomitmen untuk berbagi Injil dan mendukung satu sama lain dalam perjalanan iman kita. Tuhan memanggil kita untuk menjadi terang di tengah kegelapan, dan kita memiliki kekuatan untuk membuat perubahan, mulai dari diri kita sendiri, keluarga kita, hingga komunitas kita. Amin.
III. Doa Penutup
Kami mengucapkan syukur kepadaMu ya Tuhan Allah Bapa kami atas FirmanMu yang sudah kami dengarkan hari ini. Kami bersyukur Tuhan untuk setiap pelajaran yang kami terima melalui firmanMu, tolong mampukan kami untuk terus haus akan firmanMu, dan menerapkan seluruh yang kami dengar dan kami terima dalam hidup kami hari demi hari. Kami mau menyerahkan segala aktivitas kami sepanjang hari ini hanya kepadaMu, berkati dan bimbinglah kami ya Tuhan. Di dalam nama Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.
CPdt. Jeremy Sidauruk - Staf Departemen Koinonia HKBP