Pada Jumat (5/02/2021), ibadah
pemberangkatan Pdt. Midian K. H. Sirait, M.Th., diselenggarakan di HKBP Balige
Ressort Balige, Distrik XI Toba Hasundutan. Ibadah dipimpin oleh Pdt. Bernard
Manik, Praeses Distrik VIII DKI Jakarta sebagai liturgis, sedang khotbah
disampaikan oleh Ompu i Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Robinson Butar-butar. Dalam
ibadah ini hadir juga para pimpinan HKBP lainnya yakni Kepala Departemen
Koinonia. Pdt. Dr. Deonal Sinaga dan Kepala Departemen Diakonia, Pdt. Debora
Sinaga, M.Th. Selain itu hadir juga para Praeses HKBP, di antaranya Praeses
Distrik VIII DKI Jakarta, Pdt. Bernard Manik, MTh Praeses Distrik XI Toba
Hasundutan, Pdt. Same Siahaan, MTh. Praeses Toba, Pdt. Jurson Pasaribu. MTh
Dalam acara ini hadir juga perwakilan Sekolah Tinggi Diakones HKBP.
Pdt. Midian K. H. Sirait, M.Th.,
merupakan mantan Praeses HKBP periode 2016-2020 yang semula melayani di Distrik
VIII DKI Jakarta. Pdt. Midian lahir di Bah butong, 26 Maret 1957 dan tutup usia
pada Rabu (3/02/21) di usia yang ke-63 tahun. Pdt. Midian menerima tahbisan
pada tahun 1985 dan telah melayani penuh waktu sebagai pendeta di HKBP selama
36 tahun.
Dalam ibadah disampaikan mandok hata mewakili utusan huria HKBP
Balige oleh Artauli br. Sihotang dan oleh St. J. N. Silitonga yang mewakili
utusan Distrik VIII DKI Jakarta, sedang mandok
hata mewakili seluruh rekan Pendeta disampaikan oleh Kepala Departemen
Koinonia, Pdt. Dr. Deonal Sinaga. Pdt. Deonal mengucapkan bela sungkawa yang
mendalam kepada seluruh keluarga yang ditinggalkan oleh Pdt. Midian Sirait,
secara khusus kepada kedua anak mendiang, yaitu CPdt. Tumpal Martin Sirait dan
Antonius Sirait.
Pdt. Dr. Deonal menyampaikan, “Keluarga
besar pendeta HKBP merasakan kehilangan yang begitu besar atas kepergian
seorang hamba Tuhan yang telah mewariskan banyak harta yang indah, terlebih
kabar baik yang telah dikhotbah, diajarkan oleh Pdt. Midian K. H. Sirait,
secara khusus kepada kami, para pendeta yang lebih muda. Banyak hal yang diingat
dari pengajaran yang telah disampaikan oleh Pdt. Midian melalui kehidupan
beliau, melaui khotbah, tulisan, buku dan kepemimpinan yang telah diperlihatkan
amang ini selama hidupnya dan selama pelayanannya. Banyak sekali hal yang dapat
dipelajari. Beliau adalah seorang pekerja keras. Setiap saat adalah berharga
baginya. Beliau juga adalah orang yang memikili tingkat disiplin yang sangat
tinggi. Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, Pdt. Midian adalah orang
yang sangat bijak.”
Selain itu, mandok hata juga disampaikan oleh Kepala Departemen Diakonia, Pdt.
Debora Sinaga, MTh, mewakili pimpinan HKBP. Dalam kesempatan itu, Pdt. Debora
mengucapkapkan, “Mewakili para pimpinan HKBP, kami turut berduka cita untuk
kepergian amang pendeta yang kita kasihi bersama, Pdt. Midian K. H. Sirait ke
tempat peristirahatannya.”
Lebih lanjut, Pdt. Debora mengatakan, “Hal
yang selalu saya ingat, amang pendeta selalu berkomitmen untuk mendukung
pergerakan HKBP dalam hal keadilan dan kesetaraan gender. Karena itu saya berhutang
budi kepada Pdt. Midian K. H. Sirait atas jasa-jasa beliau. Hingga di saat-saat
terakhir masa hidupnya, beliau masih terus aktif dalam pelayanan khtobah,
melalui Kairos, melalui berbagai
media sosial untuk membawa banyak jiwa. Banyak terobosan-terobosan baru yang
dibuat oleh beliau begitu kreatif, inspiratif, komunikatif, dan beliau juga
merupakan seorang motivator yang selalu membawa perubahan. Beliau merupakan
salah satu pemrakarsa beridirinya Distrik Kaltimsel yang sekarang telah berubah
nama menjadi Distrik Borneo. Ketika beliau menjadi Praeses di Distrik
Medan-Aceh, di situ juga beliau mendirikan HKBP Panti Asuhan Bethelem, Tanjung
Morawa yang menjadi tempat tinggal anak-anak korban Tsunami Aceh dan Nias.
