Renungan Harian HKBP | 15 Agustus 2025

Doa Pembuka: Kita berdoa! Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Amin.

Nas renungan kita hari ini tertulis dalam 1 Tesalonika 5:5 “Karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan.”

Bapak, Ibu dan Saudara-Saudari yang terkasih, ada satu kutipan terkenal yang akhir-akhir ini sering muncul di platform media sosial: “Be the reason someone believes in goodness.” (Jadilah alasan seseorang percaya bahwa kebaikan itu masih ada). Kalimat ini biasanya muncul di tengah-tengah berita yang penuh dengan kekerasan, komentar negatif, dan persaingan yang tidak sehat. Kita hidup di zaman dimana kegelapan sering tampil begitu nyata, baik itu melalui kabar buruk yang berseliweran di ponsel kita, perdebatan yang penuh dengan kata-kata kasar di media sosial, atau tekanan hidup yang membuat orang kehilangan arah dan harapan. Dalam situasi seperti itu, firman hari ini yang tertulis dalam 1 Tesalonika 5:5 menjadi sebuah pengingat yang indah, yaitu “Kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang.”

Paulus menuliskan teks ini bukan hanya sekedar untuk memberikan semangat kepada pembacanya, melainkan juga untuk menegaskan identitas kita. Kita adalah anak terang, bukan karena kita sempurna, tetapi karena Allah sudah menjadikan kita demikian oleh karena kasih karunia-Nya. Dari identitas inilah tindakan kita mengalir. Kita berbuat benar bukan supaya menjadi anak terang, melainkan kita berbuat benar karena kita memang sudah menjadi anak terang.

Terang bukan hanya gambaran moralitas, tetapi juga lambang kejelasan, pengertian, dan pengharapan. Orang yang hidup dalam terang berjalan dengan keyakinan, karena terang mengusir kebingungan dan ketidakpastian. Namun kita tahu, bahwa kegelapan selalu mencoba masuk melalui dosa yang diam-diam menggoda, rasa takut yang membelenggu, dan keputusasaan yang melemahkan hati.

Paulus menuliskan bahwa kita bukan lagi bagian dari kegelapan. Memang kita hidup di dunia yang gelap, tetapi kita tidak dimiliki oleh kegelapan itu. Hidup sebagai anak terang itu ibarat matahari yang tetap bersinar meski tertutup awan. Awan bisa menghalangi cahaya untuk sementara, tetapi tidak mengubah kenyataan bahwa matahari tetap ada. Begitu juga pergumulan atau kelemahan kita tidaklah mengubah stataus kita di hadapan Allah.

Bagaimana cara kita memelihara hidup sebagai anak terang? Paulus mengajak kita untuk berjaga-jaga, sadar, mengenakan baju zirah iman dan kasih, serta ketopong pengharapan. Artinya, hidup kita ini adalah hidup yang aktif, menolak kegelapan, menghidupi kasih Allah setiap hari, dan membiarkan terang Kristus memancar melalui kita. Secara praktiknya, itu bisa dilakukan seperti: menjaga integritas di pekerjaan dan pelayanan, walau orang lain memilih jalan pintas, mengucapkan kata-kata yang membangun di tengah budaya yang mudah merendahkan, atau menjadi pembawa damai, meski lebih mudah ikut arus konflik.

Di dunia yang semakin gelap, terang sekecil apapun akan terlihat. Yesus berkata, “Kamu adalah terang dunia.” Dunia tidak menuntut kita menjadi terang yang sempurna, Tuhan hanya mau kita setia bersinar di tempat di mana Ia menempatkan kita.

Mari kita hidupi identitas kita sebagai anak-anak terang, bukan karena kita kuat, tetapi karena Sang Terang Dunia telah lebih dulu menyinari hati kita. Dan ketika kita berjalan dalam terang-Nya, kita akan memantulkan kasih, kebenaran, dan pengharapan bagi orang-orang di sekitar kita. Amin.

Doa Penutup: Kita berdoa! Dimuliakan Nama-Mu Tuhan dalam setiap hembusan nafas kami, yang kiranya melalui hidup kami terang-Mu semakin terpancar di dunia. Terima kasih karena Engkau telah memanggil kami menjadi anak-anak terang. Tolong kami untuk tetap berjaga, setia, dan memancarkan kasih-Mu di tengah dunia yang penuh kegelapan. Jadikan hidup kami kesaksian bagi kemuliaan-Mu.

Anugerah dari Tuhan Kita Yesus Kristus, kasih setia dari Allah Bapa, dan persekutuan dengan Roh Kudus, itulah kiranya yang menyertai Saudara sekalian. Amin.

 

Pdt. Veronica Manurung- Pendeta Fungsional Biro Pembinaan HKBP

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Scroll to Top