Renungan Harian HKBP | 8 Agustus 2024

Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.

Doa Pembuka: Bapa yang baik, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Kami bersyukur untuk penyertaan dan anugerah Tuhan melalui kesehatan dan nafas kehidupan yang kami rasakan, sehingga kami boleh melakukan segala aktivitas dan pekerjaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Dan itu juga ya Tuhan yang mendorong kami saat ini, supaya sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa, mengingatkan, dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.

Renungan

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini, sesuai dengan ayat harian Almanak Gereja kita HKBP, tertulis dalam:

Kisah Para Rasul 16 : 25

“Tetapi kira-kira tengah malam Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah dan orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka.”

            Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, tentu sudah sering kita mendengar khotbah atau renungan yang menguatkan kita untuk menghadapi kesusahan, kesulitan, duka, penderitaan dan lain sebagainya. Sebagai orang percaya tentu kita harus menghadapi berbagai pergumulan itu dengan tetap berdiri berpegang kepada iman percaya kita. Mengapa demikian, karena memang selayaknya manusia kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya pergumulan, dan sebagaimana pergumulan datang silih berganti kita tahu bahwa kasih Tuhan juga tidak akan pernah meninggalkan kita. Maka dari itu sebagai orang percaya, cara kita menghadapi masalah harus berbeda dengan orang yang tidak percaya, bukan dengan menghindar, mencari kambing hitam, menyalahkan orang lain, atau malah menjadi putus asa dan meninggalkan Kristus. Di satu sisi tujuannya adalah supaya orang lain yang melihat boleh melihat dan menjadi percaya kepada Allah yang kita percayai.

Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, hal itulah yang boleh kita lihat di dalam nats yang menyapa kita di hari ini, dimana Paulus dan Silas merespons penderitaan yang mereka alami bukan dengan keputusasaan atau penyesalan, akan tetapi dengan respon iman yang sungguh luarbiasa yakni dengan pujian dan nyanyian kepada Tuhan sehingga orang lain di dalam penjara boleh ikut mendengar kesaksian iman mereka. Kita perlu tahu bahwa Paulus dan Silas ditahan di dalam Penjara bukan karena kesalahan mereka, akan tetapi murni karena pemberitaan Injil yang mereka lakukan di daerah Filipi. Bahkan sebelum dipenjara, mereka terlebih dulu didera atau dicambuk dan di dalam penjara juga mereka dipasung.

Artinya, penderitaan mereka untuk memberitakan Injil tidak tanggung-tanggung, namun respon mereka menghadapi penderitaan itulah yang luar biasa dan patut untuk kita teladani. Pada akhirnya di tengah nyanyian dan pujian Paulus dan Silas kepada Tuhan yang terjadi kemudian adalah sendi-sendi penjara goyah, semua pintu terbuka, semua belenggu terlepas, kepala penjara membawa dirinya dan keluarganya untuk percaya dan dibaptis.  Jelas ini adalah pengaruh dari iman Paulus dan Silas menyentuh orang lain, dan tentu ini adalah kuasa Allah yang tidak akan pernah meninggalkan orang percaya yang dikasihiNya.

            Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, sebagai manusia tentu kita tidak akan pernah lepas dari yang namanya pergumulan baik itu kecil maupun besar. Tentu kita akan mencari jalan keluar, akan tetapi ketika itu terjadi mari ingat jangan pernah meninggalkan Tuhan dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firmanNya.  Paulus dan Silas bisa saja mengeluh atau putus asa karena beratnya penderitaan mereka, tetapi mereka memilih untuk melakukan sesuatu yang berbeda, tetap teguh dalam iman dan berani menyaksikan iman mereka kendati di tengah-tengah orang yang tidak sama dengan mereka.

            Maka bapak/ibu saudara/i yang terkasih, dari nats ini kita bisa belajar banyak hal:

-        “Penjara” Paulus dan Silas bisa kita ibaratkan sebagai “masalah” kita saat ini. Respon mereka menghadapi “penjara” mereka boleh menjadi inspirasi kita menghadapi “penjara” kita.

-       Jangan pernah malu memiliki identitas sebagai orang percaya. Jangan malu berdoa hanya karena “tempat”. Contoh kecilnya, banyak orang Kristen yang mengaku percaya, tapi malah malu berdoa di rumah makan. Kita melakukannya bukan supaya dipuji, akan tetapi itu adalah bentuk tanggungjawab dan respons iman kita akan penyertaan Allah. Ketika kita memuji Tuhan dalam situasi sulit, kita sudah menjadi saksi bagi orang lain.

-       Merespon penderitaan dan pergumulan dengan mengandalkan kuasa dan kasih Tuhan. Ayat ini mengajarkan kita bahwa dalam situasi apa pun, kita bisa tetap memilih untuk memuji Tuhan dan berserah kepadaNya. Karena ketika kita memuji Tuhan, kita mengakui bahwa Dia lebih besar dari masalah kita. Tuhan selalu bersama kita, bahkan di saat-saat tergelap dalam hidup kita. Amin.

Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu yang telah menyapa kami. Biarlah Tuhan rohMu menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Tuhan tolong kami agar di setiap pergumulan yang kami alami, Tuhan tetap menjadi andalan kami. Ajar kami ya Tuhan agar tidak malu bersaksi, memuji dan menunjukkan iman kami di tengah kehidupan ini. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

C.Pdt. Frans M. Sormin, S.Th- LPP III di Kantor Departemen Koinonia HKBP 

Pustaka Digital