Syalom,
bapak/ibu saudara/i dan seluruh jemaat yang terkasih di dalam nama Tuhan kita
Yesus Kristus. Sebelum kita mendengarkan Firman Tuhan di hari ini, alangkah
baiknya kita siapkan hati dan pikiran kita, marilah kita mengambil saat teduh
sejenak, kita bersatu di dalam doa.
Doa Pembuka: Bapa
yang baik, bapa yang kami kenal melalui anakMu Tuhan Yesus Kristus, Tuhan dan
juruselamat kami, kami bersyukur untuk kebaikanMu yang mengantarkan kami boleh
ada hingga saat ini. Kami bersyukur untuk penyertaan dan anugerah Tuhan melalui
kesehatan dan nafas kehidupan yang kami rasakan, sehingga kami boleh melakukan
segala aktivitas dan pekerjaan yang telah Engkau anugerahkan kepada kami. Dan
itu juga ya Tuhan yang mendorong kami saat ini, supaya sebelum kami melanjutkan
kegiatan dan aktivitas kami di hari ini, kami terlebih dulu menyerahkan diri
kami untuk mendengarkan firmanMu yang menyapa, mengingatkan, dan menguatkan
kami. Karena itu, kami siapkan hati dan pikiran kami sepenuhnya ya Tuhan,
kiranya engkau berkati agar kami dapat dengan sukacita menerima Firman Tuhan. Kami
sambut Kasih setia Tuhan di dalam sukacita. Amin.
Renungan
Bapak/ibu
saudara/i yang terkasih di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, firman Tuhan yang
menyapa kita saat ini, sesuai dengan ayat harian Almanak Gereja kita HKBP,
tertulis dalam:
Yohanes
8 : 36
“Jadi apabila Anak itu
memerdekakan kamu, kamu pun benar-benar merdeka.”
Bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus,
apa yang pertama sekali kita pikirkan ketika kita mendengar kata “merdeka”? Mungkin
beberapa di antara kita langsung teringat kepada “budak, penjajahan, tawanan,
atau lain sebagainya”. Pada dasarnya kemerdekaan sangat didambakan oleh
manusia, karena dengan merdeka lah ia akan bebas dari segala tekanan, belenggu,
penjajahan, dan bisa hidup bebas tanpa beban dalam dirinya. Sehingga banyak
orang yang sangat ingin sekali merdeka atau bebas termasuk anak muda, walaupun
sering kebablasan menjadi kemerdekaan atau kebebasan yang tidak beraturan. Lalu
pertanyaan yang berikut yang boleh kita renungkan adalah, bagaimana kah
seseorang atau sebuah kelompok bisa merdeka? Untuk kehidupan duniawi,
kemerdekaan bisa diperoleh dari hasil usaha sendiri, atau bisa jadi hasil dari
pemberian orang atau pihak lain, dan dia bebas menggunakan kemerdekaannya.
Namun bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus
Yesus, apakah kemerdekaan yang dimaksud di dalam nats ini adalah kemerdekaan
yang kita peroleh sendiri, atau sebaliknya kemerdekaan kita adalah anugerah
dari Allah yang mengasihi kita? Kemerdekaan atau kebebasan yang dimaksud disini
bukanlah pembebasan fisik seperti halnya penjajahan atau perang, tetapi lebih
mendalam yaitu pembebasan dari dosa dan akibatnya. Yesus menyatakan bahwa
pembebasan datang melalui diriNya sebagai Anak Allah yang melalui kematianNya
di kayu salib kita boleh beroleh keselamatan.
Dalam nats ini secara keseluruhan, Yesus memberitakan
mengenai kebenaran dan mengatakan bahwa Ia adalah pembebas yang memerdekakan. Yesus
sangat jelas mengajarkan bahwa setiap orang yang melakukan dosa adalah hamba
dosa. Mengapa? Karena dosa sifatnya menguasai, membelenggu, dan mengendalikan
manusia. Itu sebabnya Yesus mengatakan bahwa ketika Anak memerdekakan kita,
maka kita akan benar-benar merdeka. Dan saat kita telah dimerdekakan, jangan
memberikan diri kembali menjadi hamba daripada dosa.
Saat
ini, banyak orang menganggap bahwa kemerdekaan merupakan sebuah bentuk
kebebasan untuk hidup tanpa penghalang apapun, padahal sesungguhnya kemerdekaan
itu merupakan kesempatan yang kita terima untuk hidup selayaknya orang yang
merdeka dalam Tuhan, bukan merdeka dalam kedagingan. Nats ini juga menantang kita
untuk merenungkan kembali sudah sejauh mana kah kebebasan yang sudah kita
terima itu kita maknai menjadi hal yang menguatkan kita untuk hidup sesuai
dengan kebenaran yang dikehendaki oleh Allah.
Bapak/ibu
saudara/i yang terkasih, Yesus melalui nats ini mengingatkan kita bahwa kebebasan yang diberikanNya tidaklah
bersifat sembarangan, dan bukanlah panggilan untuk hidup semaunya. Sebaliknya,
Yesus memanggil kita untuk hidup sesuai dengan kebenaranNya. Dalam Galatia 5:1,
rasul Paulus menekankan demikian, “Jadi, karena Kristus telah
memerdekakan kita, berdirilah tetap dan janganlah membiarkan dirimu kembali
dijajah oleh kuk yang membelenggu.” Kebebasan yang diberikan oleh
Kristus harus mendorong kita menghasilkan buah yang baik dalam hidup kita.
Maka
bapak/ibu saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus, memang kita telah
beroleh kemerdekaan dan kebebasan dari dosa oleh karya Allah sendiri. Jadi,
jangan kembali memberikan diri menjadi budak dosa, dibelenggu oleh dosa,
dikendalikan dosa, dan dikuasai oleh dosa. Kebebasan kita bukanlah kebebasan
yang kebablasan, tapi kita punya standar yang benar dalam kemerdekaan kita
sebagai orang percaya, yaitu Yesus Kristus yang menjadi teladan kita. Yesus
telah memerdekakan dan menunjukkan jalan bagi kita menuju kehidupan kekal. Kita
dimerdekakan bukan untuk bebas semaunya melakukan keinginan daging kita,
melainkan kita dimerdekakan untuk kemudian lepas dari dosa dan mengikut Allah,
serta melakukan kehendakNya. Marilah kita renungkan bahwa hidup kita berkomitmen
untuk menjalani kebebasan ini dengan bertanggung jawab. Hiduplah menjadi orang
yang benar-benar merdeka karena kita melakukan apa yang dikehendaki DIA yang
telah memerdekakan kita. Amin.
Doa Penutup: Marilah
kita berdoa! Kami bersyukur ya Tuhan Allah kami untuk kesempatan yang begitu
berharga yang engkau berikan kepada kami. Saat ini kami boleh dan telah
bersekutu bersama untuk mendengarkan firmanMu yang telah menyapa kami. Biarlah
Tuhan rohMu menguatkan kami untuk tetap beriman teguh di jalan yang engkau
kehendaki. Biarlah rohMu tetap menguatkan kami agar menjadi orang yang benar-benar
menghidupi kemerdekaan kami dengan hidup seturut dengan yang engkau kehendaki.
Biarlah hidup kami ya Tuhan menjadi berkat bagi banyak orang, lewat pekerjaan,
pelayanan dan seluruh cara hidup kami. Tuhan ajari dan kuatkan kami untuk hidup
sesuai dengan kehendakMu. Inilah doa dan permohonan kami, di dalam nama anakMu
Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin.
C.Pdt. Frans Mario Sormin, S.Th- Melayani di Kantor Departemen Koinonia HKBP