KUNPAS DI TANGERANG KOTA, EPHORUS HKBP AJAK JEMAAT PRIORITASKAN FIRMAN TUHAN


Jemaat dan Parhalado
HKBP Tangerang Kota merasa bangga dan sukacita atas kunjungan pastoral Ephorus
HKBP Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing pada Minggu 16 Februari 2020. Gereja HKBP
Tangerang Kota ini merupakan salah satu jemaat yang dipimpin Pdt. Gunawan
Panjaitan sebagai Pendeta Ressort dan jemaat tersebut terkoordinasi dalam Distrik
XXI Banten yang dipimpin Praeses Pdt. Dr. Deonal Sinaga.

Ephorus HKBP Pdt.
Dr. Darwin Lumbantobing dalam berbagai kesempatan dan kunjungan baik di dalam
dan di luar HKBP, selalu menyempatkan waktu untuk mengunjungi jemaat – jemaat,
kata Staff. Misalnya saja, waktu Ephorus HKBP mengikuti Sidang Raya PGI di
Waingapu – Sumba, Ephorus HKBP menyempatkan waktu untuk mengunjungi jemaat HKBP
Kupang. Begitu juga ketika menghadiri Acara Gereja di Jambi, Ephorus HKBP juga
menyempatkan mengunjungi beberapa jemaat di sekitaran Jambi, khususnya kepada
jemaat – jemaat yang mengalami kesulitan mendapat Izin Membangun Bangunan (IMB)
gereja seperti HKBP Agape, HKBP Banjar Toba Jambi, HKBP Syalom Jambi, dan
begitu juga ke daerah – daerah lain, kata Staff Ephorus.


HKBP Tangerang Kota
menjadi menjadi pilihan untuk Kunjungan Pastoral Ephorus HKBP dikarenakan Ompu
i sedang berada di Distrik Banten meninjau Rumah Singgah Ephorus HKBP. Ini juga
mengingat Gereja ini dekat dengan lokasi dimana rumah singgah berada, selain
juga, menjawab kerinduan jemaat akan kunjungan Ephorus, kata Staff.

Ephorus HKBP Pdt.
Dr. Darwin Lumbantobing berkhotbah di ibadah minggu Bahasa Batak Pkl. 10.30
Wib, yang juga turut melayani Pendeta Ressort Pdt. Gunawan Panjaitan sebagai
liturgist, dan Pdt. Romauli Siahaan serta para Sintua yang ambil bagian dalam
pelayanan sebagaimana biasanya.


Dalam ibadah minggu
kali ini, juga Team Musik Marturia HKBP Taman Mini Distrik VIII DKI Jakarta
sedang mengadakan kunjungan gerejawi. Usia muda, dari Sekolah Minggu sampai
Remaja tampak dengan keahliannya memainkan alat musik piano/organ dalam
mengiringi ibadah. Penampilan team musik ini pun menarik perhatian jemaat,
sampai – sampai selesai ibadah, banyak jemaat yang juga menyempatkan waktunya
untuk mendengar dan menyaksikan persembahan pujian team musik tersebut.

Ibadah berlangsung
dengan sukacita, tampak juga jemaat menghayati Firman yang disampaikan Ompu i
Ephorus HKBP Pdt. Dr. Darwin Lumbantobing.

Ompu i yang
menyampaikan Firman dari Markus 7: 1 – 8 mengatakan, yang mengatur kehidupan
kita di Indonesia ini ada 4 hal yaitu kebiasaan, adat, Hukum/KUHP, dan ada
Firman Tuhan. Tetapi kalau bagi orang Yahudi ada 3 hal yaitu kebiasaan, adat,
dan Hukum Tuhan. Sering kita tidak menyadari hukum mana yang paling menentukan dalam
kehidupan kita, apalagi kita juga sebagai orang Batak kadang kala seperti
kebiasaan dan adat yang menjadi prioritas, kata Ephorus.


Lebih dalam Ephorus
HKBP juga menjelaskan konteks Firman tersebut. Di Hukum Yahudi, ada 613 Perintah
didasari dari Hukum Taurat yang diberikan Tuhan kepada Musa. Ada banyak
larangan dan perintah yang dijabarkan orang Yahudi dalam kehidupannya sehari –
hari, membuat mereka menyimpang dari keinginan Tuhan, mereka lebih mementingkan
adat mereka dari Hukum Tuhan sendiri. Bisa bahkan sering terjadi lebih penting
bagi kita ada, kebiasan, tradisi kita daripada Firman Tuhan, tamba Ephorus.

