“Kita semua dipanggil
untuk menjadi pembaca Firman Tuhan setiap hari berdasarkan Almanak HKBP, dan
membaca Alkitab secara teratur dari Kitab Kejadian sampai Kitab Wahyu sebagaimana
dituliskan dalam Aturan Peraturan HKBP pasal 5.2,” demikian Kepala Departemen
Marturia HKBP Pdt. Daniel Taruli Asi Harahap, MTh usai membuka Pemberdayaan
Penatua tentang Khotbah Kamis 28 April 2022 di HKBP Dolok Sanggul Kota Distrik
III Humbang. Menurut Kadep, sebagai pelayan yang sudah dipanggil untuk mengabarkan
berita sukacita yaitu Firman Tuhan baik melalui khotbah maupun pelayanan
keseharian, setiap Penatua selayaknya sudah berhasil membaca Alkitab dari Perjanjian
Lama hingga Perjanjian Baru. “Kita memang harus mengakui bahwa kita belum
sepenuhnya sekuat upaya untuk melayani warga jemaat, mendoakan dan menyampaikan
Firman kepada mereka. Karena itu, pemberdayaan ini merupakan momen yang sangat
tepat untuk mengasah kemampuan kita dalam melayani jemaat terutama melalui
khotbah”, lanjut Kadep.
Secara tertulis memang tugas
berkhotbah tidak tertuang dalam tujuh tugas pelayanan Penatua dalam Agenda
HKBP, yang merangkum;
mengamat–amati anggota jemaat,
mengajak, mengunjungi, menghibur dan
membimbing setiap orang supaya
turut serta memperoleh hidup dalam Yesus Kristus. Namun keseluruhan
tugas pelayanan Penatua tersebut harus berorientasi dan berdasar kepada Firman
Tuhan. Karena Firman itu adalah Kristus itu sendiri yaitu Firman yang menjadi
daging (Yohanes 1:14).
Hal itu, disampaikan Praeses HKBP Distrik III Humbang Pdt. Daminna Lumbansiantar,
STh dalam khotbah Ibadah Pembukaan yang didasarkan pada 2 Timotius 4 : 2+5. “Kita harus
menyadari bahwa khotbah bukan hanya di atas mimbar gereja, tetapi ada mimbar
yang lebih besar dan luas di luar gereja, banyak orang yang menantikan kita di
luar sana untuk memperoleh berita sukacita tentang Kristus” tandasnya. Praeses
juga menekankan agar setiap Penatua menjaga kemurnian pelayanannya dengan
penguasaan diri dalam segala hal, sabar menderita, melakukan pekerjaan
pemberitaan Injil dengan tekun dalam menunaikan tugas pelayanannya sebagaimana
Paulus mengingatkan Timotius.
“Firman
Tuhan harus menjadi yang utama dalam penyampaian setiap khotbah sebagaimana
pandangan Komisi Teologi HKBP yang menempatkan Firman Tuhan di posisi tertinggi.”
Demikian Pdt. Dr. Sukanto Limbong, Ketua Komisi Teologi HKBP ketika
menyampaikan materi berjudul “Berkhotbah menurut Dokumen Teologi HKBP”. Isi
khotbah harus merupakan nasehat (poda),
pengajaran (apoapo), peringatan (sipaingot), penghiburan (apulapul) dan teguran
(paminsangon) sesuai Dogma atau
ajaran HKBP yang berlandas kepada Dokumen Teologi HKBP seperti Konfessi, Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon (RPP),
dan lain-lain yang dasarnya adalah Alkitab atau Firman Tuhan. “Setiap kita
menyampaikan khotbah kita harus menyampaikan firman sesuai dengan Firman Tuhan,
karena itu setiap ayat perlu diobservasi bagaimana konteksnya, kemudian koreksi
dan konsultasi” tambahnya. Menurutnya, Penatua harus menyadari bahwa tahbisan
atau “tohonan” adalah berkat. Tidak
semua orang dianugarehi tahbisan, hanya kepada orang-orang yang dipilihNya. Hal
itu sejalan dengan ungkapan Pdt. Bonar H. Lumbantobing, MTh Anggota Badan
Penyelenggara Pendidikan (BPP) HKBP pada penyampaian materi berjudul “Berkhotbah
dengan Hati” yang menyatakan bahwa setiap pelayan telah dipanggil oleh Roh
melalui Injil Firman Tuhan untuk mewartakan berita keselamatanNya. “Setiap
Penatua harus menyadari bahwa bukan dia yang memilih dirinya tetapi Allah yang
memilih dan ketika Allah memilih maka kita harus kembali memilih Dia menjadi
Juruselamat serta setia memberitakan Injil KeselamatanNya” katanya. “Ketika
kita berkhotbah bukan kita lagi yang berbicara tetapi Roh Allah yang bekerja.
Khotbah bukan dikerjakan oleh pikiran tetapi hati atau roh sehingga mampu menghasilkan
buah-buah roh”, tambahnya.
Pdt. Eden Ramses Siahaan,
STh.,MM Kepala Biro Ibadah Musik dalam Materi berjudul “Hal-hal Praktis dalam
Berkhotbah”, menyampaikan berbagai hal yang perlu diperhatikan dalam berkhotbah
seperti mempersiapkan hati, pikiran, mental dan spiritual. Mempersiapkan khotbah harus terlebih dahulu berdoa
kemudian membaca nats secara berulang-ulang, merenungkannya barulah kemudian membaca
bahan-bahan perbandingan dari referensi buku atau
materi-materi pendukung untuk mempermudah memahami substansi nas khotbah itu sendiri. “Pada
saat mempersiapkan khotbah seperti khotbah minggu misalnya kita perlu mendalami
teks khotbah dengan membaca Konkordans, Kamus, Impola ni Jamita, SP Immanuel dan lain sebagainya untuk membantu
kita memahami konteks nas“, ungkapnya. Sermon Parhalado juga harus diikuti oleh pengkhotbah
untuk memperoleh hal-hal yang sangat mendasar dalam persiapan khotbah. “Penampilan
dan gestur tubuh juga sangat perlu kita jaga termasuk gerak-gerik, suara dan
sikap ketika menyampaikan khotbah agar menarik perhatian setiap yang mendengar”
lanjutnya.
Pemberdayaan ini diselenggarakan
oleh Biro Ibadah Musik bekerjasama dengan HKBP Distrik III Humbang dengan
tujuan agar Penatua mampu berkhotbah dengan baik (mampu menggali Alkitab yang
berhubungan dengan nas kotbah, menyusun naskah/bahan kotbah dan menyampaikan
kotbah secara komunikatif). Seluruh sessi berjalan lancar dimoderasi oleh Pdt.
Eden Ramses Siahaan, STh,.MM Kepala Biro Ibadah Musik HKBP, Gr. Abdul Rachman
Sitorus Wakil Kepala Biro Ibadah Musik HKBP dan Pdt. Susi Endang Hutabarat, STh
Kepala Bagian Ibadah Biro Ibadah Musik HKBP. Peserta mengikuti dengan antusias
terdiri dari 233 orang
Penatua dari 24 Ressort serta 10 orang Calon Pelayan di Distrik III Humbang. Kegiatan ini diharapkan dapat
berlanjut untuk menambah wawasan para Penatua seperti disampaikan St. Januari
Sianturi dari HKBP Sionom Ompu Ressort Simanullang Matiti seraya menyampaikan
ucapan terima kasih mewakili peserta. Ibadah penutupan dilayani oleh Pdt. Amir
Zaitun Sihite, MTh, Pendeta HKBP Ressort Dolok Sanggul Kota. (Menerwatsen
Panggabean)