Berita kepala BNPB di acara HKBP:
SIARAN PERS BNPB
17 Mei 2021
435/Pers-PusdatinKK/BNPB/Dis.02.01/V/2021
Gereja Berperan dalam Menyikapi
Ancaman Bahaya di Tengah Masyarakat
JAKARTA – Bencana yang berdampak
pada korban jiwa dan kerugian harta benda kerap terjadi di berbagai wilayah
nusantara. Penanggulangan bencana tidak terlepas dari peran aktif pentaheliks,
salah satunya unsur gereja bersama komunitasnya.
Kepala Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Dr. (H.C.) Doni Monardo
menyampaikan hal tersebut dalam Konsultasi Nasional Huria Kristen Batak
Protestant (HKBP) secara virtual pada Senin (17/5). Menurut Doni dalam
kolaborasi pentaheliks, gereja memiliki peran besar untuk meningkatkan
kesadaran kolektif.
Doni menekankan bahwa literasi
kebencanaan sangat penting disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat
dapat menyikapi setiap ancaman bahaya. Penyampaian pesan kebencanaan ini harus
terus menerus diinformasikan gereja kepada masyarakat. Doni berharap HKBP tiada
henti untuk menyampaikan informasi kebencanaan maupun menjaga harmoni dengan
lingkungan setiap saat.
Berbicara mengenai konteks
Sumatera Utara, Doni menyampaikan bahwa provinsi ini memiliki berbagai potensi
bahaya yang diklasterkan dalam bencana geologi dan vulkanologi,
hidrometeorologi kering, hidrometeorologi basah dan bencana nonalam. Ia
mengatakan bahwa hampir semua jenis bencana di Indonesia juga terdapat di
Sumatera Utara. Misalnya bencana hidrometeorologi basah, Doni mengingatkan
untuk selalu menjaga keserasian alam.
“Kami berharap, setiap kali ada
kegiatan HKBP dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat sehingga mereka
dapat betul-betul memperhatikan aspek lingkungan,” pesannya.
Lebih lanjut, Doni yang juga
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyampaikan bahwa wilayah – wilayah
yang berisiko tinggi dapat memperhatikan aspek lingkungan sehingga terhindar
dari bencana, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor dan angin puting
beliung. Doni mencontohkan untuk daerah seperti Kota Medan, Langkat dan Asahan.
Di sisi lain, seperti konteks
gempa bumi dan tsunami, Doni juga menjelaskan mengenai pentingnya kesadaran
masyarakat untuk melakukan pencegahan dan kesiapsiagaan. Ia mengambil contoh
potensi gempa dan tsunami yang dapat terjadi di Pulau Nias. Pulau ini pernah
beberapa kali terdampak gempa dan tsunami yang merenggut korban jiwa dan harta
benda.
“Menyusun rencana
kontinjensi, rencana darurat apabila
terjadi tsunami. Agar seluruh infrastruktur di Nias dan sekitar yang berisiko
dapat mempersiapkan dengan baik,” katanya.
Menurutnya gereja memiliki
kekuatan untuk membangun komunitas dan masyarakat secara luas dalam membangun
resiliensi dalam menghadapi bencana. Hal tersebut dapat diambil dan dipelajari
dari pengalaman dan kearifan masyarakat setempat atau masyarakat lokal lain.
Dalam paparannya, Doni juga
mengingatkan untuk hidup harmoni dengan alam, salah satunya dengan penanaman
pohon. Ia berpesan penanaman ini harus tumbuh dari kesadaran masyarakat.
Melalui penanaman pohon, manusia tidak hanya mendapatkan berkah ekologi tetapi
juga ekonomi.
Ia menutup, HKBP diharapkan dapat
menjadi penggerak dalam komunitas untuk kelestarian alam dan kepedulian
terhadap kebencanaan, khususnya di
Sumatera Utara.
Jati
Kepala Pusat
Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB
Facebook :
@InfoBencanaBNPB
Twitter :
@BNPB_Indonesia
Instagram :
@bnpb_indonesia
Youtube : BNPB
Indonesia
#SiapUntukSelamat
#KitaJagaAlamJagaKita
#BudayaSadarBencana
#BersatuLawanCovid19
#CuciTangan
#JagaJarak
#MaskerUntukSemua
#DiRumahAja