Rapat Pendeta HKBP Distrik Jabartengdiy: Menguatkan Komitmen Kependetaan dan Peran Sosial

Dokumentasi Foto

BANDUNG (6/8) – Para pendeta dari Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Distrik XIX Jabartengdiy berkumpul di The Jayakarta Hotel Bandung dalam acara Rapat Pendeta yang berlangsung dari tanggal 4 hingga 6 Agustus 2025. Rapat ini bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan komitmen para pendeta terhadap janji tahbisan kependetaan mereka, dengan tema: Ciptaan Baru.

Salah satu agenda penting pada rapat pendeta kali ini membahas tugas-tugas yang tercantum dalam agenda tahbisan kependetaan. Praeses HKBP Distrik Jabartengdiy, Pdt. Nekson Simanjuntak, menyampaikan bahwa rapat ini turut mengkaji ulang, mendalami, dan mempertajam peran serta karakter seorang pendeta.

Ephorus HKBP, Pdt. Dr. Victor Tinambunan, turut memberikan pandangan penting dalam rapat. Dengan mengutip hasil survei dari Amerika Serikat, beliau menekankan bahwa perubahan adalah proses berkelanjutan yang harus dimulai dari diri sendiri, dari hal-hal kecil, dan dari hari ini. Survei tersebut menunjukkan 53% orang di atas 40 tahun bisa berubah, 17% tidak, dan 30% berubah setelah mengalami kesulitan.

Bagi para pendeta, hal ini menjadi refleksi penting. Ephorus mengingatkan bahwa pemahaman ini diperlukan agar mereka lebih bijaksana dan empatik dalam membimbing jemaat, yang memiliki berbagai karakter dan kondisi—ada yang mudah berubah, ada yang sulit, dan ada yang baru bisa berubah setelah menghadapi masalah.

Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan turut hadir dan memberikan sorotan khusus. Farhan menegaskan bahwa pendeta tidak hanya berperan sebagai penyampai pesan keagamaan di atas mimbar, tetapi juga sebagai pemimpin moral dan sosial yang berani menyuarakan kebenaran, keadilan, dan kasih Tuhan di tengah masyarakat.

Farhan menyoroti tantangan sosial kompleks yang dihadapi Kota Bandung, termasuk korupsi, perjudian, narkoba, perdagangan manusia, kerusakan lingkungan, dan disintegrasi sosial. Ia menekankan pentingnya peran gereja dan para pendeta dalam membangun peradaban yang bermartabat dengan menjunjung tinggi nilai etika, empati, dan kemanusiaan.

Melalui rapat ini, para pendeta diharapkan dapat menguatkan kembali komitmen mereka, tidak hanya dalam pelayanan rohani, tetapi juga dalam peran aktif mereka sebagai agen perubahan sosial yang positif bagi masyarakat.

Scroll to Top