SEHATI SEPIKIR
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi saudara-saudari yang terkasih, semoga di
pagi ini kita dalam keadaan sukacita dalam menyambut firman Tuhan. Sebelum kita
mendengarkan Firman Tuhan, marilah kita terlebih dahulu saat teduh.
Doa Pembuka: Marilah kita berdoa!
Ya Allah Bapa, maha pengasih pencipta langit dan bumi, terimakasih
Tuhan atas kehidupan yang Engkau berikan selalu baru setiap saat, Engkau selalu
menyertai kami memberikan napas kehidupan. Terima kasih Tuhan atas semuanya, sebentar
lagi kami mau mendengarkan FirmanMu penuhilah hati kami dengan FirmanMu, agar
kami dapat melakukan FirmanMu, dalam nama Yesus Kristus kami bersyukur dan
berdoa. Amin.
Saudara-saudari yang terkasih Marilah kita mendengarkan Firman Tuhan yang tertulis dalam Roma 12 : 16 Demikian Firman Tuhan: “Hendaklah kamu
sehati sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu memikirkan perkara yang
tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana, jangan
menganggap dirimu pandai”.
Saudara-saudari yang terkasih, surat Rasul
Paulus kepada jemaat di Roma menegaskan bagaimana hidup di dalam interaksi
antar sesama. Apakah manusia dapat hidup sendiri, apakah manusia dapat hidup tanpa
bantuan orang lain. Memang di dalam hidup bersosialisasi dengan orang lain
sangat kita harapkan. Dapat kita lihat contoh: misalnya di dalam satu
perkumpulan seperti arisan marga, ada kita jumpai adanya perbedaan pendapat
utuk memajukan kumpulan tersebut, tetapi ada juga yang hanya kemauannya sendiri
dan tidak mau menerima pendapat orang lain, sifat demikian yang terlihat keakuannya
dan menganggap diri lebih pintar. Kita boleh memiliki pemikiran yang
berbeda-beda, namun kita perlu menyesuaikan diri sedemikian rupa sehingga kita
memiliki pandangan yang harmonis.
Demikianlah
Nats Renungan di pagi ini adalah nasihat untuk hidup di dalam kasih, bagaimana
orang hidup di dalam sehati sepikir, sejiwa, seperasaan. Apakah di dalam rumah
tangga masih tercipa hidup sehati sepikir, hidup dengan keharmonisan antara
anak dengan ayah demikian sebaliknya
antara ayah dan ibu. Kalau kita lihat perkembangan saat ini kebanyakan manusia
hidup dengan mementingkan dirinya sendiri, asyik dengan aktivitas
masing-masing, tidak ada lagi waktu bercanda tawa di tengah-tengah keluarga,
ayah sibuk dengan pekerjaan demikian seorang ibu sibuk dengan kegiatannya juga.
Sehingga kaum muda kurang nasihat, anak-anak terlalu banyak waktu dengan
mencari kesenangannya sendiri, lupa akan waktu dengan bersekutu dengan Tuhan. Maka
ditengah-tengah keluarga tidak ada lagi keharmonisan.
Nah
bagaimana kita sebagai orang tua mengarahkan mereka kaum muda supaya melakukan
hal-hal yang di kehendaki Tuhan, dimana dikatakan dalam nats ini jangan kamu
memikirkan perkara-perkara yang tinggi dan bagaimana kita mengembalikan mereka
kepada hal-hal yang sederhana, termasuk anak-anak kita harus mengenal/mengimani
Firman Tuhan di dalam kehidupannya.
Saudara-saudari yang terkasih, seia sekata
ini adalah ajakan buat kita supaya di dalam kehidupan dimanapun kita
berada selalu diutamakan keharmonisan, kalau tercipta kesatuan pasti akan
tercipta apa yang kita harapkan, dan
jangan menganggap diri kita pandai sebesar apapun ilmu yang kita miliki jangan
memegahkan diri. Sebab Tuhanlah yang tinggi yang patut kita sembah dan dimuliakan.
Disini ajakan supaya kita hidup di dalam kerendahan hati, karena orang yang
beriman akan tetap tenang berjalan sebab dia selalu mengandalkan Tuhan di dalam
kehidupannya, oleh sebab itu muliakanlah Tuhan di dalam kehidupanmu, jauhkanlah
sifat yang mementingkan dirimu sendiri. Selamat melayani Tuhan Memberkati.
Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Allah Bapa Kami yang bertahta dalam kerajaan sorga, puji syukur kami
panjatkan kepadaMu atas kasihMu yang selalu baru buat kami, terima kasih Tuhan atas FirmanMu di pagi ini, kami di ingatkan agar kami jangan
memegahkan diri, supaya kami seia sekata baik di tengah-tengah keluarga kami
antar ayah dan ibu, baik untuk kaum muda agar tetap hidup di dalam
kesederhanaan menjauhi sifat sombong, sebab Tuhanlah yang patut kami tinggikan
di dalam hidup kami. Terimakasih Tuhan atas semuanya, kami orang yang penuh dosa ampuni kami Tuhan agar kami layak menjadi
anakMu. Amin.
Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih setia dari
Allah Bapa serta Persekutuan dari Roh Kudus, kirannya menyertai kita sekalian.
Amin.
Diak. Linda Siregar– Biro Zending HKBP