Renungan Harian HKBP | Jumat, 27 Juni 2025

Doa Pembuka: Bapa kami yang di Surga, terpujilah Engkau yang telah memelihara kehidupan kami hingga saat ini. Terimakasih atas setiap berkat dan karunia yang senantiasa Engkau limpahkan kepada kami. Tuntun serta bimbinglah hati dan pikiran kami supaya Firman-Mu yang hendak kami renungkan juga akan kami hidupi. Biarlah Roh-Mu yang kudus senantiasa berdiam dalam hidup kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Yehezkiel 34: 22

Maka Aku akan menolong domba-domba-Ku, supaya mereka jangan lagi menjadi mangsa dan Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba.


Saudara-saudari yang dikasihi Tuhan kita Yesus Kristus. Seperti apakah keadaan bangsa yang para pemimpinnya tidak komit dan tidak benar dalam memimpin dan menggembalakan rakyatnya? Pastinya akan berantakan, tidak bisa diatur, bahkan bisa jadi hampir hancur. Hukum tidak ditegakkan sebagaimana mestinya. Akan terjadi kerusuhan di sana sini karena setiap orang melakukan apa yang dia anggap benar.

Demikianlah yang terjadi pada bangsa Israel. Tuhan melihat domba-domba gembalaan-Nya, yang kehilangan figur gembala yang baik, telah berlaku liar dan tak terkendali lagi. Ini dapat kita lihat dan baca pada ayat 17-19. Domba berkelahi satu sama lain. Domba yang kuat memukul dan menindas yang lemah. Domba yang gemuk merampas padang rumput yang subur dari yang kurus.

Kalau di perikop sebelumnya Tuhan murka kepada para pemimpin yang menindas para umat-Nya, maka di sini Tuhan akan menjadi hakim yang mengadili perkara di antara umat-Nya tersebut. Lebih tepatnya pada ayat 20-22. Tuhan akan mengangkat seseorang yang mewakili Dia memimpin umat-Nya. Seperti Daud, yang dulu menjadi raja Israel untuk menggembalakan umat Tuhan (2 Sam 7), demikian Tuhan akan membangkitkan keturunan Daud atas takhta umat-Nya. Melalui Daud, umat Tuhan akan mengalami zaman keemasan, seperti masa kerajaan bersatu. Paling sedikit ada dua hal akan terjadi. Pertama, persatuan umat Tuhan akan terwujud, akan menjadi bangsa dan umat yang disayangi Tuhan. “…Aku Tuhan, Allah mereka, …kaum Israel, adalah umat-Ku” yang dikatakan pada ayat 30 adalah pernyataan Perjanjian Sinai yang sekali lagi diberlakukan atas mereka. Kedua, melalui Daud damai sejahtera dan kemakmuran akan dialami lagi oleh umat Tuhan. Dapat kita lihat pada ayat 25-29.

Kristus adalah keturunan Daud yang telah mempersatukan seluruh umat pilihan tersebut di dalam diri-Nya. Bukan hanya bangsa Israel lagi, Ia akan menjangkau ke semua bangsa. Di dalam Dia dan oleh kepemimpinan-Nya gereja dan persekutuan menjadi wadah penuh kasih,  menjadi masa keemasan penuh damai sejahtera yang akan datang. Oleh karena itu, jadikanlah  Kristus menjadi raja di dalam hati kita dan di dalam hidup kita. Biar Dia memimpin umat-Nya melalui kita, anak-anak-Nya. Amin.


Doa Penutup: Terima kasih Bapa atas firman Mu yang telah meneguhkan hati dan iman percaya kami pada-Mu. Tuntunlah kami agar senantiasa berserah pada kehendak-Mu saja. Bimbing kami, kiranya hidup kami menjadikan Tuhan satu-satunya hakim dan raja yang menuntun perjalanan hidup kami. Kiranya Roh Kudus-Mu yang berdiam dalam hidup kami, agar kami tetap setia pada terang Kasih-Mu. Dalam nama Yesus Kristus, kami berdoa. Amin. 

Pdt. Filemon F. Sigalingging, S.Th – Staff Kantor Ephorus HKBP.

Pustaka Digital