Doa
Pembuka: Bapa kami yang di Surga, Bapa yang Maha Kasih di dalam
Tuhan Yesus Kristus, kami datang ke hadirat-Mu dengan hati yang penuh syukur.
Kami percaya bahwa setiap nafas yang kami hirup adalah anugerah dari-Mu. Saat
ini, ketika kami merenungkan firman-Mu, biarlah Roh Kudus bekerja di dalam hati
kami, sehingga kami mengerti, merasakan, dan mengalami kebenaran-Mu. Dalam nama
Yesus, kami berdoa. Amin.
Mazmur 118 : 17
“Aku tidak akan mati, tetapi hidup,
dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan TUHAN.”
Saudara/i
yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus. Hidup ini penuh dengan lika-liku. Ada
saat kita merasa kuat, ada pula saat kita begitu lemah, seolah-olah hidup ini
akan berakhir. Mungkin kita pernah mengalami kesulitan yang begitu berat,
bahkan terasa sakit, seolah tiada kesembuhan, masalah yang tampaknya tidak
berujung, atau kesedihan yang begitu mendalam. Di tengah semua itu, suara
pemazmur dalam Mazmur 118:17 bergema dengan penuh keyakinan: “Aku tidak akan
mati, tetapi aku akan hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan
Tuhan.” Mengapa pemazmur berkata demikian? Karena ia baru saja melewati
masa yang sangat sulit. Musuh mengepungnya, kesesakan menekan jiwanya, dan ia
nyaris kehilangan nyawa. Tetapi, Tuhan turun tangan. Tuhan menyelamatkannya dan
memberi kehidupan baru.
Saudara/i
yang terkasih, bukankah sering kali kita juga berada di titik terendah dalam
hidup? Saat harapan seakan sirna, saat kita merasa tidak mampu lagi melangkah.
Mazmur ini mengajarkan kepada kita bahwa jika Tuhan masih mengizinkan kita
hidup, itu berarti Dia masih memiliki rencana bagi kita.
Pemazmur
tidak hanya berkata, “Aku akan hidup.” Tetapi ia juga berkata, “Aku
akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan.” Hidup yang Tuhan berikan
bukan hanya untuk dinikmati sendiri, tetapi untuk menjadi kesaksian bagi banyak
orang.
Saudara/i yang terkasih, renungkanlah: Jika hari ini kita masih bisa bangun
dari tempat tidur, itu bukan kebetulan. Jika kita telah melewati masa-masa
sulit dan masih berdiri tegak, itu bukan karena kekuatan kita sendiri. Jika
kita pernah disembuhkan dari penyakit, dilepaskan dari kecemasan, atau
diselamatkan dari bahaya, itu semua adalah bukti kasih dan kuasa Tuhan. Lalu,
apa yang harus kita lakukan? Jangan diam! Bersaksilah!
Dunia
ini sedang diliputi ketakutan. Banyak orang putus asa karena kehilangan
pekerjaan, kehilangan orang yang dikasihi, atau kehilangan harapan dalam hidup.
Di saat seperti ini, Tuhan ingin memakai kita untuk menjadi terang, untuk
menceritakan bahwa Tuhan masih hidup dan berkuasa. Bersaksi bisa melalui cara
hidup kita sehari-hari: Ketika kita tetap setia dan berpengharapan meskipun
hidup terasa berat, itu adalah kesaksian. Ketika kita menguatkan orang lain
dengan kata-kata yang penuh kasih, itu adalah kesaksian. Ketika kita
mengampuni, memberi, dan mengasihi dengan tulus, orang akan melihat Tuhan
melalui kita.
Saudara/i
yang terkasih, selama Tuhan masih memberi kita kehidupan, berarti ada misi yang
harus kita jalani. Jangan menyerah pada keadaan, jangan larut dalam
keputusasaan. Tuhan telah menyelamatkan kita untuk hidup dalam panggilan-Nya. Karena
itu, hari ini, mari kita berkata seperti pemazmur: “Aku tidak akan mati, tetapi
aku akan hidup, dan aku akan menceritakan perbuatan-perbuatan Tuhan!.” Amin.
Doa
Penutup: Bapa yang penuh kasih, terima kasih untuk firman-Mu yang
mengingatkan kami bahwa hidup ini adalah anugerah. Jika kami masih bernafas
hari ini, itu berarti Engkau masih memiliki rencana bagi kami. Ajarlah kami
untuk tidak hanya menikmati hidup, tetapi juga untuk bersaksi tentang kasih dan
kuasa-Mu. Pakailah kami sebagai alat-Mu, agar banyak orang boleh mengenal
Engkau melalui hidup kami. Dalam nama Yesus, kami berdoa. Amin.
C.Pdt. Johannes Sibarani, S.Th-
LPP II di Biro Ibadah Musik HKBP