Pandemi COVID-19 yang melanda dunia telah memberikan banyak
dampak bagi kehidupan manusia, khususnya bagi jemaat HKBP. Banyak yang
kehilangan keluarga, kehilangan mata pencaharian, selain itu banyak anak-anak
yang akhirnya bersekolah dari rumah. Saat ini, meski kasus telah menurun dan
banyak masyarakat yang telah divaksin, kita masih harus waspada terhadap varian
baru dari COVID-19. Pada akhirnya, gaya hidup sehat dan kedisiplinan untuk
menjaga protokol kesehatan adalah upaya yang terbaik untuk menghadapi pandemi
COVID-19 selanjutnya.
Menyadari pentingnya kesadaran jemaat dan masyarakat untuk
hidup sehat dan menerapkan protokol kesehatan, HKBP melalui Departemen Diakonia
dan diorganisir oleh HKBP AIDS Ministry menyelanggarakan pelatihan “Relawan
Pola Hidup Sehat dan Pencegahan COVID-19”. Pelatihan
ini yang didukung penuh oleh Evangelical Lutheran Church of Amerika (ELCA)
dilaksanakan secara daring pada Kamis siang (11/11). Pelatihan ini dipandu oleh Diakones Berlina Sibagariang (Sekretaris
Eksekutif HKBP AIDS Ministry) dan menghadirkan dua orang pembicara. Mereka
adalah dr. Pontas Batubara, M.Kes (Kalak BPBD Toba/Satgas COVID-19 Toba) dan
dr. Desmon Damanik, Sp.P (dokter spesialis Paru di RS HKBP Balige).
Kepala Departemen
Diakonia HKBP (Pdt. Debora Purada Sinaga, M.Th) membuka kegiatan ini. Beliau
mendorong semua peserta yang hadir dari berbagai gereja untuk sungguh-sungguh
mengikuti proses kegiatan.
Hal ini sangat penting bagi warga gereja untuk
menjaga kesehatan khususnya dalam menyambut natal dan tahun baru mengingat
bahwa di bulan Desember biasanya mobilitas masyarakat dan jemaat akan tinggi.
Akan semakin banyak jemaat yang mengikuti cara perayaan Advent dan Natal baik
di gereja, perkumpulan marga, pemerintahan dan masyarakat. Di bulan Desember
juga biasanya akan meningkat jumlah pelaksanaan pesta-pesta adat. Sehingga
pelatihan relawan pencegahan dan pola hidup sehat masih relevan diadakan pada
saat ini.
Ketika berbicara tentang
pola hidup sehat, dr. Pontas mengungkapkan bahwa menurut Kotler, Pola hidup
sehat adalah gambaran dan aktivitas atau kegiatan kita yang didukung oleh
keinginan dan minat kita dan bagaimana pikiran kita menjalaninya dalam
berinteraksi dengan lingkungan kita. Beliau juga menambahkan bahwa untuk hidup
sehat, kita tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal. Sayuran, buah-buahan dan
ikan-ikan yang sering kita temui di pasar dengan harga terjangkau, jika dimasak
dan dimakan dengan benar sudah memberikan nutrisi yang cukup. Tentunya harus
diimbangi dengan istirahat yang cukup, olahraga dan tetap memelihara kesehatan
mental.
Pemaparan mengenai
COVID-19 dijelaskan oleh dr. Desmon, beliau menekankan pentingnya menerapkan
protokol kesehatan dengan “5M”, yakni: Memakai masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak, Mengurangi mobilitas, dan Menjauhi kerumunan.
Hanya dengan menerapkan 5
M kita sudah membantu memutus mata rantai penularan COVID-19 di gereja, di
rumah, dan di masyarakat. Apabila semua orang menerapkannya, maka COVID-19 akan
berakhir dan kita dapat beraktivitas seperti biasa.
Kegiatan ini dimulai pada
pukul 13.00 hingga pukul 17.30, diikuti oleh 84 orang peserta yang berasal dari
Distrik
I Tabagsel, Distrik II Silindung, Distrik XI Toba Hasundutan, Distrik IV Toba,
Distrik V Sumatera Timur, Distrik IX Sibolga, Tapteng, Nias, Distrik VII
Samosir, Distrik X Medan Aceh, warga dampingan Panti
Karya Hephata/RBM, warga dampingan Panti Asuhan Elim, warga dampingan HKBP AIDS
Ministry (HAM), warga dampingan Yayasan Diakonia Pelangi Kasih (YDPK), warga
dampingan Lembaga Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM)
dan Permata Diakonia HKBP.
Pada sesi akhir seluruh
peserta dibagi ke dalam lima kelompok yang terdiri dari: kelompok Ama, kelompok
PPD, kelompok PND, kelompok GSM, dan kelompok Lembaga. Diak. Berlina
mengarahkan diskusi kelompok ini, agar semua kelompok menyusun rencana tindak
lanjut di gereja atau lembaga yang mengutus mereka. Tujuannya agar mereka dapat
menjadi pelatih yang akan mendorong warga gereja dan dampingan untuk memiliki
kesadaran hidup sehat dan mencegah covid yang akan dilakukan dengan sosialisasi
dan penyebaran informasi melalui media social, brosur juga pamphlet. Semoga
semua peserta yang dilatih dapat melatih dan mendorong kesadaran jemaat dan
masyarakat untuk hidup sehat dan taat protokol kesehatan. Dengan demikian,
COVID-19 akan berakhir.
HKBP menjadi berkat