Kepemimpinan Transformatif


Pada awal bulan Februari 2021 hingga minggu ketiga
Februari, sebanyak 120  orang Pendeta
Ressort dari 32 Distrik HKBP mengikuti ujian seleksi yang sangat ketat, baik ujian
tertulis dan wawancara, yang dilaksanakan oleh Tim Seleksi Pemberdayaan
Pelayan. Hasil seleksi tersebut menetapkan 40 orang Pendeta Ressort untuk mengikuti
Pemberdayaan Pelayan dengan Topik Kepemimpinan Transformatif Gelombang I pada
hari ini, Senin 22 Februari 2021 secara virtual.

Dalam Ibadah Pembukaan, Pdt. Indra
Hutauruk, S.Th menyampaikan bahwa sebagai orang percaya yang merupakan satu
tubuh Kristus, hendaknya kita memelihara kesatuan. Pdt Indra Hutauruk juga
menakankan “dan sehebat apapun strategi yang kita dapatkan dalam pembekalan
ini, tentulah dalam penerapannya semua itu harus di dasarkan dalam Kristus
sebagai Batu Penjuru. Sehingga, yang kita kerjakan adalah kehendak Tuhan,
sesuai dengan Visi HKBP menjadikan murid sebagai pelaku Firman.”

Setelah Ibadah Pembukaan selesai,
Ketua Panitia Pembekalan Pelayan Pdt. Dr. Enig Aritonang menyampaikan laporan
kepada Pimpinan HKBP bahwa  yang
mengikuti Pembekalan Gelombang I ini sebanyak 40 Pendeta Ressort. Dan Ketua
Panitia juga mendorong kepada peserta untuk tetap serius dalam memperkaya diri
dan mentransformasikan diri melalui pembekalan ini.

Ompui Ephorus, Pdt. Dr. Robinson
Butarbutar dalam kata sambutannya berterimakasih kepada Panitia, seluruh narasumber
dan Peserta yang mengikuti Pembinaan Pemberdayaan Gelombang Pertama ini. Ephorus
memastikan pemberdayaan ini tidak hanya dilaksanakan pada tahun ini akan tapi secara
kontinu dilaksanakan bahkan pada periode-periode selanjutnya. Ompui Ephorus
menekankan akan pentingnya Kecakapan, sebagaimana Musa. Kecakapan merupakan
salah satu hal yang esensial yang harus dicapai dalam pelaksanaan pemberdayaan
ini. Ompui Ephorus berterimakasih Peserta bersedia dilatih untuk menjadi
pelatih-pelatih yang cakap. Hal ini penting, karena program pemberdayaan sudah
dirindukan di HKBP dalam waktu yang sudah cukup lama. Ompui Ephorus menekankan
bahwa tidak akan banyak yang dapat kita capai (dalam pemberdayaan yang
transformatif) bila tidak seluruh elemen dilatih.  Pembekalan Pelayan Gelombang Pertama ini
bertujuan untuk mencari siapa yang cakap untuk melakukan pelatihan-pelatihan pada
waktu yang akan datang. Dengan demikian pergerakan pemberdayaan dapat cepat
dilaksanakan.  Dalam penutupannya, Ephorus
memberikan semangat kepada para peserta dalam mengikuti Pembinaan  Pemberdayaan Pelayan Gelombang yang Pertama.

            Dalam
sesi yang pertama,  para peserta dibekali
oleh Ibu Rumondang Napitu, seorang psikolog, untuk dapat mengenal diri sendiri.
Ibu Rumondang Napitu menekankan bahwa kita hendak menciptakan perilaku pro
transformasi. Oleh karena itu, kita perlu mengelola perilaku kita dengan baik
agar juga dapat mendorong orang lain melakukan transformasi dalam dirinya. Setiap
orang memiliki kecenderungan karakter yang berbeda-beda, namun ada yang
dominan. Dengan setiap peserta mampu mengenal dirinya, maka akan mampu untuk
bertransformasi untuk memberdayakan orang lain.

            Pemaparan
Ibu Rumondang Napitu membantu para peserta untuk dapat mengenali dan memahami
karakter diri sendiri, mengenali dan memahami karakter orang lain, mengetahui apa
pengaruh karakter dalam perilaku, menggunakan pemahaman karakter diri sendiri
dan orang lain untuk membangun kohesifitas di dalam tim, serta menggunakan
pemahaman karakter diri sendiri dan orang lain untuk mempersiapkan orang lain
melakukan transformasi.

 



Dalam Sesi selanjutnya, Bapak Dr. Sigit Triyono
membekali para peserta terkait dengan Kepemimpinan berdasarkan strategi dan
nilai-nilai.  Bapak Sigit menyoroti bahwa
nilai melayani adalah satu satu values
yang menjadi nilai lebih di HKBP. Untuk itu, diperlukan Strateegi Utama,
Strategi Pendukung dalam mencapai Visi “Menjadi Berkat Bagi Dunia”. Membekali
mengetahui langkah2 kunci untuk mewujudkan cita cita di masa depan. Salah satu
strategi yang dipaparkan adalah PIME, yakni Planning (perencanaan), Implementation
(implementasi), Monitoring (pengawasan), dan Evaluation (evaluasi hasil). Dalam
Planning, pemimpin harus memiliki target yang terukur, dapat dicapai, menantang
dan ada batas waktu. Lalu tahapan kerja harus jelas dan Siapa melakukan apa
juga harus jelas. Dalam Implementasi diperlukan
kesamaan tujuan, pembagian tugas yg telah ditentukan dijalankan sesuai
tupoksinya, seluruh anggota tim berdaya dan semua potensi yang dimiliki anggota
kelompok keluar dengan baik, dan integrasi kerja yang baik (ada standarisasi,
konsekuensi kerja dan pengembangan). Sedangkan monitoring dilaksankan saat perencanaan
diimplementasi. Yang di monitor adalah perencanaan kerja, pelaksanaan jadwal
kerja, progres/kemajuan kerja, penggunaan sumber daya. Evaluasi dilakukan saat
hasil sudah ada, baik itu per tiga bulan, per semester atau tahunan.  Dalam evaluasi yang dilakukan adalah mengukur
dan mengumpulkan data, menyampaikan informasi, mengolah data, dan mengambil
keputusan tentang program yan gsedang dievaluasi. Hasil yang dievaluasi akan
menghasilkan rekomendasi, yakni diperbaiki, dihentikan atau diteruskan.

 

Selama kegiatan berlangsung, para
peserta aktif dalam bertanya, berdiskusi, dan memberikan tanggapan dengan berangkat
dari apa yang dialami selama pelayanan dari diperhadapkan dengan setiap materi
yang diberikan oleh narasumber. Adapun Kegiatan pembekalan hari ini ditutup
dengan Ibadah Malam yang dipimpin oleh Pdt. Eko Pasaribu, M.Th. Pembekalan ini
akan dilanjutkan dengan materi yang akan lebih praktis dalam menunjang pemberdayaan,
yang akan dibekali oleh Ompui Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, dan
Bapak Albert B.M. Simanjuntak. (HS)

Scroll to Top