PALEMBANG (1/8) — Dalam sebuah langkah proaktif untuk memperkuat fondasi gereja, HKBP menggelar Training of Trainer (ToT) yang berfokus pada pelayanan anak. Acara ini bukan sekadar pelatihan biasa, melainkan sebuah investasi jangka panjang dalam membentuk generasi penerus yang beriman teguh di tengah arus zaman yang terus berubah. Bertempat di HKBP Yapon, Palembang, ToT gelombang pertama ini berlangsung intensif dari 28 Juli hingga 1 Agustus 2025.
Penyelenggaraan kegiatan ini didasari oleh pemahaman bahwa anak-anak adalah bagian sentral dari Kerajaan Allah, seperti yang ditegaskan dalam firman Tuhan. Pdt. Dr. Deonal Sinaga, Kepala Departemen Koinonia HKBP, dalam sambutan virtualnya menekankan pentingnya “men-streaming” pelayanan anak di seluruh gereja HKBP. Artinya, pelayanan anak harus menjadi prioritas utama dengan perencanaan matang dan dukungan yang memadai. Inilah yang menjadi landasan utama dari ToT ini: membekali para pelayan dengan kemampuan untuk menyampaikan pesan iman secara relevan, kreatif, dan berdampak.
Memahami Anak, Menggapai Hati
Salah satu materi yang paling berharga dalam pelatihan ini adalah pemahaman tentang psikologi anak berkebutuhan khusus (ABK). Ibu Devi Delia, seorang psikolog anak dari RS Charitas dan RS Siloam Palembang, hadir untuk membuka wawasan peserta. Ia menjelaskan berbagai jenis ABK, tantangan yang dihadapi dalam mengajar mereka, serta kunci-kunci pengajaran yang efektif. Para peserta diajak untuk tidak hanya melihat keterbatasan, tetapi juga potensi luar biasa yang dimiliki anak-anak ini. Sesi ini juga diisi dengan aktivitas interaktif, seperti belajar lagu dan gerak menggunakan bahasa isyarat, yang dirancang khusus untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif.
Pelatihan ini juga mengupas tuntas inti ajaran Kristen. Kepala Biro Pembinaan HKBP, Pdt. Dr. Ronal Pasaribu, memimpin sesi bertema “Insight Teologi – Katekismus dan Nyanyian Gereja dalam Mendesain Pengajaran”. Sesi ini menegaskan kembali peran Katekhismus Kecil Martin Luther sebagai ringkasan Alkitab yang ideal untuk anak-anak. Para pelayan diajak untuk memahami substansi ajaran Kristen yang terkandung di dalamnya dan mengaitkannya dengan pembentukan karakter unggul melalui nyanyian-nyanyian gereja. Pendekatan ini bertujuan agar pengajaran yang disampaikan tidak hanya sebatas cerita, tetapi juga menanamkan nilai-nilai fundamental yang membentuk iman anak.
Kreativitas dan Teknologi dalam Genggaman
Selain teori, ToT ini memberikan porsi besar untuk praktik. Dibawah bimbingan Kepala Biro Sekolah Minggu HKBP Bvr. Marthalena Sinaga dan Pdt. Franciska Marcia Silaen, para peserta dibagi ke dalam kelompok untuk membuat alat peraga secara langsung. Mereka berkreasi dengan lima tema utama: Allah Bapa, Yesus Kristus, Roh Kudus, Aku Sahabat yang Baik, dan Aku Cinta Lingkungan. Sesi ini membuktikan bahwa pengajaran iman dapat disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami, jauh dari kesan monoton.
Puncak inovasi dari pelatihan ini adalah integrasi teknologi modern. Bapak Aditra Siregar dari Asia Pacific Institute International Studies (APIIS) memperkenalkan pemanfaatan AI dan Digital Tools sebagai alat bantu pengajaran. Para peserta diajarkan Teologi Teknologi untuk memastikan penggunaan teknologi tetap berlandaskan prinsip-prinsip Alkitabiah. Mereka dilatih menggunakan Canva dan teknik video editing untuk menciptakan bahan ajar yang menarik dan sesuai dengan Generasi Z dan Alpha. Setiap kelompok diberi tugas untuk membuat video cerita Alkitab, sebuah proyek nyata yang menunjukkan bagaimana teknologi dapat menjadi sahabat dalam pelayanan gereja.
Kegiatan lima hari yang padat ini ditutup dengan presentasi karya, diskusi, dan perumusan komitmen tindak lanjut. Para peserta memamerkan alat peraga dan video yang telah mereka buat, menerima masukan konstruktif, dan merumuskan rencana aksi yang akan mereka bawa pulang ke distrik masing-masing. ToT ditutup dengan Ibadah Penutupan dan Perjamuan Kudus, di mana setiap peserta menerima sertifikat sebagai pengakuan atas komitmen mereka.
Dengan bekal yang telah diberikan, para pelayan HKBP kini siap menjadi “trainer” di distrik mereka, menyebarkan metode ajar kreatif dan inovatif kepada guru-guru Sekolah Minggu lainnya. ToT ini bukan sekadar sebuah program, melainkan sebuah pergerakan untuk memastikan bahwa anak-anak gereja HKBP tidak hanya mengenal, tetapi juga mengalami kasih Allah dalam cara yang paling relevan bagi mereka.