Pdt. Dr. Martongo Sitinjak : mari
mewujudkan Karya Allah dalam Pelayanan kita melalui Firman yang bekerja dalam
“haparhaladoan”, karena KehendakNya lah yang menjadi. Topik Pembekalan
Parhalado HKBP Se-Resort Papua (19/5)
Membekali para parhalado untuk
lebih menghidupi panggilan pelayanannya serta lebih memaksimalkan tugas dalam
“haparhaladon” merupakan dasar dari Pembekalan Parhalado HKBP Resort Papua ini
untuk dilaksanakan. Dengan rasa antusias yang tinggi, jarak yang jauh dari
tempat para parhalado tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk mengikuti
pembekalan yang disampaikan oleh Bapak Kepala Departemen Koinonia HKBP di Huria
HKBP Rogate Waena yang merupakan tempat pembekalan ini.
HKBP Resort Papua terdiri dari 2
huria, 1 persiapan huria, dan 1 pos pelayanan. Dari keempat tempat pelayanan
itu, HKBP memiliki 16 orang Sintua dan 9 orang calon Sintua yang melayani serta
3 Orang Pendeta juga seorang Diakones.
Pembekalan ini di moderatori oleh
Pdt. Duat Manullang (Pendeta Resort Papua) yang terlebih dahulu dibuka dengan
mengumandangkan lagu yang diiringi musik yang dipandu oleh Pdt. Tony Lumbantoruan
serta doa pembuka oleh bapak Pendeta Resort.
Penghayatan tohonan Pelayan
haruslah : dapat membangun hubungan yang semakin terikat antara seorang pelayan
dengan Tuhan terlebih dahulu (Oratio), menginternalisasi Firman Bekerja dalam
diri seorang Pelayan (Meditatio), serta sanggup untuk dapat menghadapi
tantangan dari dunia ini di dalam pelayanannya (Tentatio). Hal itulah yang
menjadi sajian awal dalam pembinaan yang disampaikan Pdt. Dr. Martongo Sitinjak
dalam Pembekalan Parhalado dengan keluarga HKBP Se-Resort Papua.
Sebagai Pelayan-pelayan Tuhan,
pada dasarnya Firman Tuhan telah diberikan Tuhan secara khusus kepada kita
seperti yang telah dituangkan dalam poda tohonan yang diberikan kepada pelayan.
Ketika Firman yang telah tertuang dalam tohonan dan membiarkan tohonan itu yang
bekerja, maka dapat mengalami kuasa Firman itu yang membuat kita melakukan
pelayanan sebagai implementasi dari tohonan tersebut. Tuhan dan FirmanNya
bekerja di dalam diri kita, untuk kita dan melalui kita. Tuhan yang bekerja itu
melakukan kehendak-Nya dalam diri kita, hanya satu hal yang diminta dari kita
“ikutlah Aku”, merupakan bagian dari modul yang disampaikan narasumber.
Maka marilah untuk mendengarkan
Tuhan berbicara kepada kita melalui membaca Firmannya, tidak untuk memperdebatkannya
atau mempergunakannya untuk kepentingan sesuatu hal. Bacalah Firman Tuhan
terlebih dahulu untuk kita bukan untuk orang lain maka kita akan menghidupi
Firmannya, terang seorang Parhalado yang telah menerima pembekalan.
Sebelumnya, di dalam diskusi
pembekalan ini para perhalado beserta keluarga saling berbenah untuk
perlengkapan pelayanan yang menjadi baiknya.
Rasa ingin tahu dari beberapa parhalado mengenai pelayanan seorang
parhalado terlebih lagi penatua muncul dengan pertanyaan-pertanyaan yang
berkutat di pengembangan serta tanggungjawab seorang pelayanan sintua.
Pdt. Dr.Martongo Sitinjak
menerangkan tugas dan tanggungjawab pelayanan Seorang partohonan Sintua yang
berangkat dari “ 7 (pitu) Poda tohonan sintua”, yaitu :
1. Mengamati
anggota-anggota jemaat yang dipercayakan kepada mereka dan meneliti
perilakunya. Apabila seseorang tidak berperangai yang baik dia harus ditegor
dan diberitahukan kepada guru jemaat dan kepada pendeta untuk dinasihati.
2. Mengajak
anggota jemaat untuk datang beribadah dan meneliti alasan-alasan orang-orang
yang tidak mengikutinya.
3. Mengajak
anak sekolah untuk rajin bersekolah.
4. Mengunjungi
orang sakit dan memberi bantuan sesuai dengan kemampuannya, namun yang
terpenting adalah mengingatkan mereka akan Firman Allah dan mendoakannya.
5. Menghibur
orang yang berdukacita, merawat orang yang susah dan orang yang miskin.
6. Membimbing
yang menyembah berhala, orang sesat supaya turut serta memperoleh hidup dalam
Yesus Kristus.
7. Membantu
pengumpulan dana dan tugas pelayanan kerajaan Allah.
Pada bagian
akhir pembekalannya, Narasumber menyampaikan :
“spiritualitas seorang pelayan harus
dibangun dalam Firman Tuhan yang baik dan benar. Kunci pertumbuhannya ada pada
mendengar dan mengerti serta melakukannya. Dengan demikian Firman Allah akan
menjadi milik kita dan hidup kita sendiri. Ketika kita membaca Firman Tuhan,
mendiskusikan (meditasi), merenungkan, mengajarkan atau mengkhotbahkannya, satu
hal yang perlu kita hayatisecara terus menerus adalah “apakah Firman Tuhan
untuk saya?”.
Ingatlah :
Jika Firman itu bisa berbuah pada diri saya, maka besar kemungkinannya hal itu
juga berbuah pada diri orang lain yang saya layani, tutup Narasumber.
Mewakili
Parhalado, amang Sekbend Resort menyampaikan bahwa seluruh Parhalado Se-Resort
Papua sangat berterimakasih atas pelayanan Bapak Kadep Koinonia yang telah
hadir di tanah Papua ini untuk membentu kami terus berbenah dalam Pelayanan di
gerejaNya HKBP dan tetap kuat dalam menghadapi tantangan yang ada di tanah
Papua ini, kiranya bapak juga mendoakan kami yang ada di sini agar Firman
Tuhan-lah yang bekerja atas kami, harap pparhalado yang diwakilkan amang St. A.
Pangaribuan
Pembekalan ini
diakhiri dengan nyanyian dari B.E No. 729 “Laho Ma Hamu” lalu doa yang dipimpin
oleh Pdt. Dr. Martongo Sitinjak.
Dari
tanah Papua, seluruh Parhalado HKBP Resort Papua menyampaikan salam kepada
seluruh jemaat dan Pelayan HKBP. Kiranya Tuhan menyertai kita semua. (RH)