Renungan Harian Marturia HKBP | Sabtu, 12 April 2025
MENGATAKAN APA YANG DIFIRMANKAN TUHAN
Doa Pembuka: Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, kiranya memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Amin.
2 Tawarikh 18 : 13,
“Tetapi Mikha menjawab : ”Demi TUHAN yang hidup, sesungguhnya, apa pun yang akan difirmankan Allahku, itulah yang akan kukatakan.”
Berbeda dari nabi-nabi palsu yang mengatakan apa yang menyenangkan hati raja Israel saja, nabi Mikha mempunyai prinsip dan keteguhan hati yang kuat: “Apa yang akan difirmankan Allahku, itulah yang akan kukatakan.” Mikha tidak mau bernubuat palsu hanya untuk menyenangkan hati raja, tapi dia menyampaikan firman Allah yang sesungguhnya, walaupun firman dan nubuat yang disampaikannya membuat Ahab, raja Israel yang hidupnya jauh dari TUHAN, menjadi tidak suka kepadanya. Nabi Mikha tidak mau menyimpang dari apa yang difirmankan Allah kepadanya, walaupun karena hal itu dia dibenci oleh kalangan istana. Bahkan karena bernubuat yang benar, Mikha harus dimasukkan ke dalam penjara sesuai dengan perintah raja Ahab. Menjadi seorang nabi yang benar ternyata harus siap menerima penderitaan, seperti yang dialami oleh nabi Mikha.
Jemaat yang dikasihi Tuhan!
Sebagai umat Tuhan, kita juga terpanggil untuk mengatakan apa yang benar sesuai dengan apa yang difirmankan oleh Tuhan kepada kita, bukan apa yang sesuai dengan keinginan kita atau keinginan para penguasa atau keinginan manusia. Nabi Mikha menjadi teladan bagi kita agar kita tidak takut mengatakan apa yang benar, walaupun karena mengatakan yang benar itu, kita harus dibenci oleh para penguasa atau orang-orang yang merasa terusik atas apa yang benar yang kita sampaikan. Kita percaya bahwa Allah yang memanggil kita untuk memberitakan firman-Nya, Dialah yang akan melindungi dan menyertai kita dari segala yang jahat. Kita tidak perlu takut untuk menyampaikan kebenaran firman Allah dan menyuarakan suara kenabian, karena Tuhan beserta dengan kita dan menguatkan kita dan menuntun kita di jalan yang benar.
Tugas panggilan kita sebagai gereja dan orang percaya, baik pelayan maupun warga jemaat adalah memberitakan firman Tuhan dan menegakkan kebenaran, keadilan dan hukum sesuai dengan firman Allah yang hidup. Betapa akhir-akhir ini kita menyaksikan maraknya penebangan hutan yang pada gilirannya mengancam kehidupan umat manusia dengan terjadinya longsor dan banjir bandang. Sebagai gereja dan umat Tuhan, kita terpanggil untuk menyuarakan suara kenabian agar penebangan hutan dihentikan dan menyerukan supaya semua lapisan masyarakat bersama-sama menjaga dan melestarikan alam ciptaan Tuhan. Bisa saja, karena suara kenabian itu dan karena firman Allah yang kita sampaikan itu, ada saja yang tidak suka kepada kita, tapi kita harus tetap menyuarakannya dan meyampaikannya. Tuhan Yesus pernah bersabda: “Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan tidak. Apa yang lebih daripada itu berasal dari si jahat.” “Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Matius 5:37 dan Matius 5:10). Amin.
Doa Penutup: Ya Allah Bapa di sorga, berilah kami keberanian dan hikmat untuk menyampaikan firman-Mu demi tegaknya kebenaran, keadilan dan hukum di tengah-tengah dunia. Tuntunlah hati kami dengan kuasa Roh Kudus-Mu agar yang kami sampaikan adalah sungguh-sungguh firman-Mu bukan keinginan manusia. Di dalam Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
Anugerah Tuhan Yesus Kristus, kasih setia Allah Bapa dan persekutuan dengan Roh Kudus, kiranya menyertai kamu sekalian. Amin.
Pdt. Berton Richard Hutapea, S.Th - Wakabiro Jemaat HKBP