Renungan Harian HKBP | 29 Juli 2023

Selamat berjumpa dan salam sejahtera kembali buat Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kiranya hari ini kita semua dalam keadaan sukacita dengan perlindungan tangan kasih Tuhan. Sebesar apapun kesulitan yang kita hadapi, percayalah Dia tidak akan pernah biarkan kita sendiri sehingga kita mampu melewati beratnya hidup yang tengah melanda perjalanan kita. Jika hari ini kita mendapat kebaikan dengan keadaan yang begitu menyenangkan, semua itu adalah karya kebaikan Tuhan yang telah mengangkat kita pada sebuah pencapaian yang menggembirakan. Tetaplah bersyukur kepadaaNya, karena Dialah sumber dari segala apa yang kita dapatkan dalam hidup kita. Menyempurnakan rasa syukur kita hari ini, marilah kita mendengar firmanNya sebagai penguat dan penopang langkah kita dalam menjalani hari ini. Untuk itu, marilah kita sejenak saat teduh.


Doa pembuka: Kembali kami menaikkan pujian dan rasa syukur kepadaMu ya Allah kami yang Mahakasih. Sebagaimana KasihMu yang selalu melimpah dan baru setiap hari, kami pun harus membaharui iman percaya kami setiap hari kepadaMu sebagai tanda kesetiaan kami mengikut Engkau. Kami menyadari, tanpaMu hidup kami tidak berati apa-apa, tetapi oleh penebusan darah AnakMu Tuhan Yesus Kristus, kami menjadi berharga dan bernilai di hadapanMu. Kami juga ingin membuat hidup kami bernilai bagi sesama kami untuk menyatakan penebusanMu atas hidup kami. Kuatkan kami hari ini melalui firmanMu agar kami mampu melakukan kehendakMu untuk menjadi pewaris kerajaanMu kelak. Berfirmanlah ya Allah kami sudah siap mendengarMu, di dalam Nama Yesus Kristus Juruselamat kami. Amin.


Ayat renungan kita hari ini Sabtu 29 Juli 2023, tertulis dalam kitab Pengkhotbah 7 : 2. “Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.”


Judul: Hikmat yang benar


Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Pengkhotbah secara umum mengajarkan tentang hikmat-hikmat kehidupan yang berdasar pada pengalaman penulis dimana kitab ini diyakini dituliskan oleh Salomo, sebagaimana Ia dikenal sebagai seorang raja yang memiliki hikmat dari Allah. Atas hikmat yang dimiliki, Ia mencatat berbagai kesimpulan tentang kehidupan di dunia di antaranya adalah bahwa segala sesuatu yang ada di dunia adalah kesia-siaan, dan untuk segala sesuatu ada masanya, kemudian yang terpenting adalah hidup dengan takut kepada Tuhan. Secara normal, terkadang apa yang dinyatakan Pengkhotbah seolah bertolak belakang dengan apa yang dipikirkan oleh manusia secara umum, seperti juga terlihat dalam renungan kita hari ini. “Pergi ke rumah duka lebih baik dari pada pergi ke rumah pesta, karena di rumah dukalah kesudahan setiap manusia; hendaknya orang yang hidup memperhatikannya.” Perikop renungan kita hari ini adalah hikmat yang benar yang diawali dengan pernyataan, “Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, dan hari kematian lebih baik dari pada hari kelahiran” (ayat 1). Dan, dilanjutkan dengan: “Bersedih lebih baik dari pada tertawa, karena muka muram membuat hati lega” (ayat 3), dan seterusnya. Sesungguhnya, ada makna penting yang harus kita petik dalam menghadapi sukaria dan kedukaan.


Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Kebanyakan orang selalu berharap dan meminta kepada Tuhan agar setiap hari bahkan setiap waktu, hidupnya dipenuhi dengan sukaria dan kebahagiaan. Orang selalu saja ingin menghindari apa yang dinamakan penderitaan, kedukaan dan semacamnya, walaupun keadaan itu jelas tidak bisa terhindar dari kehidupan setiap orang. Kita sering lupa meminta hikmat dari Allah sebagai kekuatan dan senjata ampuh, dalam memahami, menanggung penderitaan dan kedukaan itu sendiri, padahal masa-masa itu harus kita hadapi. Renungan kita hari ini mengajak kita untuk lebih dalam memahami dan mengenal sifat hidup yang kita jalani ini. Bahwa hidup yang tengah kita jalani dan lakoni ini ada masanya, sifatnya adalah sementara, fana dan sia-sia. Karena itu kita memerlukan hikmat yang dari Allah, bukan hikmat yang berasal dari diri kita sendiri, atau manusia, atau dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Agar, ketika hidup kita berakhir, ketika hari kematian itu tiba, kita mendapat kebaikan Allah, dengan memperoleh bagian dalam kerajaan Allah.


Bapak, Ibu, Saudara-saudariku yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Yesus sendiri juga mengalami penderitaan yang sangat dahsyat dalam hidupNya dengan memikul salib demi kesembuhan kita. Dia telah memenangkan perlawanan dengan maut dan kematian demi keselamatan kita. Namun, hingga saat ini acap kali penderitaan yang kita alami dalam hidup, membawa kita pada rasa takut akan kematian dan maut tersebut. Renungan ini mengingatkan kita bahwa tidak ada lagi yang perlu kita takutkan. Rumah duka dan kematian tidak lagi hal yang perlu ditakutkan. Yesus telah memenangkanNya, sebab musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut. (1 Korintus 15 : 26). Kita diajak untuk hidup dengan hikmat yang benar, hikmat dari Allah yaitu dengan tidak mengandalkan pikiran, keterampilan dan pengalaman kita, karena hikmat Allah jauh melebihi pemikiran manusia, rancangan Allah jauh dari akal manusia. Dukacita dan penderitaan akan datang sebagai pencobaan bagi keteguhan iman kita. Janganlah kecut hati dan berputus asa, seberat apapun penderitaan, kedukaan dan pencobaan yang terjadi. Namun, berharap dan berdoalah kepada Tuhan, sebab doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan dan menyembuhkan kita dimana dosa-dosa kita juga akan diampuni. Percayalah, Tuhan akan memberikan hikmatNya jika kita berjalan dengan takut akan Dia. “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” (Yakobus  1 : 2 – 3). Amin.


Doa Penutup: Terima kasih atas FirmanMu ya Allah yang telah menuntun kami semakin percaya dan setia kepadaMu, serta mampu memahami akan perbuatan-perbuatanMu yang ajaib dalam hidup kami. Jadikanlah kami orang yang berhikmat, yang mampu mengerti dan memahami serta mampu melakukan segala yang Engkau kehendaki, agar kami beroleh keselamatan di akhir perjalanan kami. Apapun yang terjadi atas hidup kami, mampukan kami untuk tetap bersukacita karena Engkau sedang membuat rancangan yang terbaik. Jika kami bergumul oleh berbagai kesusahan dan kesulitan hidup bahkan duka sekalipun, jangan biarkan kami menyerah bahkan menolak, karena justru disitulah kami mampu mengerti akan arti kehidupan yang sesungguhnya, oleh hikmat yang kami peroleh dariMu. Jika bahagia dan sukaria kami peroleh hari ini, ingatkan kami selalu bahwa itu adalah pemberianMu yang harus kami syukuri, karena pada saatnya semua akan berakhir. Ya Tuhan, kami adalah orang-orang berdosa. Nyatakanlah di dalam hati dan jiwa kami ini akan keampunan segala dosa dan kesalahan kami.


Karuniakanlah Roh Kudus bagi kami untuk memberi kekuatan, keteguhan dan ketetapan hati supaya iman kami tidak tergoyahkan. Bimbing dan ajarlah kami, ya Tuhan agar kami benar-benar dan sungguh-sungguh menyerahkan diri, hati dan jiwa kami, kepadaMu saja, sebagai korban yang hidup dan kudus, oleh sebab AnakMu, Yesus Kristus, Tuhan kami. Amin.


Anugerah Tuhan Yesus Kristus dan Kasih Allah Bapa dan persekutuan Roh Kudus kiranya beserta dengan kita sekalian. Amin.



St. Menerwatsen Panggabean-Melayani Biro Ibadah Musik HKBP

Pustaka Digital