Iman yang Merawat Bumi: Biro Pengembangan Masyarakat HKBP Gelar Minggu Ekologi dan Penanaman Pohon

Dokumentasi Foto

TANJUNG MORAWA, DELI SERDANG (28/9) – Untuk menegaskan komitmen gereja HKBP dalam pelayanan yang menyatukan iman dan kepedulian ekologis, Biro Pengembangan Masyarakat (Pengmas) HKBP bersama parhalado serta jemaat HKBP Resort Dolok Jetun Distrik XXIX Deli Serdang menyelenggarakan Ibadah Minggu Ekologi. Ibadah Minggu Ekologi dipandu Kepala Biro Pengmas HKBP Pdt. Jonni Sihite, Pdt. Andy Lumban Gaol, Pdt. Hermansyah David Nababan, Pdt. Marudut Hutabarat, staf biro dan Pendeta Resort HKBP Dolok Jetun Pdt. Reni E Simanjuntak. Ibadah Minggu Ekologi ini merupakan bagian dari gerakan gereja HKBP untuk merawat ciptaan Allah dan mendorong jemaat mengambil bagian dalam panggilan ekologis di tengah krisis lingkungan yang semakin nyata.

Ibadah Minggu Ekologi diawali dengan penanaman pohon di sekitar kompleks gereja. Pohon yang ditanam meliputi Alpukat, Durian, Jengkol, Pete, Matoa, dan tanaman lokal lainnya yang bermanfaat bagi ekologi. Selain itu, Biro Pengmas HKBP juga membawa pupuk kompos yang menjadi simbol pengelolaan sumber daya lokal yang ramah lingkungan sekaligus mendukung pertumbuhan tanaman yang ada di kompleks gereja. Penanaman pohon ini dilakukan bersama jemaat, pelayan gereja, perwakilan dari setiap sektor, naposo bulung, dan anak sekolah minggu sebagai bentuk nyata “liturgi yang berlanjut di luar tembok gereja.”

Tata Ibadah Minggu Ekologi, firman Tuhan diambil dari Kolose 1:15-20 dengan topik “Sude Ditompa Marhite Kristus”(Segala Sesuatu Diciptakan di dalam Kristus). Dalam khotbahnya, Pdt. Jonni Sihite, menekankan bahwa Kristus adalah pusat ciptaan, dan melalui-Nya segala sesuatu ada dan diperdamaikan. Karena itu, manusia yang diciptakan segambar dengan Allah, dipanggil bukan hanya menikmati hasil bumi, tetapi juga menjaga, merawat, dan melestarikannya. Epistel diambil dari Mazmur 148:1-14, yang menegaskan bahwa seluruh ciptaan dari langit, bumi, gunung, binatang, hingga manusia dipanggil untuk memuji Allah. Gereja diingatkan bahwa pujian kepada Allah tidaklah lengkap jika tidak disertai dengan tindakan nyata menjaga lingkungan hidup.

Ibadah Minggu Ekologi ini menegaskan bahwa gereja tidak boleh abai terhadap penderitaan bumi. Kerusakan alam, pencemaran udara, dan punahnya keanekaragaman hayati bukan hanya persoalan ekologis, tetapi juga masalah iman. Seperti dituliskan dalam Kolose, Kristus mendamaikan segala sesuatu, baik yang di bumi maupun di sorga. Artinya, misi keselamatan bukan hanya bagi manusia, melainkan juga seluruh ciptaan. Gereja HKBP, melalui Biro Pengmas HKBP, mengajak jemaat untuk melihat lingkungan hidup sebagai ruang persekutuan iman. Menanam pohon, mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, serta menjaga tanah, air, dan udara merupakan wujud nyata dari iman yang hidup. Gereja dipanggil untuk menjadi teladan dalam mengintegrasikan liturgi, teologi, dan aksi ekologis.

Melalui Ibadah Minggu Ekologi dan aksi penanaman pohon ini, Biro Pengmas HKBP ingin menegaskan bahwa iman Kristen harus hadir secara nyata dalam merawat ciptaan. Gereja bukan hanya pusat peribadatan, melainkan juga pusat penggerak perubahan sosial dan ekologis. Dengan merawat bumi, gereja sesungguhnya sedang mengambil bagian dalam karya pendamaian Kristus bagi seluruh ciptaan.

Scroll to Top