Press Release Rapat Pendeta HKBP 2019

PRESS RELEASE

RAPAT PENDETA HKBP 2019

 

1.      Salah
satu agenda terbesar HKBP pada tahun 2019 ini ialah Rapat Pendeta HKBP. Rapat
ini telah diaturkan dalam Aturan dan Peraturan HKBP 2012 Setelah Amandemen
Kedua untuk dilaksanakan dalam frekuensi dua tahun sekali. Rapat Pendeta
berlangsung pada 21–24 Oktober 2019 di Auditorium HKBP Seminarium Sipoholon.
Menurut Buku Panduan Rapat Pendeta HKBP 2019, jumlah peserta rapat ada 1.876
pendeta.

2.  Urgensitas
Rapat Pendeta dilaksanakan selalu mengevaluasi, membahas, dan merumuskan
bersama mengenai relevansi pengajaran dan kegiatan-kegiatan yang berkenaan
dengan teologi HKBP, ajaran (dogma) HKBP, Hukum dan Siasat Gereja (
Ruhut Parmahanion dohot Paminsangon),
liturgi, dan tata kehidupan rohani di gereja. Setiap rumusan-rumusan tersebut
akan dibawakan ke Sinode Agung (Sinode Godang) HKBP tahun depan.

3.    Pada
Rapat Pendeta HKBP kali ini mengangkat tema besar:
Aku Mendoakanmu agar Imanmu tidak Jatuh dan subtema: Pendeta HKBP Belajar dan Bergegas
Melaksanakan Tugas Panggilannya agar Iman tidak Jatuh pada Era Revolusi
Industri Keempat
.

4.    Melalui
tema dan subtema tersebut, HKBP menaruh perhatian besar atas perkembangan zaman
hingga saat ini memasuki era Revolusi Industri 4.0 (bahkan sudah ada yang
menjajaki Industri 5.0 – Robotnik). Bagaimana Pendeta HKBP melaksanakan tugas
panggilannya di tengah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
berkembang pesat. Semua ditandai dengan percepatan-percepatan di segala bidang,
baik secara teknologi dan etos kerja. Ekspansi masif teknologi digital dan
internet sangat memengaruhi gaya hidup dan mental masyarakat luas.

5.    HKBP
merespons era Revolusi Industri 4.0 salah satunya dengan meluncurkan website
resmi HKBP pada Sinode Agung HKBP 1 Oktober 2002 si Auditorium HKBP, Kecamatan
Sipoholon. Semenjak peluncuran tersebut, penggunaan media internet di aras
pelayanan para pelayan HKBP semakin terasa. Tentunya spirit Revolusi Industri
4.0 ini memiliki dampak positif yang banyak. Namun, juga memiliki dampak
negatif, di antaranya gencar menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan melalui
percepatan-percepatan yang dimiliki Industri 4.0., sehingga melahirkan budaya
instan, hedonis, dan menggiring mentalitas pribadi semakin individualis.
Bahkan, sebagian besar atau seluruhnya sudah bersandar kepada pandangan serba
rasional dan logis.

6.    Ada
tiga latar belakang sosial agama yang memotori tema besar ini. Pertama, budaya
instan dan hedonis semakin lama semakin menggiring orientasi masyarakat menjadi
konsumtif dan mengutamakan kenikmatan, memeroleh hasil dan kemewahan dalam
waktu yang relatif singkat. Kedua, orientasi budaya individualis semakin
meremukkan (bahkan menghilangkan) tatanan nilai kebersamaan di dalam
masyarakat, terutama masyarakat Batak yang memiliki karakteristis hidup dalam
kebersamaan dan berdampingan, baik terhadap sesamanya maupun kepada alam
semesta. Ketiga, pandangan hidup yang bersandar kepada rasionalitas dan logis
cukup berpengaruh terhadap model kepercayaan masyarakat. Iman berhadapan dengan
rasio. Ini berpotensi mereduksi keimanan seorang Kristen yang percaya kepada
Tuhan Yesus Kristus.

7.       Melalui
latar belakang sosial agama tersebut muncul sederet pertanyaan reflektif, di
antaranya: bagaimana pendeta HKBP dengan tugas panggilannya menghadapi
perubahan sosial keagamaan yang begitu cepat di era Revolusi Industri 4.0. ini?
Apakah pendeta HKBP betul-betul dalam posisi siap atau baru menjelang persiapan
dalam Revolusi Industri 4.0. ini? Apakah pendeta HKBP tetap dalam pola-pola
konvensional atau justru turut berperan dalam irama era ini? Masih relevankah persekutuan
jemaat yang berlangsung selama ini yang tekesan mekanistis dan sekadar ritual,
atau adakah cara-cara lain yang lebih sesuai dengan perkembangan zaman untuk
melayani generasi digital? Bagaimana pendeta HKBP melihat kenyataan
individu-individu warga jemaat menghadapi tantangan aman dan tetap setia
beriman kepada Yesus Kristus?

8.    Selain
mengevaluasi dan membahas agenda-agenda rapat yang telah dijabarkan di atas,
Rapat Pendeta HKBP juga membahas laporan dan kegiatan Ketua Rapat Pendeta yang
telah berjalan sejak Desember 2017. Juga di dalamnya
Tumpak Liat Pandita HKBP dan upaya-upaya peningkatan kesejahteraan
pendeta HKBP.

9.  Rapat
ini diketuai oleh Pdt David Farel Sibuea MTh DMin (Sekretaris Jenderal HKBP)
dan Sekretaris Pdt Herbin Purba MTh (Sekretaris Ketua Rapat Pendeta HKBP).
Ketua Rapat Pendeta Pdt Dr Robinson Butarbutar.

Scroll to Top