MEDAN (18/10) – Ephorus Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST, bersama sejumlah pimpinan gerejadan sahabat lintas denominasi, melayat dan menyampaikan belasungkawa atas wafatnya Uskup Emeritus Mgr. Pius Datubara, OFM Cap, Sabtu (18/10/2025) di Katedral Medan.
Ephorus HKBP menyampaikan bahwa kepergian Mgr. Pius Datubara bukan hanya kehilangan bagi Gereja Katolik, tetapijuga bagi seluruh umat beriman di Indonesia. Ia dikenang sebagai seorang rohaniwan rendah hati yang setia menghidupi panggilannya dengan kasih, kesederhanaan, dan komitmen kuat terhadap keutuhan ciptaan.
“Melalui kasih, kesederhanaan, dan pengabdiannya yang tanpa pamrih, beliau menghadirkan tanda-tanda surgawi di tengah dunia. Kini, ia telah kembali kepada Sang Raja yang dilayaninya dengan setia. Meski beliau adalah Uskup Katolik, semasa hidupnya ia adalah Ompung, Bapa, Guru, dan sahabatbagi semua umat,” ujar Pdt. Victor Tinambunan dalam ungkapan dukanya.
Mgr. Pius Datubara dikenal luas sebagai sosok gembala yang memiliki perhatian mendalam terhadap keadilan sosial dan kelestarian alam. Dalam berbagai kesempatan, beliau menegaskan bahwa merusak lingkungan berarti mengkhianatikasih Allah terhadap ciptaan-Nya. Pandangan tersebut sejalan dengan semangat “Laudato Si” ensiklik Paus Fransiskus tentang tanggung jawab umat manusia terhadap bumi sebagai rumah bersama.
Ephorus HKBP, yang juga menjabat sebagai Pembina Sekretariat Bersama (Sekber) Keadilan Ekologis Sumatera Utara, menilai bahwa semangat ekologis Mgr. Pius Datubara adalah wujud nyata iman yang bekerja melalui perbuatan. “Beliau telah menanamkan kesadaran bahwa iman sejati tidakhanya diukur dari ibadah dan doa, tetapi juga dari kepedulian kita terhadap sesama dan alam ciptaan Tuhan. Melindungi hutan, sungai, dan tanah bukan hanya tugas ekologis, melainkan tanggung jawab teologis,” tegas Ephorus Tinambunan. Semangat itu sejalan dengan nilai-nilai yang diusung Sekretariat Bersama (Sekber) Keadilan Ekologis Sumatera Utara, yang memperjuangkan kelestarianlingkungan sebagai bagian integral dari iman.
Uskup pertama dari suku Batak, Monsignor (Mgr) Emeritus Alfred Gonti Pius Datubara, OFM Cap, Uskup Emeritus Keuskupan Agung Medan, meninggal dunia pada Jumat (17/10/2025) dalam usia 91 tahun. Kabar duka ini diumumkan melalui akun resmi Komunikasi Sosial Keuskupan Agung Medan (Komsos KAM), @komsos_kam.
Ephorus HKBP menyampaikan rasa syukur dan penghargaan mendalam atas kehidupan serta karya pelayanan Mgr. Pius Datubara yang dianggap sebagai teladan iman, pelayan kasih, dan pejuang keutuhan ciptaan.
“Berdasarkan Filipi 3:20, ‘Sebab kewargaan kita adalah di dalam sorga,’ kita bersyukur atas kehidupan dan pelayananOmpung Uskup Emeritus Mgr. Pius Datubara, OFM Cap, yang sepanjang hidupnya telah mencerminkan identitas sejatiseorang warga Kerajaan Sorga,” ujar Ephorus Tinambunan.
Ephorus HKBP didampingi Ketua Umum Sekber KeadilanEkologis Sumut, Pastor Walden Sitanggang, OFM Cap, Praeses HKBP Distrik X Medan-Aceh, Pdt. Suwandi Sinambela, serta sejumlah tokoh lintas gereja, hadir bukanhanya untuk menyampaikan belasungkawa, tetapi juga untuk menegaskan semangat persaudaraan iman dan tanggung jawabekologis bersama di tengah dunia yang semakin rapuh akibat krisis moral dan krisis lingkungan.
Kehadiran Ephorus HKBP dan para tokoh lintas gereja di Katedral Medan menjadi simbol perjuangan kemanusiaan serta keutuhan ciptaan sekaligus mengenang Mgr. Pius Datubara bukan hanya sebagai pemimpin Katolik pertamadari suku Batak, tetapi juga sebagai pelita yang menyalakan semangat cinta kasih, perdamaian, dan tanggung jawab ekologis lintas denominasi.
“Kiranya kita semua terhibur dan terinspirasi mengikuti keteladanan beliau semasih Tuhan memberi kita kesempatan sebagai warga Kerajaan Allah sekaligus sebagai warga bumiini,” pungkas Ephorus HKBP.