Beliau merupakan seorang yang selalu berjuang bersama kami di kemitraan.” Setelah mandok hata disampaikan, pihak keluarga mengucapkan terima kasih
kepada setiap orang yang telah hadir dalam acara pemberangkatan Pdt. Midian K.
H. Sirait ke tempat peristirahatannya.
Seusai acara mandok hata, Ompu i Ephorus, Pdt. Dr. Robinson Butarbutar
mengucapkan terima kasih kepada setiap orang yang sudah datang mengikuti ibadah
pemberangkatan Pdt. Midian K. H. Sirait, MTh sebelum melayankan khotbah. “Kepada
seluruh keluarga yang ada di sini, kepada anak-anak kami, kami juga merasa
berduka cita, bukan hanya kalian seorang diri yang merasakannya. Ketahuilah,
semua pendeta di HKBP ini turut berdukacita atas kepergian seorang tokoh dari
tengah-tengah kita.”
Dalam khotbahnya yang didasarkan dari
Kitab Ayub, ompu i Ephorus mengatakan “Besarnya kepercayaan Ayub kepada Allah
di dalam hidupnya ketika ketiga anaknya dan istrinya pergi meninggalkan dia. Tadi,
jika kita mendengarkan dengan baik riwayat hidup Pdt. Midian K. H. Sirait.,MTh Sekitar 40 tahunan sejak menjadi calon pendeta hingga menjadi Praeses, sudah 10 Distrik
yang dilayani oleh beliau, dan bahkan juga di badan usaha. Beliau juga pernah
melayani 5 tahun di Jerman, membawa Firman Tuhan ke tengah-tengah mahasiswa di
sana. Izinkan saya menyampaikan apa yang sejak tadi malam saya pikirkan,
setidaknya ada 2 hal, pertama, ketika memimpinn UEM Asia ketika masih berkantor
di Medan waktu itu, ketika itu Pdt. Midian adalah Praeses. Waktu itu ada
seorang rekan pendeta yang meninggal dan saya mendengar perkataan beliau ketika
itu, ‘Jangan takut kalian akan kematian, kematian itu adalah jalan ke Surga’,
dalam sekali makna ucapan yang dikatakan oleh beliau ketika itu. kedua, yaitu
tiga tahun yang lalu, ketika beliau dirawat di RS Cikini. Sebagai Ketua Rapat
Pendeta waktu itu, saya pergi ke sana. Seharusnya ketika itu saya yang
melakukan penghiburan kepada beliau, akan tetapi justru saya yang dikuatkan
oleh beliau. Saya duduk di depan beliau, beliau bercerita selama hampir 1 jam
menceritakan bagaimana kebesaran Allah di dalam hidupnya, sekalipun di dalam
keadaan yang sangat susah beliau terus menjelaskan banyak hal yang dilakukan
oleh Allah dalam hidupnya sebagai seorang pendeta. Meskipun ia sedang sakit, ia
tidak berhenti memuji-muji Allah atas penyertaan Allah dalam hidupnya. Jadi
ketika ia selesai, kami berdoa. Tidak lama setelah itu, saya mendengar berita
bahwa beliau sudah sembuh. Ini seperti apa yang dituliskan dalam kisah Ayub
tadi. Sebesar itulah kepercayaan beliau ini kepada Allah.”
Seusai ompu i Ephorus melayankan
khotbah, keluarga dan setiap orang yang hadir di dalam acara itu diperkenankan
melihat jenazah untuk yang terakhir kalinya lalu diakhiri dengan penutupan peti
dan pemberangkatan jenazah ke tempat peristirahatannya sementara.Kepergian Pdt. Midian K. H. Sirait,
M.Th., meninggalkan 2 orang anak, yaitu CPdt. Tumpal Martin Hasudungan Sirait/
br. Sinaga dan Antonius M. Sirait. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi
kekuatan dan ketabahan dari Kristus Sang Pemilik kehidupan. (SN-CP)