Senin
(26/07/2021) Biro Pembinaan HKBP yang
dipimpin Pdt. Dr. Enig S Aritonang bersama dengan Perkampungan
Pemuda Jetun Silangit yang dipimpin Pdt. Agus Manullang mengadakan seminar Mission
and Leadership for Tourism di Jetun-Silangit. Kegiatan tersebut
membicarakan tentang keseriusan Kantor Pusat HKBP mengembangkan Jetun Silangit
menjadi pusat Agrowisata dan pelatihan Integrated Farming HKBP. Dengan
demikian, kedepannya tempat ini akan menjadi tempat percontohan dan pelatihan
bagi para pelayan HKBP, pemuda (naposobulung) HKBP, jemaat HKBP, dan juga
masyarakat dalam Integrated Farming yang sekaligus memiliki nilai
agrowisata untuk menambah tempat wisata di daerah Tapanuli Utara. Hadir dalam
seminar ini Pdt. Dr. Robinson Butarbutar (Ephorus HKBP) sebagai keynote speaker. Pembicara lainnya adalah Ir.
Nikson Nababan, M.Si (Bupati Tapanuli Utara) secara onsite, Pdt. Andar G. Pasaribu (Sekretaris
UEM Jerman), Jimmy Bernando Panjaitan (Direktur BPODT), Dr. Iman Santoso (Ketua
Transformation Connection Indonesia), dan Pdt. Dr. Yonathan Wiryohadi (Kepala House of Bread)
secara virtual sebagai narasumber.
Kegiatan
ini diikuti oleh 32 Praeses HKBP bersama dengan tim pokja distrik kawasan Danau Toba, tim dari BPODT dan Pemda Tapanuli
Utara.
Kegiatan ini dibuka dengan ibadah yang dipimpin oleh Pdt. Agus Manullang.
Ompu
i Ephorus menjelaskan bahwa Gereja memiliki peran penting dalam kepariwisataan
dalam hal ini HKBP akan menjadikan Jetun Silangit menjadi sinar untuk membawa
perubahan. Gereja tidak boleh anti dengan pariwisata tetapi harus mampu
menjadikan pariwisata ini menjadi salah satu sarana dalam memberitakan Injil
kepada masyarakat luas sehingga pemberitaan Injil tidak hanya dirasakan oleh
orang-orang Kristen saja melainkan juga orang-orang yang belum mengenal
Kristus. Dengan demikian, Gereja turut serta untuk menyuarakan agar para jemaat
maupun juga orang-orang sekitar daerah destinasi wisata Danau Toba untuk
menghidupi budaya hidup bersih, kreatif dan inovatif dalam membangun kehidupan,
menopang bertumbuhnya seni dan budaya batak, serta menekankan kerja sama semua
belah pihak dalam mengembangkan kepariwisataan. Lebih lanjut, di Jetun Silangit
akan dibangun juga tempat pameran hasil pertanian.
Pdt.
Andar G. Pasaribu sebagai pembicara yang mewakili UEM Jerman memaparkan bahwa
turisme ini menjadi metode HKBP untuk menampilkan bahwa Allah bekerja dan hadir
dalam perkembangan ataupun kemajuan kehidupan masyarakat. Turisme ini harus
selaras dengan Missio Dei sehingga menikmati keindahan alam harus
disertai dengan rasa bersyukur atas penciptaan-Nya dalam kehidupan ini.
Diharapkan dalam pengembangan Jetun Silangit sebagai pusat pelatihan dan
agrowisata HKBP, ditampilkan juga sejarah lokal maupun Internasional serta
pengembangan budaya lokal di sana sehingga memberikan motivasi warga jemaat
untuk menjadikan kampung halamannya menjadi destinasi wisata.
Jimmy
B. Panjaitan selaku direktur BPODT (Badan Pelaksanaan Otorita Danau Toba)
menjelaskan bahwa gereja memiliki peran penting untuk mendukung rencana
kepariwisataan yang dilakukan oleh BPODT yang juga memiliki tujuan untuk
meningkatkan perekonomian daerah. Agrowisata menjadi bagian penting dari
industri pertanian di mana selain menghadirkan pertanian yang memiliki nilai
wisata, juga mampu menambah kekuatan pangan dari daerah wisata tersebut.
Dr.
Iman Santoso dan Pdt. Wiryo menekankan bahwa agrowisata memberikan peluang bagi
gereja untuk mengentaskan kemiskinan. Dalam hal ini usaha HKBP untuk
mengembangkan Jetun Silangit sangat didukung oleh TCI dan HOB dikarenakan
gereja turut serta secara aktif untuk meringankan beban jemaatnya terutama pada
masa-masa pandemi saat ini. Bila program Integrated Farming dan
agrowisata Jetun Silangit ini berjalan dengan sukses maka HKBP mampu memberikan
kontribusi dalam memperkuat ketahanan pangan setidaknya bagi para pelayan dan
jemaatnya.
Bupati
Tapanuli Utara sebagai pembicara terakhir di seminar ini meyakinkan bahwa
pemerintah Tapanuli Utara sangat mendukung rencana pengembangan Jetun Silangit
menjadi daerah Agrowisata HKBP dikarenakan gereja berkolaborasi dengan
pemerintah untuk membangun daerah wisata di Tapanuli Utara. Bupati menegaskan
bahwa pemerintah akan memberikan dukungan penuh rencana ini hingga Jetun
Silangit mampu menjadi pusat pelatihan dan agrowisata HKBP di Tapanuli Utara. Seminar ini dimoderasi Pdt. Agus Siagian, S.Si.
Usai seminar, dilaksanakan penanaman pohon
pertama oleh para Pimpinan HKBP, Bupati, Pimpinan Perkampungan Pemuda HKBP
Jetun Silangit, para Praeses HKBP. Setelah proses penanaman selesai, Pdt.
Debora P. Sinaga (Kepala Departemen Diakonia HKBP) memimpin dalam doa dengan
harapan agar semua rencana agrowisata HKBP dapat berjalan dengan baik. Kegiatan
ini ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Pdt. Kardi Simanjuntak (Kepala
Departemen Marturia HKBP).