Renungan Harian HKBP | 3 Maret 2022

Saudara/saudari yang terkasih, mari kita siapkan hati kita untuk menerima Firman Tuhan, mari kita berdoa!

Doa Pembuka: Bapa kami yang di Sorga yang kami sembah melalui Yesus Kristus. Syukur bagiMu atas berkat yang selalu kami terima setiap hari. Sekarang kami akan mendengarkan FirmanMu, berkati hati dan pikiran kami dengan Roh KudusMu, sehingga kami mampu memahami FirmanMu dan menjadikannya penuntun dalam hidup kami. Amin

Saudara/saudari yang terkasih, Firman Tuhan untuk kita renungkan hari ini, dari Kitab Ulangan 8:18 “Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.” Demikian bunyinya.

Saudara/saudari yang terkasih, dalam kehidupan ini, ketika kita mengalami masa sulit, sangat mudah untuk kita mengingat Tuhan. Kita meminta bantuanNya, berseru kepadaNya. lihat, ketika sekeliling kita dilanda Covid, seluruh bangsa berdoa, berseru kepada Tuhan, tiap-tiap keluarga mengadakan kebaktian dirumahnya masing-masing.  Namun, setelah keadaan berangsur pulih, manusia-manusia pun kembali kecaralama, jangankan mengadakan kebaktian ditengah rumahnya, jemaat yang datang ke gereja saja sudah semakin menurun jumlahnya. Selama masa-masa baik, banyak orang yang melupakan Tuhan. Banyak orang yang merasa telah berjuang sendiri, melakukannya sendiri. Sehingga lupa bahwa kita membutuhkan Tuhan.

Saudara/saudari yang terkasih, Musa memberi peringatan kepada orang-orang untuk tidak melupakan Tuhan. Akan ada masa dimana orang-orang akan sukses dan  seharusnya yang dilakukan adalah mengingat Tuhan Bukan sebaliknya, merasa kalau semua yang didapatkan adalah usahanya sendiri. Mari kita lihat pada Ulangan pasal 8 ini, Tuhan membuat orang Israel lapar sehingga Dia dapat melakukan suatu pekerjaan untuk mereka dan menunjukkan kepada mereka bahwa Tuhan sendirilah yang memegang kendali, bukan diri manusia itu sendiri.

Saudara/saudari yang terkasih, mungkin kita adalah orang yang selalu pergi ke Gereja, bahkan ketika kita sedang baik-baik saja. Namun apakah kita melakukannya karena kita memang membutuhkan persekutuan itu, ataukah kita melakukannya karena hanya rutinitas semata? Sebanyak apakah kita berdoa? Apakah doa merupakan nafas hidup kita? Dan apakah kita membaca Alkitab sebagai penuntun hidup kita?

Saudara/saudari yang terkasih, marilah menjadikan Tuhan sebagai kebutuhan besar kita, yangs elalu kita cari, baik dalam keadaaan duka maupun suka. Tuhanlah yang memampukan kita untuk mencari apa yang kita butuhkan, karena tanpa Tuhan, bahkan untuk menghirup udara saja kita tidak sanggup.

Saudara/saudari, Ingatlah, bahwa Tuhan yang membawa kita ketempat dimana kita berada saat ini, Tuhan yang membawa kita dimana kita bekerja saat ini, Tuhan yang membawa kita dimana kita bersekolah saat ini dan Tuhanlah yang memberikan apa yang kita miliki saat ini.

Apakah saudara sedang melupakan Tuhan? Apakah saudara sedang mengingap Tuhan? Semoga Tuhan membuka hati dan pikiran kita, supaya kita sadar bahwa apapun yang kita miliki saat ini, semuanya berasal dari Tuhan, dan kita akan mengingat Tuhan setiap saat, sehingga kita selalu berfokus kepada Yesus, Tuhan kita. Amin.

Doa Penutup: Mari kita berdoa! Ya Bapa kami yang di Surga, kuasailah seluruh jemaat Kristen dengan Roh Kudus, agar kehendakMu senantiasa dinyatakan di dalam persekutuan kami sesuai dengan FirmanMu. Kuatkanlah iman kami supaya semakin mengerti dan taat kepada FirmanMu. Dalam nama Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.

C.Bvr. Hanna P. Pasaribu, S.Ag-Staf di Departemen Marturia HKBP