Renungan Harian HKBP | 13 Maret 2024

Salam sejahtera bagi kita semua Bapak, Ibu, Saudara,
Saudari yang dikasihi Tuhan Jesus Kristus. Kiranya damai dan sukacita yang dari
Tuhan senantiasa menyertai kita, dalam kondisi yang bagaimanapun kita hari ini.
Lewat renungan harian Marturia HKBP, saya menjumpai anda kembali dengan berita
sukacita di dalam firman Tuhan sebagai sumber kekuatan dan penghiburan kita. Marilah
kita sejenak bersaat teduh untuk menyiapkan hati kita.

Doa Pembuka. Bapak kami yang di surga, kami datang menyampaikan
pujian dan rasa syukur kami kepadaMu, atas segala karya besar dan
penyelamatanMu bagi kami. Sungguh kami tak dapat menghitung betapa besarnya
kasih sayangMu bagi kami umat yang telah Engkau pilih dan Engkau ijinkan untuk
menjadi pewaris kerajaanMu. Ajarilah kami lewat firmanMu untuk memahami bahwa
Engkau tidak pernah meninggalkan kami, sehingga kami benar-benar percaya Engkau
selalu menolong kami, seperti hari ini juga. Ya Tuhan, kami sudah siap
mendengarkan Engkau dengan segala kerendahan hati kami, tuntunlah kami untuk
menjadi pengikutMu yang setia, di dalam Nama AnakMu Tuhan Yesus Kristus kami
berdoa. Amin.

Renungan
kita pada hari ini tertulis dalam Lukas 22 : 35-36a.
Lalu Ia berkata
kepada mereka: “Ketika Aku mengutus kamu dengan tiada membawa pundi-pundi,
bekal dan kasut, adakah kamu kekurangan apa-apa?”
Jawab mereka: “Suatu pun tidak.”

Bapak, Ibu,
Saudara, Saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Hidup cukup menjadi ciri
dari setiap orang yang percaya kepada Tuhan. Hal itu didasari oleh doa populer yang
diajarkan Yesus kepada murid-muridNya. “
Berikanlah kami pada
hari ini makanan kami yang secukupnya
” (Matius 6 : 11)
atau “
Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang
secukupnya
” (Lukas 11 : 3). Selain untuk
mengajarkan agar hidup dalam kesederhanaan dan berkecukupan, hal ini mengandung
makna bahwa setiap orang percaya dituntut untuk memiliki sikap ketergantungan
kepada Allah untuk selalu berdoa, meminta, mengandalkan dan membutuhkan
pertolonganNya. Tidak perlu kuatir, ragu dan gelisah atas apapun yang terjadi
dalam kehidupan, karena Allah senantiasa memelihara. Mari kita lihat apa yang
dikatakan Yesus dalam Matius 6 : 25 -27. “Karena itu Aku berkata kepadamu:
Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan
janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah
hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada
pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak
menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh
Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah
di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada
jalan hidupnya?

Bapak, Ibu,
Saudara, Saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Dalam renungan kita hari
ini, Yesus menegaskan kembali kepada murid-muridnya tentang hidup berkecukupan
atau tidak bekekurangan bersamaNya, pada percakapan waktu Perjamuan Malam saat
mana penggenapan nas Kitab Suci atas diriNya menjelang tiba, dimana Yesus akan
ditangkap dan diadili hingga disalibkan. Ini merupakan sebuah pernyataan kilas
balik atas apa yang telah dilalui Yesus bersama murid-muridNya ketika melakukan
pengajaran dan pelayanan mereka. Sebuah pertanyaan yang bertujuan mematangkan dan
mempersiapkan para murid pada masa pasca penangkapanNya kelak. Yesus ingin para
murid benar-benar dapat mengerti dan memahami serta mengantisipasi agar tetap
teguh dalam iman mereka bila masa penggenapan itu terjadi, karena situasinya
akan sangat jauh berbeda. Tekanan yang akan murid-muridnya hadapi pasti akan
lebih besar. Hal itu terungkap dalam perkataan Yesus berikutnya,
“Tetapi
sekarang ini, siapa yang mempunyai pundi-pundi, hendaklah ia membawanya,
demikian juga yang mempunyai bekal; dan siapa yang tidak mempunyainya hendaklah
ia menjual jubahnya dan membeli pedang.
” (ayat 36b).
Yesus ingin mengingatkan kembali bahwa apapun yang akan terjadi tetaplah tunduk
pada kehendak Allah, sebagaimana Yesus tunduk kepada Bapa yang mengutusNya. Tidak
ada kekuatan manapun yang dapat menaklukkan kekuatan dunia selain kekuatan
Allah sendiri.

Bapak,
Ibu, Saudara, Saudari yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus.
Pada masa-masa mengenang sengsara Yesus
di kayu Salib seperti yang kita sedang jalani sekarang ini, marilah kita
semakin menjauhkan diri dari kecongkakan, kesombongan, keserakahan, tinggi hati,
sikap mengandalkan diri sendiri. Tetaplah belajar untuk hidup dalam kesederhanaan,
hemat dan berkecukupan sebagai cara kita mendekatkan diri kepadaNya. Menghilangkan
rasa kuatir dan ketakutan akan dunia, serta menjauhkan segala hidup duniawi
yang bertentangan dengan kehendakNya. Mari kita lihat apa yang tertulis dalam Amsal
30 : 7 – 9
Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati,
yakni:
Jauhkanlah dari padaku kecurangan
dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah
aku menikmati makanan yang menjadi bagianku.
Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa
TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.
Amin.

 

Doa Penutup. Terima kasih ya Allah Bapa Kami yang Mahapengasih. FirmanMu
telah mengingatkan kami bahwa Engkaulah perlindungan dan penyelamat kami yang
abadi. Kami menjadi terbebas dari kebinasaan akibat dosa dan kehidupan dunia
karena AnakMu yang telah Engkau utus menjadi penebus kami. Bimbing kami dengan
Roh Kudus agar kami tetap setia dan tidak akan menyangkalMu apapun yang terjadi
dalam hidup kami. Kami senantiasa percaya bahwa Engkau meyertai kami sampai ke
akhir masa. Seluruh kebutuhan hidup kami Engkau pasti cukupkan. Karena itu
ajarkan kami untuk hidup sederhana, hemat serta jauh dari keserakahan,
kesombongan dan tinggi hati dan segala yang mengakibatkan dosa agar hidup kami
semakin berkenan di hadapanMu. Ampunkan segala dosa kami, di dalam Nama AnakMu
Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.

Anugerah Tuhan
Yesus Kristus dan Kasih Allah Bapa dan Persekutuan Roh Kudus, menyertai kita
sekalian. Amin.

St. Menerwatsen Panggabean-Pegawai Biro Ibadah Musik HKBP

Scroll to Top