Rawamangun (15/11) — HKBP Rawamangun menjadi tuan rumah penyelenggaraan Malam Misi yang dilaksanakan oleh Biro Zending HKBP bekerja sama dengan Departemen Marturia HKBP, Pdt. Bernard Manik, M.Th. Acara yang penuh makna ini dihadiri oleh Jemaat dan Parhalado HKBP Rawamangun, para pelayan se-HKBP Distrik VIII DKI Jakarta, serta undangan kehormatan yang memiliki kepedulian terhadap pelayanan misi gereja.
Kegiatan Malam Misi ini dirancang sebagai ruang perjumpaan antara jemaat dan para pelayan zending, sekaligus sebagai momentum untuk menumbuhkan kembali semangat penyertaan misi HKBP baik di dalam dan luar negeri. Melalui drama, talkshow, dan prosesi pengutusan, acara ini menghadirkan pengalaman yang menyentuh dan memperluas pemahaman jemaat mengenai pentingnya keterlibatan gereja dalam pelayanan misi.
Drama: Pergumulan Seorang Ayah Melepas Putrinya ke Ladang Misi
Salah satu bagian paling berkesan dari malam itu adalah pementasan skenario drama yang mengangkat kisah seorang ayah yang harus merelakan putrinya berangkat ke daerah pelayanan zending. Putrinya bercita-cita menjadi pelayan pengajar di wilayah pedalaman—sebuah panggilan yang mengharuskannya meninggalkan kenyamanan keluarga dan kota besar.
Drama ini menggambarkan pergumulan batin sang ayah yang khawatir terhadap kondisi lapangan zending yang penuh keterbatasan. Namun di sisi lain, sang ibu justru tampil sebagai sosok yang terus memberi dukungan, melihat panggilan pelayanan sebagai wujud ketaatan kepada Tuhan.
Konflik emosional mencapai titik haru ketika melalui talkshow pelayanan Zending yang menjadi bagian dari rangkaian acara, sang ayah mendengar langsung kesaksian dan perjuangan para misionaris HKBP. Cerita-cerita itu membuka pemahamannya tentang makna panggilan ilahi dan keyakinan bahwa pelayanan anaknya adalah bagian dari rencana Tuhan. Drama ditutup dengan adegan ayah yang akhirnya mengizinkan putrinya berangkat sambil mendoakannya dengan tulus.
Talkshow: Mendengar Suara Para Pelayan Zending
Talkshow Zending menghadirkan sejumlah pelayan yang membagikan pengalaman langsung dari ladang misi. Jemaat dan para undangan dapat memahami berbagai dinamika pelayanan: akses pendidikan yang minim, pergumulan masyarakat lokal, kesaksian pertumbuhan iman, hingga kekuatan penyertaan Tuhan di tengah tantangan.
Kesaksian tersebut tidak hanya memberikan wawasan baru, tetapi juga memperkuat rasa empati dan kepedulian jemaat. Misi bukan sekadar wacana, melainkan kerja nyata yang ditopang oleh doa dan dukungan komunitas gereja.
Pengutusan Empat Misionaris ke Afrika
Sebagai puncak acara, dilakukan prosesi simbolis pemberangkatan dan doa pengutusan bagi empat misionaris yang akan melayani di Afrika. Prosesi ini dipimpin oleh tim pelayanan dari Biro Zending dan Departemen Marturia HKBP, disaksikan dengan penuh haru oleh jemaat dan pelayan yang hadir.
Pengutusan ini menandai komitmen HKBP dalam terlibat aktif dalam pelayanan global dan memperlihatkan bahwa misi gereja menjangkau lintas batas, budaya, dan benua. Momen tersebut juga menjadi pengingat bagi seluruh jemaat bahwa pelayanan misi membutuhkan partisipasi bersama—melalui doa, dukungan moral, dan komitmen pemberian yang berkelanjutan.
Semangat untuk Terus Menopang Misi Tuhan
Malam Misi HKBP Rawamangun berhasil menghadirkan suasana yang menguatkan, menyadarkan, dan menggerakkan jemaat. Melalui drama, kesaksian, dan pengutusan, gereja diteguhkan untuk terus mengambil bagian dalam karya misi Tuhan. Keterlibatan jemaat menjadi semakin nyata: bukan hanya menyaksikan, tetapi ikut menopang dan memberkati perjalanan para misionaris yang membawa terang ke berbagai pelosok dunia. Kadep Marturia, Pdt. Bernard, dalam khotbah ibadah minggu di HKBP Rawamangun (16/11), menyampaikan agar semangat misi Pekabaran Injil semakin menyala di Tengah jemaat. “Kobarkan Zending, Zending Bersinar”.












