Renungan Harian HKBP | 3 Juni 2024

Syalom. Bapak, Ibu, Saudara/i yang dikasihi Tuhan, Selamat hari senin! Saya berdoa semoga kita semua dalam keadaan baik-baik saja. Sebelum kita menjalani hari ini, mari kita terlebih dahulu mendengarkan firman Tuhan. Untuk itu marilah kita berdoa!

Doa Pembuka: Bapa kami yang di sorga, kami hendak bersyukur karena mengingat kebaikan-kebaikan yang Engkau beri dalam hidup kami, terkhusus pada hari ini kami boleh bangun dan hendak menjalani hari ini. Berkatilah hati kami ya Tuhan, agar firman yang sebentar lagi akan kami dengar dapat tumbuh dan mekar di dalam hati dan hidup kami. Dalam Kristus Yesus kami berdoa. Amin.

Ayat harian untuk hari ini yang diambil dari Almanak HKBP tertulis pada Yesaya 25:8. Beginilah firman Tuhan:

Ia akan menelan maut untuk seterusnya; Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari semua muka; aib umat-Nya akan dijauhkan-Nya dari seluruh bumi, sebab TUHAN telah mengatakannya.

Bapak, ibu serta saudara/i yang terkasih, apa rasanya jika kita menjadi pihak yang kalah dalam sebuah pertandingan? Mungkin ada di antara kita yang menjawab biasa saja, mungkin ada juga yang menjawab puas karena ia telah berjuang dengan maksimal, tetapi tidak sedikit juga yang mungkin akan menjawab kecewa dan merasa buruk, apalagi situasi dan masa kita hidup saat ini seolah-olah menjadikan kehidupan sebagai sarana kompetisi dan pertandingan, dimana hanya dua pilihan, yaitu menjadi pihak yang menang dan pihak yang kalah. Yang menang umumnya akan dianggap sebagai yang hebat, sementara yang kalah akan dianggap sebagai pecundang. Tidak banyak zaman sekarang yang mau kalah, karena lebih banyak yang tertarik dan suka dengan kemenangan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, menjadi pihak kalah ternyata tidak enak, demikianlah yang dirasakan oleh bangsa Israel saat dimana Yesaya menjadi nabi bagi mereka. Di tengah situasi politik yang penuh konflik dan peperangan yang terjadi antar negara dan bangsa, bangsa Israel mengalami kekalahan, sehingga mereka menjadi bangsa yang berada di bawah penguasaan atas bangsa lain. Mereka harus takluk. Belum lagi ditambah dengan akibat peperangan yang selalu menyisakan korban perang. Bukan hanya hancurnya bangunan/tempat tinggal, tetapi juga kita dapat sepakat bahwa peperangan selalu menyisakan segala yang buruk, mulai dari luka, penyakit, kelaparan, dan berbagai penderitaan lainnya. Tidak ada yang senang menjadi pihak yang kalah, lebih menyenangkan menjadi pihak yang menang.

Bapak, ibu, dan saudara/i yang terkasih, tentu kita dapat sama-sama mengerti apa kira-kira yang dirasakan oleh bangsa Israel saat itu? Salah satu perasaan yang sering sekali muncul di tengah-tengah situasi demikian ialah keputusasaan. Hal ini menjadi wajar karena perasaan itu adalah perasaan yang paling mungkin di tengah terjadinya penderitaan yang silih berganti di dalam kehidupan. Namun meski begitu, Tuhan tidak hendak membiarkan bangsa dan umatNya untuk tenggelam dalam keputusasaan. Melainkan ia menghendaki agar bangsa dan umatNya hidup dalam pengharapan. Mengapa? Karena Tuhan akan menelan maut untuk seterusnya, karena Tuhan ALLAH akan menghapuskan air mata dari semua muka, karena Tuhan akan menjauhkan aib umat-Nya dari seluruh bumi.

Bapak, Ibu dan Saudara/i-ku yang dikasihi Tuhan Yesus, nas Yesaya 25:8 hadir sebagai jaminan keselamatan dari Allah bagi umatNya. Tentu ini adalah sebuah harapan di tengah gersangnya kehidupan karena penderitaan. Tuhan tidak menjamin bahwa penderitaan tidak ada lagi. Tetapi Tuhan hadir melalui nabinya yaitu Yesaya untuk menyampaikan bahwa Tuhan akan menelan maut, menghapuskan air mata, dan menjauhkan aib dari seluruh bumi.

Bahayanya banyak orang lebih tertarik dengan tiadanya penderitaan dalam hidup, sama seperti banyaknya orang lebih suka dengan kemenangan. Padahal di sisi lain, kekalahan dapat menjadi momen untuk menarik diri dan merenungi agar dapat memperbaiki diri menjadi lebih baik lagi. Demikian juga dengan penderitaan yang dapat menjadi momen bagi kita untuk semakin bertumbuh dan matang dalam menghadapi persoalan dan kesusahan dalam hidup. Namun meski begitu, Tuhan akan menelan maut, Tuhan akan menghapuskan air mata, Tuhan akan menjauhkan aib dari seluruh bumi.

Jemaat yang terkasih, sebagai orang percaya kita diajak untuk tidak hanya berfokus dan meletakkan pandangan kita pada setiap penderitaan yang telah dan sedang kita alami, tetapi kita perlu melihat ke depan dimana ada harapan dan janji kemenangan yang Ia berikan bagi kita. Amin kita berdoa.

Doa Penutup: Bapa, kami yang Mahabaik. Kami bersyukur karena kami telah mendengarkan firmanMu yang semakin meneguhkan iman kami, bahwa Engkau memberikan janji kemenangan dalam menjalani kehidupan ini, sekalipun di tengah penderitaan dan kesusahan yang merintang, Engkau menguatkan kami agar memeroleh pengharapan supaya kami tidak hanya berfokus pada masa lalu maupun masa kini, tetapi juga kami perlu untuk berfokus memandang masa depan. Tolonglah kami Tuhan agar kami menjadi umatMu yang tidak berputus asa, melainkan memiliki pengharapan supaya kami boleh menjalani kehidupan kami dengan sebaik-baiknya di hari ini. Berkati setiap usaha dan pekerjaan kami ya Tuhan yang kami lakukan seturut dengan kehendakMu, agar kami dapat memperoleh yang kami butuhkan di dalam kehidupan kami di hari ini. Terima dan dengarlah doa kami ini, dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin.


Pdt. Daniel Lumban Gaol, S.Th- Pendeta Fungsional di Biro Hukum HKBP

Pustaka Digital