Ephorus HKBP Ungkap Perjuangan HKBP ke Forum Internasional

Dokumentasi Foto

BOSSEY, SWISS (5/9) – Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan berkumpul bersama para pemimpin gereja Lutheran yang baru terpilih dari seluruh dunia di Jerman untuk mengikuti Retreat of Newly Elected Leaders (RoNEL). Acara ini diselenggarakan oleh Federasi Lutheran Sedunia (LWF) dan Pusat LWF di Wittenberg dan berlangsung mulai 31 Agustus-9 September di dua tempat. Pada 31 Agustus-5 September berlangsung di Bossey Swiss dan tanggal 6-9 bertempat di Wittenberg, di mana Luther dulu tinggal dan memulai Reformasi.

Di sela kesibukan mengikuti kegiatan, Ephorus HKBP mengungkap bahwa LWF telah mendengar perihal seruan Ephorus untuk menutup satu perusahaan perusak lingkungan – yang telah masuk ke media nasional dan tersebar di media sosial. Oleh karena itu, Ephorus diminta untuk memberikan informasi lebih lengkap perihal tersebut dalam satu sesi diskusi.

Ephorus menjelaskan bahwa PT. TPL selama lebih 30 tahun telah mengakibatkan banyak dampak negatif dengan rusaknya lingkungan dan banyaknya korban. Seruan Ephorus untuk menutup PT. TPL sejalan dengan konfesi HKBP yang menekankan tugas HKBP menentang segala usaha yang merusak lingkungan. Selanjutnya, keputusan Rapat Praeses dan Rapat MPS pun menetapkan agar HKBP terlibat lebih lanjut dalam usaha pelestarian alam.

Retret yang berlangsung dari 31 Agustus hingga 9 September ini bertujuan untuk mempertemukan 13 uskup baru dari berbagai gereja pemimpin. Tujuannya adalah untuk menciptakan ruang bagi mereka agar dapat terhubung, berbagi tantangan, belajar dari pengalaman satu sama lain, dan merefleksikan peran kepemimpinan mereka dalam komunitas Lutheran global.

Acara dimulai di Jenewa dengan kunjungan ke Kantor Komuni LWF sebelum para peserta melanjutkan perjalanan ke Wittenberg, kota bersejarah di mana mereka dapat mendalami sejarah Reformasi. Artikel ini menyoroti beragamnya konteks gereja yang berpartisipasi, mulai dari Gereja Lutheran Kosta Rika yang kecil dengan 500 anggota hingga Gereja Lutheran Injili di Tanzania dan Gereja Kristen Protestan Batak (HKBP) di Indonesia yang memiliki jutaan anggota.

Retret ini juga menjadi wadah untuk membahas tantangan yang dihadapi para pemimpin, seperti termasuk diberitakan di atas. Menurut Rev. Katariina Kiilunen, Eksekutif Program LWF untuk Peningkatan Kapasitas dan Pengembangan Kepemimpinan, tujuan utama adalah membantu para pemimpin ini merenungkan nilai-nilai dan visi mereka, mengeksplorasi prioritas strategis LWF, dan membentuk jaringan dukungan antar sesama untuk membantu mereka dalam pekerjaan yang penuh tuntutan.

Scroll to Top