Pada tanggal 22
September 2022 HKBP AIDS Ministry bersama dengan Departemen Diakonia dan New
Kairus TV mengadakan acara talkshow “Momentum HKBP AIDS Ministry, Peduli
Kemanusiaan” yang langsung disiarkan langsung secara langsung di Youtube Kairos
TV.
Acara ini
dipandu oleh Host Pdt. Frengki Napitupulu dan narasumber Kepala Departemen
Diakonia HKBP (Pdt. Debora Purada Sinaga, M.Th) dan Sekretaris Eksekutif HKBP
AIDS Ministry (Diak. Berlina Sibagariang) dan turut juga hadir Diak. Oka
Nurhayati Harianja dan Erikson Napitupulu sebagai Ketua Kelompok Dukungan
Sebaya Sanggar Toba Support (SANTOSA).
Dalam acara akan
dibahas tentang pelayanan HKBP AIDS Ministry
sebagai salah satu unit pelayanan di HKBP yang berada di bawah naungan
pelayanan Departemen Diakonia.
Pada segmen
pertama, Ibu Kadep Diakonia memaparkan bahwa dimasa yang serba sulit ini yaitu
masa pandemi – covid 19 beliau harus mampu membagi waktu untuk bekerja, untuk
keluarga dan mungkin kadang kala untuk melayani yang tiba-tiba harus dilayani.
Untuk itu perlu meminta hikmat dari pada Tuhan sehingga tidak ada yang pulang
dengan kekecewaan. Ibu Debora Sinaga, M.Th juga memaparkan unit-unit pelayanan
HKBP secara khusus yang berada di bawah Departemen Diakonia HKBP mulai dari PK
Hephata Laguboti yang melayani difabel, Permata Diakonia yang menangani
anak-anak yang autis dan hyperaktif, Panti Asuhan Elim HKBP tempat 55 orang
anak-anak yang tidak memiliki orang tua, pelayanan terhadap orang dengan
gangguan jiwa, pelayanan terhadap lansia, biro pengmas HKBP, koperasi dan badan
usaha yang sudah mampu menghasilkan wine dan yang terakhir yang sedang
berlangsung “Tuonan” dimana pemuda-pemuda HKBP yang di PHK karna Covid 19 lalu
membuka kantin pemuda HKBP sebagai pusat transfomasi, tapi dengan HKBP AIDS Ministry
beliau snagat terinspitasi mulai drai persiapan pembentukan mulai dari 18 tahun
yang lalu walaupun mereka masih muda mereka mampu mengorganisir dengan baik.
HAM juga sudah cukup dikenal di tingkat nasional dan internasional. Orang-orang
muda ini dengan tim kerjanya dapat memakai IT dengan baik seperti program Lekas
“Lele Kangkung Sehat), Berkati “Berbagi Berkat dengan Hati”, pembagian nutrisi
bagi ODHA.
Pada segmen
kedua Ibu Pdt. Debora Sinaga memaparkan secara singkat sejarah berdirinya HKBP
AIDS Ministry dan kemudian dilanjutkan oleh Diak. Berlina Sibagariang tentang
realitas yang terjadi. Dulu namanya adalah Komite AIDS HKBP berganti nama
menjadi HKBP AIDS Ministry. Sejak ditemukan kasus tahun 2003 HKBP dengan cepat
memberi respon. HAM sudah terbentuk sejak 25 Februari 2003 artinya sudah 18
tahun pelayanan HIV AIDS. HKBP AIDS Ministry telah menemukan kasus HIV mulai
dari tahun 2003 sudah lebih dari 900 kasus di Tapanuli Raya secara khusus dan
di HKBP secara umum.
HKBP konsen
dalam pencegahan HIV AIDS ketika Ompu i Ephorus juga mengatakan supaya semua
distrik membentuk HAM Distrik sehingga bukan hanya di Tapanuli Raya yang konsen
melakukan kegiatan ini.
Realitas yang
terjadi bahwa mereka yang terpapar HIV yang ditemukan oleh HAM adalah rata-rata
diusia produktif dan banyak dari antara mereka yang merantau diperantauan
seperti di Jawa, Kalimantan, Kepri yang dulunya tidak dibekali dari kampung
sehingga tidak paham informasi HIV sehingga terpapar disana dan akhirnya pulang
kampung, menikah dan tinggal bersama keluarga. Diak. Berlina juga memaparkan
tentang kegiatan-kegiatan HKBP AIDS ministry mulai dari konseling,
pendampingan, membentuk kelompok dukungan sebaya, mobile klinik ke populasi
kunci, kampanye penyadaran dan edukasi melalui seminar, membangun jaringan
kemitraan lokal, nasional dan internasional.
Kasus HIV tidak
selesai karna sering sekali dihubungkan dengan perbuatan amoral dan dosa. ODHA
itu pemakai narkoba, pekerja seks, dll padahal tidak selamanya begitu contohnya
anak-anak, Ibu rumah tangga yang baik yang dengan tulus melayani suami dan
anak. Sehingga memang setiap orang perlu diedukasi untuk tidak melakukan stigma
dan diskriniasi terhadap ODHIV, dan memeriksakan diri sedini mungkin karena
semua orang beresiko untuk terpapar HIV.
Ibu Kadep
Diakonia HKBP dalam segmen ini menyampaikan bahwa kasus HIV sebagai masalah
gereja bahwa pemahaman teologis tentang HIV AIDS harus dipilah-pilah. Gereja
perlu terus-menerus melakukan sosialisasi HIV AIDS, bagaimana penularan dan
pencegahan dengan menyampaikan informasi yang benar, menjauhi penyakitnya bukan
orangnya, bergandengan tangan dengan pemerintah, tokoh-tokoh masyarakat dan
tokoh-tokoh gereja dan gereja membentuk Tim yaitu dengan mengaktifkan HAM
Distrik.
Diakhir
bincang-bincang ini, Diak. Oka Harianja memaparkan mengenai program untuk
mendukung perekonomian ODHA khususnya program ketahanan pangan di masa pandemi
covid 19 dan perkenalan singkat dari dampingan HKBP AIDS Ministry yaitu Erikson
Napitupulu yang telah 16 tahun terpapar HIV sudah menikah dan istrinya serta
anak beliau tidak terpapar HIV yang sudah berdaya di tengah-tengah masyarakat.
Pesan pastoral
dari Ibu Kadep. Diakonia HKBP “dalam rangka Ending AIDS 2030 perlu menjauhi
penyakitnya bukan orangnya, mari benar-benar menjadi sesama terlebih bagi
sesama yang terinfeksi HIV AIDS karena hanya dengan demikian mereka dapat
merasakan sentuhan kasih kita.