Ephorus mengutip
Firman Markus 7: 9 “Sungguh pandai kamu mengesampingkan perintah Allah, supaya
kamu dapat memelihara adat – istiadatmu sendiri”. Lalu Ephorus juga
menjelaskan, kita bisa menyadari apa yang terjadi yang dihadapi Yesus Tuhan
kita, sering terjadi dalam kehidupan kita baik itu di tengah keluarga,
masyarakat, maupun juga di gereja, kata Ephorus.

Ephorus juga
menjelaskan pengalamannya ketika sebagai Staff Pimpinan HKBP, ada warga yang
membuka usaha tokonya pada hari minggu padahal waktu itu, tahun sekitar tahun
1983 di Tarutung sudah menjadi kebiasaan kalau pada hari minggu semua toko
harus tutup tanpa ada aturan pemerintah maupun gereja. Lalu Pimpinan HKBP bertanya kepada warga itu, kenapa toko ini buka? Apa
kalian bukan Kristen? Keluarga itu menjawab: tidak amang, kami adalah HKBP.

Ada kebiasaan – kebiasaan yang sudah menjadi aturan dalam hidup kita.

Lalu Ephorus
menegaskan kalau setiap orang Kristen harus lebih takut dan setia kepada Tuhan
dari pada yang lainnya. Tuhan memanggil kita orang Kristen Batak untuk benar –
benar menjadi pengikutNya. Keterpanggilan kita menjadi Kristen, menjadi Pengikut-Nya
bukan kebetulan karena sejarah penginjilan membuktikannya. Tuhan bersungguh –
sungguh menginginkan kita menjadi pengikutNya dengan kehadiran para Misionaris
dari beragam daerah, London – Inggris, Boston – Amerika, dan Jerman.

Hati jemaat semakin
tergugah ketika Ephorus juga mengangkat jawaban seorang ibu misionaris yaitu,
ibunda dari Misionaris Samuel Munson. Ephorus sekilas menjelaskan riwayat hidup
dari Misionaris Samuel Munson dan Henry Lyman yang mati di Lobu Pining, ketika
terdengar berita duka kematian anaknya, ibunya Munson datang ke Batavia untuk
berziarah ke makam anaknya. Tetapi dia tidak jadi ke berziarah, dia mengira
Batavia itu dekat dengan Sumatera, padahal waktu itu masih sangat jauh ditempuh
dengan Kapal Laut.

Ada seseorang
bertanya kepadanya, Ibu… anakmu sudah meninggal di Sumatera, apakah kau masih
mau mengirim anakmu lagi untuk memberitakan Injil ke Sumatera? Ibunya Munson
menjawab, “Seandainya aku masih memiliki
anak, aku pasti mengutusnya memberitakan Injil ke Tanah Batak, tetapi hanya dia
lah anakku satu – satunya”.
Jawaban – pergumulan dari seorang ibu atas
kematian anaknya memberitakan Injil itu menjadi doa kepada Tuhan agar Injil
sampai ke Tanah Batak, dan itu sudah terjawab. Sekarang, misi Tuhan menjadikan
kita sebagai pengikut – Nya sedang berlangsung, jawablah panggilanNya dalam
kehidupan ini, kata Ephorus.

Selesai ibadah,
Ompu i Ephorus yang didampingi Pendeta Ressort dan seorang sintua
memberangkatkan jemaat dengan bersalam – salaman di pintu gereja sembari
diiringi musik.

Dalam kesempatan
ramah tamah, pengurus team musik HKBP Taman Mini mengatakan sangat senang atas
kesempatan baik di dalam kunjungan gerejawi ini bisa juga bertemu dengan Ompu i
Ephorus HKBP dan Ompu Boru. Ini langka, jarang terjadi, dan berkat juga bagi
kami dan jemaat disini, walaupun sudah beberapa kali bertemu dalam acara yang
berbeda tetapi kami tetap bersukacita, kata Pak Olin Siahaan. (pernando)




Scroll to Top