Renungan Harian HKBP | 8 Juli 2024

Doa Pembuka: Allah Bapa Kami yang berada di kerajaan Surga, kami sungguh berterima kasih kepada-Mu karena begitu besar kasih-Mu yang dapat kami rasakan di dalam kehidupan kami saat ini. Ya Allah, sebentar lagi kami akan mendengar Firman-Mu, berkatilah hati dan pikiran kami, agar kami bisa mengerti Firman-Mu serta melakukannya di dalam kehidupan kami. Terima kasih Tuhan, Di dalam nama Anak-Mu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa dan mengucap syukur. Amin.

 

Nas: Amsal 10:7

 

”Kenangan kepada orang benar mendatangkan berkat, tetapi nama orang fasik menjadi busuk”

 

Mengingat Kenangan Bersama dengan Allah

Saudara-saudari terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, mengingat kenangan adalah sesuatu yang lumrah kita lakukan di dalam kehidupan kita. Terlebih lagi ketika ada seseorang yang sudah meninggalkan kita, orang-orang yang kita sayangi dan kasihi yang sudah terlebih dahulu meninggalkan kita tersebut, bagaimana orang mengenang kenangan orang tersebut Apakah dikenang dengan orang baik atau tidak? Terus pertanyannya, bagaimana kita bisa dikenang dengan perbuatan-perbuatan yang baik di dalam kehidupan kita? Agar kita tidak serupa dengan orang fasik? Dalam teks ini kita belajar bagaimana cara hidup kita untuk mengajarkan nilai kehidupan yang benar dan pengaruh positif yang dapat ditinggalkan pada generasi kita.

Teks Amsal 10:7 ini adalah teks yang berbicara mengenai kebijaksanaan. Bagaimana perilaku orang-orang yang bijaksana dalam kehidupannya. Penulis Amsal berbicara mengenai orang yang hidup benar, seringkali meninggalkan warisan berupa nama baiik yang di dalamnya berupa keteladanan yang berasal dari Allah. Jadi ketika mereka mengenang orang tersebut, mereka langsung tersadarkan perilaku yang sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian, menurutnya, kehidupan mereka bisa menjadi berkat dan menjadi contoh yang baik dalam kehidupan kita sehari-hari. Terlebih lagi mereka bisa memengaruhi orang sekitar untuk menjadi baik dengan contoh yang sudah dilakukan pada diri mereka.

Akan tetapi, penulis Amsal juga mengatakan, bahwa ”tetapi nama orang fasik menjadi busuk” menekankan bahwa orang fasik itu namanya tidak akan dikenang abadi, bahkan sudah busuk akibat perbuatan yang mereka lakukan semasa hidupnya. Tidak ada yang bisa dibanggakan pada dirinya, terlebih lagi perbuatan yang buruk itu sudah menghinggap dalam dirinya dan tidak bisa menjadi contoh. Bagaimana bisa contoh yang buruk seperti dalam kehidupannya tidak taat pada Firman Allah bisa menjadi contoh bagi banyak orang? Saya rasa tidak akan bisa. Dari sini bisa kita melihat bahwa orang fasik tidak akan bisa dikenang namanya, hingga akhir hayat hidupnya.

Saudara-saudari terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Firman Tuhan pada kali ini mengajak kita agar perbuatan kita dan perilaku kita harus seturut dengan Allah, yang didalamnya ada kebijaksanaan. Pernah mendengar istilah bahwa, ”Emas jika ditarok dimana saja akan tetap emas, mau ditarok di lumpur, di semak-semak, atau dimana pun emas akan tetap menjadi emas.” Dari istilah ini kita diajak untuk hidup harus seperti emas yang bernilai istimewa dan bernilai yang bisa dilihat dan berdampak bagi banyak orang. Karena jika tidak demikian, kita tidak akan bisa dikenang sedemikian rupa. Maka dari itu Bapa Ibu, kita harus bisa menjadi orang-orang yang benar, bisa menampilkan sisi terbaik dalam hidup kita agar kita bisa dikenang dengan perbuatan kita. Perbuatan-perbuatan yang menghasilkan buah bagi banyak orang terutama kebijaksanaan tersebut. Amin.

Doa Penutup: Ya Allah Bapa yang bertahta di dalam kerajaan Surga, terima kasih Tuhan atas firman Mu yang Engkau berikan kepada kami, kiranya kami dikuatkan menjadi seorang yang mau membantu orang lain di dalam kehidupan kami sehari-hari, dan kami dikuatkan untuk menjalaninya di dalam kehidupan kami. Kami sadar Tuhan bahwa Engkau pun sebagai gembala sangat menyayangi domba-dombanya yaitu kami. Agar kami juga mau berjuang sama seperti Engkau mau memberikan segalanya kepada kami umatMu. Kiranya Engkau selalu memberikan damai sejahtera kepada kami dalam kehidupan kami sehari-hari. Terima kasih Tuhan, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus. Amin. 


C.Pdt. Philip T. Nainggolan, S.Si (Teol)- LPP II di Kantor Departemen Marturia HKBP

Pustaka Digital