Renungan Harian HKBP I 8 November 2024
Syalom Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus semoga kita dalam keadaan sehat bangun pada pagi hari ini. Sebelum kita memulai aktivitas kita, kita mendengarkan Firman Tuhan, kita saat teduh sejenak, kita berdoa.
Doa Pembuka: Kita berdoa! Ya tuhan Allah yang kami kenal didalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami mengucap syukur untuk berkat yang engkau berikan melalui nafas kehidupan yang bisa kami rasakan pada pagi hari ini. Ya Tuhan, kami akan memulai aktivitas kami dan kami akan mendengarkan Firman Mu, kiranya bukalah hati dan pikiran kami agar kami dapat mendengarkan dan melakukannya dengan baik. Didalam Nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur, Amin.
Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, Firman Tuhan yang menyapa kita pada pagi hari ini tertulis di dalam Matius 9:36, demikian Firman Tuhan.
Matius 9:36
“Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.”
Bapak/Ibu, Saudara/i yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Latar belakang penulisan Matius 9:36 dapat dipahami dengan memperhatikan konteks sosial, politik, dan religius pada masa Yesus. Dalam Injil Matius, penulis ingin menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan dan penggenapan nubuat Perjanjian Lama. Matius 9:36 menggambarkan perasaan Yesus terhadap kerumunan orang yang mengikuti-Nya. Teks ini menyatakan, "Ketika Ia melihat orang banyak, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar, seperti domba yang tidak bergembala."
Kita dapat melihat bahwa ada beberapa poin penting dalam latar belakang ini:
1.Konteks Sosial pada zaman Yesus, banyak orang Yahudi mengalami penindasan oleh kekuasaan Romawi dan mengalami kesulitan ekonomi. Mereka mencari harapan dan pemulihan, seringkali datang kepada Yesus untuk mendengar pengajaran dan menerima penyembuhan.
2. Dalam ayat ini Matius menekankan bahwa Yesus bukan hanya seorang pengajar, tetapi juga penyelamat yang peduli terhadap kebutuhan spiritual dan fisik masyarakat. Belas kasihan Yesus menggambarkan sifat-Nya yang sebagai Gembala yang baik.
3. Penggunaan istilah "domba yang tidak bergembala " mengacu pada kenyataan bahwa banyak pemimpin agama pada waktu itu gagal memberikan bimbingan dan perhatian yang dibutuhkan masyarakat. Ini juga berhubungan dengan tema gembala dalam Perjanjian Lama, yang menyoroti tanggung jawab pemimpin untuk menjaga umat.
4. Dengan melihat belas kasih Yesus, Matius menunjukkan bahwa Yesus adalah penggenapan nubuat mengenai Mesias yang akan datang untuk memulihkan umat-Nya. Hal ini menjadi penguatan bagi para pembaca Yahudi yang menginginkan pemulihan dari penindasan.
Dalam analisis teologis, Matius 9:36 mengajak pembaca untuk memahami bahwa Yesus hadir bukan hanya untuk mengajarkan, tetapi juga untuk merasakan dan menanggapi penderitaan umat manusia. Ini menjadi landasan bagi pengutusan para murid di ayat-ayat berikutnya, di mana Yesus meminta mereka untuk melanjutkan misi-Nya dalam mengasihi dan melayani orang banyak.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus Yesus, apakah yang ingin disampaikan firman ini kepada kita? coba kita melihat hati Yesus yang penuh belas kasihan. Ketika Ia melihat kerumunan orang banyak, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan karena mereka lelah dan terlantar. Yesus tidak hanya melihat fisik orang banyak; Ia melihat kebutuhan mendalam mereka. Dalam kehidupan kita, seringkali kita terbiasa melihat tanpa merasa. Mari kita bertanya kepada diri kita sendiri: Apakah kita melihat mereka yang di sekitar kita dengan cara yang sama? Apakah kita menyadari kesedihan, kelelahan, dan kebutuhan orang lain?
Saudara-saudari, kita dipanggil untuk mengembangkan mata hati yang peka terhadap penderitaan orang lain. Ini bisa berarti mendengarkan cerita-cerita mereka, memahami situasi mereka, dan tidak hanya lewatkan begitu saja. Saat kita melihat dengan hati, kita akan tergerak untuk beraksi. Belas kasihan Yesus tidak berhenti pada perasaan. Ia bertindak. Dia menyembuhkan yang sakit, memberikan makanan kepada yang lapar, dan mengajarkan kebenaran. Kita juga dipanggil untuk bertindak dengan cara yang sama. Belas kasihan harus mendorong kita untuk melakukan tindakan nyata.
Mari kita mencari cara-cara konkret untuk menunjukkan belas kasihan. Ini bisa berupa memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, melayani di gereja, atau bahkan sekadar menelpon teman yang sedang merasa kesepian. Tindakan kita dapat membawa perubahan nyata dalam hidup orang lain, sekecil apapun itu. Yesus menggambarkan orang banyak seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Kita sebagai pengikut Kristus dipanggil untuk menjadi gembala bagi sesama. Dalam komunitas kita, apakah kita berperan sebagai penuntun dan pelindung? Apakah kita membantu mereka yang bingung atau kehilangan arah?
Mari kita bertanya pada diri kita: Siapa yang bisa kita bantu untuk menemukan jalan kembali? Mungkin kita bisa menjangkau anak-anak muda yang kehilangan arah, mendampingi keluarga yang mengalami krisis, atau mendukung mereka yang merasa terpinggirkan. Setiap tindakan kita bisa memberikan harapan dan arah.
Saudara-saudari yang terkasih dalam Kristus Yesus, mari kita terinspirasi oleh belas kasihan Yesus. Marilah kita berdoa agar Tuhan membuka mata dan hati kita untuk melihat kebutuhan di sekitar kita dan memberi kita keberanian untuk bertindak. Kita dipanggil untuk mencerminkan kasih Kristus dalam setiap aspek kehidupan kita. Dengan demikian, kita tidak hanya menjadi saksi-Nya, tetapi juga saluran kasih-Nya kepada dunia yang membutuhkan. Amin.
Doa Penutup: Kita Berdoa! Ya Tuhan Allah yang kami kenal di dalam nama anakmu Tuhan Yesus Kristus, kami mengucap syukur Tuhan sebab kami telah mendengarkan firmanMu. Tuhan kiranya engkau tanamkan Roh KudusMu didalam hati,jiwa dan pikiran kami, agar kami dapat melakukan segala firmanMu dengan benar dan baik. Seperti Yesus yang penuh dengan belas kasih, begitu pula kami Tuhan mampukan untuk meniru Kasih Yesus. Ya Tuhan Allah, Kami akan lanjutkan aktivitas kami dalam satu hari ini, kiranya engkau yang senantiasa membimbing dan memberikan kami hikmat di dalam melakukan pekerjaan kami. Begitu juga dengan segala dosa dan kesalahan yang kami lakukan kiranya engkau menghapuskannya. Di dalam nama Anakmu Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur, Amin.
C.Pdt. Treewani Pangaribuan- LPP I di Kantor Ephorus HKBP