Renungan Harian HKBP | Sabtu, 19 April 2025
Syalom, bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih, sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh sejenak, kita bersatu di dalam doa.
Doa Pembuka: Bapa yang baik, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan juruselamat kami, kami bersyukur untuk penyertaan dan kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh ada hingga saat ini. Saat ini ya Tuhan, sebelum kami melanjutkan kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu akan menyerahkan diri kami untuk mendengarkan firmanMu yang akan menyapa dan menguatkan kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan, kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih, firman Tuhan yang menyapa kita saat ini tertulis dalam:
Yohanes 16 : 22
“Demikian juga kamu sekarang diliputi dukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bergembira dan tidak ada seorang pun yang dapat merampas kegembiraanmu itu dari padamu.”
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, tentu kita tahu bahwa sepanjang kita hidup di dunia ini pasti akan berhadapan dengan suka dan duka silih berganti. Tidak ada manusia yang hanya akan menerima sukacita sepanjang dia hidup, begitu juga sebaliknya. Mungkin kita akan tertawa saat berhasil, namun juga akan menangis saat kehilangan sesuatu yang berarti untuk kita. Kita akan merayakan kelahiran, namun akan berduka saat ada yang meninggal. Siapa pun tidak bisa menghindar dari realita ini. Nah, yang menjadi sangat penting untuk kita renungkan adalah, apakah dalam setiap suka dan duka yang kita alami, apakah kita selalu mengikutkan Yesus di dalamnya? Atau pernah kah suka maupun duka itu malah membuat kita jauh dari Allah?
Juga nats yang menyapa kita saat ini menyinggung hal tersebut, dimana nats ini merupakan bagian dari rangkaian amanat terakhir Yesus menjelang sengsaranya di Kayu Salib. Yesus mengetahui dengan benar bahwa jika perpisahan itu akan terjadi, itu akan menimbulkan duka di hati para muridNya. Yesus tahu duka itu nyata. Yesus tidak meminta murid-muridNya untuk menutupi duka itu, dan Yesus juga menunjukkan bahwa duka yang akan terjadi itu tidak akan kekal. Kalimat “Aku akan melihat kamu lagi” dalam nats ini merujuk pada kebangkitanNya, sekaligus itu adalah bukti bahwa kematian bukanlah akhir dari segalanya.
Oleh karena itu Yesus dalam nats ini mempersiapkan hati para murid menghadapi perpisahan yang pahit, namun bukan hanya itu, Yesus juga menjanjikan penghiburan, pengharapan, dan kepastian akan perjumpaan kembali. Oleh karena itu, ayat 22 ini berbicara tentang saat dimana Yesus akan bangkit dari kematian, dan itu adalah masa dimana murid-murid akan melihat Dia lagi dan mengalami sukacita.
Bapak/Ibu saudara/i yang terkasih, nats yang menyapa kita saat ini mengingatkan kita bahwa duka adalah bagian dari kehidupan iman kita juga. Saat duka datang, kita diundang untuk bersandar kepada Kristus yang akan melihat kita kembali serta memenuhi hati kita dengan sukacita yang tidak akan hilang. Dunia bisa membawa duka, tapi dunia tidak bisa merampas sukacita orang percaya dari Kristus. Hidup ini memang tidak akan pernah lepas dari kesedihan. Ada waktu-waktu kita merasa kehilangan, kecewa, atau hancur karena keadaan. Namun, Yesus mengajarkan bahwa duka bukanlah akhir dari setiap cerita. Ia mampu memulihkan dan merubah duka menjadi suka. Dan jika sukacita kita berasal dari Kristus, dunia atau apa pun tidak bisa merampasnya. Yesus tidak menjanjikan hidup kita akan bebas dari duka, tapi Ia menjanjikan akan selalu ada akhir yang penuh sukacita. “Duka tidak selamanya duka, karena ada suka yang disiapkan oleh Dia.” Maka, marilah kita belajar untuk selalu bersandar kepada Dia dalam segala hal, sebab dalam Kristus, selalu ada harapan dan sukacita yang kekal. Baik suka maupun duka, Yesus selalu ikut di dalamnya. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu. Ajar kami ya Tuhan untuk selalu berharap dan berpegang teguh hanya kepadaMu, jika suka ataupun duka datang menghampiri kami. Biarlah rohMu ya Tuhan menguatkan kami untuk tetap berdiri dengan teguh di dalam iman kami kepadaMu. Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan, pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Pdt. Frans Mario Sormin, S.Th- Pendeta Fungsional di Kantor Departemen Koinonia HKBP