Renungan Harian HKBP | 5 November 2024

Doa Pembuka: Kasih karunia dan damai sejahterah dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus Meyertai Kamu. Amin.

Renungan

Amsal 21:21

”Siapa mengejar kebenaran dan kasih akan memperoleh kehidupan, kebenaran dan kehormatan.”


Bapak ibu dan saudara-saudari yang terkasih. Siapa diantara kita yang hidupnya, sudah dipenuhi dengan jalan kebenaran, dalam artian baik tindakan, baik cara hidup kita, baik cara berpikir kita, baik cara berucap kita, baik cara bekerja kita, sudah berdasarkan kebenaran? Pertanyaan yang sederhana ini, mungkin akan menghasilkan jawaban yang cukup rumit dan bahkan sangat rumit.

 Mengapa demikian? Karena pada dasarnya manusia memiliki kadar kebenaran masing-masing di dalam dirinya, sesuai dengan keyakinan dirinya. Sehingga bisa saja, seseorang itu, meyakini bahwa apa yang dia lakukan sudah benar, sebab ia telah meyakini bahwa jalan yang ia pilih, sudah benar-benar lurus. Seperti pada ayat 2, pada pasal ini “Setiap jalan orang adalah lurus menurut pandangannya sendiri, tetapi TUHANlah yang menguji hati”

 Namun, kebenaran yang dimaksud saat ini, bukanlah kebenaran yang bersumber dari dalam diri kita. Melainkan kebenaran yang bersumber dari pengajaran-pengajaran Kristus, tentunya. Sehingga bukan versi kebenaran manusia, melainkan versi kebenaran Kristus.

 Jika berdasarkan versi kebenaran Kristus. Mungkin untuk saat ini, bisa saja, kita semua, tidak ada yang benar-benar lulus 100% untuk dapat hidup di dalam kebenaran versi Kristus. Mengapa demikian? Karena sistem dan cara kehidupan kita saat ini, kesannya sangat tidak mengijinkan kita untuk hidup dalam kebenaran Kristus.

 Salah satu contoh sederhananya adalah siapakah saat ini, diantara kita, yang benar-benar sanggup untuk berkata jujur kepada siapapun dan dimanapun? Kemungkinan besar, dari antara kita saat ini, tidak ada yang benar-benar sanggup untuk berkata jujur kepada siapapun dan dimanapun kita berada. Mengapa? Karena masih banyak dari antara kita yang belum siap untuk dikritik dan menerima kebenaran akan hidup kita. Misalnya, kita tau bahwa tindakan, perilaku, dan perbuatan teman atau orang yang disamping kita itu adalah salah dan sangat tidak benar. Tetapi terkadang kita sangat sulit dan bahkan tidak mampu untuk mengungkapkannya secara jujur. Sebab teman kita itu ataupun orang yang berada disekitar kita itu, adalah orang yang tidak terima ataupun tidak siap dengan kejujuran tersebut. Dan sebaliknya, mungkin orang lain pada akhirnya tidak bisa melakukan kebenaran, karena pribadi kita yang tidak siap atau bahkan belum mau untuk menerima kejujuran tersebut. Situasi seperti ini dapat terjadi dimanapun dan kapanpun, baik di rumah kita, di lokasi pekerjaan kita, di sekolah dan lokasi lainnya.

 Ini masih salah satu contoh, penyebab yang dapat membuat kehidupan kita, sulit untuk melakukan kebenaran di tengah-tengah kehidupan kita. Tetapi, yang satu inipun, belum benar-benar bisa kita terapkan, didalam kehidupan kita, secara 100%.

 Lalu, Apakah mungkin kebenaran hidup itu, dapat kita raih bersama, secara 100%? Inilah yang harus kita pergumulkan secara serius saat ini. Baik saya, bapa ibu dan saudara-saudari sekalian harus benar-benar berjuang bersama untuk ini. Sebab saya yakin dan percaya, bahwa saya, bapa ibu dan saudara-saudari sekalian, sama-sama menginginkan kebenaran yang penuh di tengah-tengah kehidupan kita.

 Tiada satupun diantara kita, yang siap menerima perlakuan ketidakbenaran didalam hidupnya. Sebab kita akan marah, kecewa, kesal dan bahkan mendendam, ketika seseorang melakukan perbuatan yang buruk ataupun ketidakbenaran terhadap kita.

 Oleh sebab itu, solusinya hanya satu. Kita harus bersama-sama menerapkan kebenaran itu ditengah-tengah kehidupan kita. Kita dapat memulainya dengan menjadi pribadi yang jujur sepenuhnya. Jujur sepenuhnya dalam artian, seperti yang sudah kita bahas tadi. Kita siap untuk berkata jujur dan siap untuk menerima perkataan jujur dari siapapun, kapanpun dan dimanapun kita berada. Sebab ketidakjujuran itu, dapat mendorong kita dan orang lain untuk berbuat salah dan tidak benar.

 Bapak ibu dan saudara-saudari yang terkasih, renungan kita di hari ini. Bukanlah bertujuan untuk menghakimi kita. Melainkan untuk mengingatkan dan mengarahkan kita untuk dapat berjalan di dalam kebenaran Kristus. Maka dari itu, marilah bersama-sama berjalan didalam kebenaran Tuhan kita Yesus Kristus. Sebab itulah kehormatan tertinggi yang sesungguhnya didalam kehidupan kita. Amin.

Doa Penutup: Bapa terima kasih atas penyertaan-Mu di dalam hidup kami. Kami boleh mendengarkan firman-Mu pada hari ini, dengan penuh syukur dan bahagia. Biarlah firman-Mu yang telah kami dengar pada hari ini, dapat menuntun kami, mengajari kami dan menyadarkan kami akan besarnya kuasaMu dan luarbiasanya rancanganMu, di hidup kami. Terima kasih Bapa, di dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.


Pdt. Febri Setiadi Hutapea, S.Th- Fungsional di Biro Kategorial Ama-Lansia HKBP Kantor Pusat HKBP

Pustaka Digital