SILANGIT (27/9) – Ompui Ephorus Pdt. Dr. Victor Tinambunan, MST, secara resmi meluncurkan bukunya yang berjudul “Merawat Ciptaan, Menghidupi Iman” di Perkampungan Pemuda Jetun Silangit, Sabtu (27/9). Acara yang dihadiri sekitar 1.000 tamu undangan ini menjadi momentum penting bagi HKBP untuk menegaskan kembali komitmen gereja dalam isu lingkungan. Buku tersebut menyerukan pertobatan spiritual dan transisi dari cara pandang antroposentris menuju teosentris sebagai solusi fundamental atas krisis ekologi global.
Kegiatan peluncuran ini dihadiri oleh jajaran pimpinan HKBP, termasuk Ephorus, Sekretaris Jenderal HKBP Pdt. Rikson Hutahaean, Kepala Departemen Marturia Pdt. Bernard Manik, Ephorus Emeritus Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, serta tokoh publik seperti Anggota DPR RI Komisi XIII, Kombes Pol (Purn) Dr. Maruli Siahan, M.H., Bupati Tapanuli Utara, dan pimpinan perguruan tinggi (Rektor UHN dan Ketua Sekolah Teologi HKBP).
Sorotan Utama dalam Peluncuran
1. Penegasan Bahaya Krisis Ekologi: Dr. Maruli Siahan (Ketua Umum Task Force HKBP Peduli Tano Batak) dalam sambutannya menegaskan bahwa buku ini adalah pengharapan di tengah kehancuran alam akibat eksploitasi, yang dibuktikan dengan bencana, polusi, dan Danau Toba yang keruh. Ia menyerukan agar orang Kristen tidak berdiam diri di tengah kerusakan alam, melainkan melakukan gerakan humanis karena merawat bumi adalah bagian dari iman.
2. Risalah dan Isi Pokok Buku: Ephorus HKBP menyampaikan bahwa buku yang dicetak menggunakan kertas daur ulang ini membahas krisis ekologi sebagai “pembunuhan atas rumah bersama” yang dipicu oleh pandangan alam sebagai objek dan komoditas, diperparah oleh konsumerisme.
Buku tersebut menyerukan agar HKBP beralih dari Antroposentris menuju Teosentris, memandang alam sebagai kitab Allah, dan mewujudkan spiritualitas ekologis melalui keugaharian (hidup sederhana), pengakuan Dosa Ekologis, serta penetapan Liturgi Ekologis (seperti Doa Ekologi dan Minggu Ekologi). HKBP harus menjadi Gereja Profetis yang membela alam.
3. Orasi Keadilan Ekologis dan Seruan Tutup TPL: Sesi Orasi Ekologis oleh Pdt. Dr. Melinda Siahaan (Dosen IAKN Tarutung) menjadi sorotan dengan menyoroti eksploitasi korporasi, khususnya TPL, yang dituding menindas masyarakat dan menghancurkan alam Tanah Batak.
Dr. Melinda menyebut tindakan korporasi sebagai bentuk perampasan tanah dan menyerukan gerakan Tutup TPL sebagai seruan keadilan, pemulihan alam, dan dukungan penuh terhadap seruan Ephorus terkait isu ini.
Acara peluncuran diawali dengan ibadah pada pukul 10.00 WIB, dengan Pdt. Daniel Napitupulu sebagai liturgis dan Pdt. Bernard Manik (Kadep Marturia) sebagai pengkhotbah. Setelah sambutan dari Ketua Panitia Pdt. Frengki Napitupulu dan Dr. Maruli Siahan, acara dilanjutkan dengan pengantar buku oleh Ephorus dan penyerahan buku secara simbolis kepada perwakilan peserta, termasuk Sekjen HKBP, Ephorus Emeritus Pdt. Dr. Robinson Butarbutar, dan pimpinan kampus teologi. Penghargaan juga diberikan kepada tim penerjemah dan editor buku—Pdt. Ricky Hasibuan, Pdt. Morrys Marpaung, dan Pdt. Frans Marpaung—melalui penyematan ulos oleh Ephorus HKBP. Acara ditutup dengan ucapan terima kasih dari Ompui Ephorus, diikuti sesi foto bersama, dan makan siang.