Syalom,
bapak, ibu, saudara dan saudari di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kita kembali
berjumpa dalam renungan harian Marturia HKBP. Sebelum mendengarkan firman
Tuhan, marilah kita berdoa.
Doa
Pembuka: Terpujilah namaMu ya Allah, atas segala
kemurahanMu. Kami dapat mengawali hari yang baru ini dengan sukacita. Lengkapilah kami ya Tuhan melalui firmanMu, di
dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, kami memohon. Amin.
Bapak,
Ibu, dan saudara/saudari. Yang menjadi renungan kita pada hari ini tertulis
dalam Ulangan 14:2 “Sebab engkaulah umat
yang kudus bagi TUHAN, Allahmu, dan engkau dipilih TUHAN untuk menjadi umat kesayangan-Nya
dari antara segala bangsa yang di atas muka bumi.”
Demikian firman Tuhan
Bapak
ibu, orang Israel adalah umat pilihan Allah, mereka adalah bangsa yang istimewa
dari antara bangsa yang lain. Keistimewaan mereka berasal dari Allah, yang
menunjukkan kepemilikan Allah atas bangsa Israel. Oleh karena itu bangsa Israel
harus menjaga identitas mereka sebagai umat Allah. Mereka harus menjaga
keterpisahan mereka dari bangsa lain yang tidak menyembah Allah Israel, salah
satu caranya dengan tidak ikut-ikutan melakukan praktik-praktik agama mereka.
Karena Allah sendiri yang sudah mengaturkan praktik ibadah bangsa Israel.
Mereka harus hidup sesuai dengan perintah dan hukum yang sudah ditentukan sebagai
tanda ketaatan dan penghormatan mereka kepada Allah.
Allah
memberikan pagar secara langsung bagi umatNya yang lemah, mengingat bangsa
Israel yang menyembah lembu emas hanya dalam waktu sekejap mata. Hal ini
bertujuan menjaga kehidupan bangsa Israel sebagai umat kesayangan Allah, supaya
mereka tetap kudus, yaitu menampilkan karakter Allah yang kudus dan benar.
Lalu
bagaimana kita melakukan firman ini di dalam kehidupan kita zaman sekarang?
Yang
pertama adalah hidup dengan teratur. Cara ini sudah tertuang di dalam liturgi
gereja kita, siklus liturgi menjadi ruang-ruang, tempat kita merayakan Allah
dan ber-anamnesis tentang Allah.
Selain itu kita melakukan beberapa praktik-praktik kekristenan yang dapat
meningkatkan spiritualitas manusia kepada Allah, seperti berdoa dan membaca
Alkitab.
Yang
kedua adalah menjadikan Alkitab sebagai dasar. Dunia ini adalah sebuah entitas
yang selalu berproses. Maka manusia akan ketemu dengan berbagai budaya yang
baru seiring waktu berjalan. Misalnya budaya Batak sekalipun harus disesuaikan
dengan Firman Allah, agar tidak ada yang berlawanan. Apalagi zaman sekarang ada
AI, Kristen Progresif, ajaran agama Kristen yang terbaru, dll., apapun itu,
yang menjadi korektornya haruslah Firman Allah. Supaya tidak mengedepankan
kebiasaan-kebiasaan baru sehingga berusaha hidup kudus ditinggalkan.
Dan
masih banyak hal yang harus kita koreksi dengan Firman Allah. Itulah sebabnya,
walaupun kebebasan, produk zaman ini yang menggiurkan dan bisa membuat orang
bahagia dan nyaman, namun tujuan hidup kita bukan soal kebahagiaan, tetapi
menjadi kudus di hadapan Allah. Percayalah bapak ibu, tidak akan ada yang mengalahkan
dalamnya makna kebahagiaan dari anugerah Allah, melalui anakNya Tuhan Yesus
Kristus, Ia menjembatani hidup kita yang penuh dosa kepada Allah dan memberikan
kita kesempatan berdamai denganNya.
Jadi,
apabila ada diantara kita yang sedang menekuni perbuatan yang tidak baik,
marilah segera meninggalkannya. Cobalah untuk berdoa, cobalah untuk membaca
alkitab, mendengar Firman Tuhan, kali saja anda sudah terlalu lama jauh dari
Tuhan, kiranya Roh Allah semakin memperbaharui hidup kita, sehingga semakin
kudus di hadapan Allah. Amin.
Doa
Penutup: Mari kita Berdoa! Ya Allah Bapa kami
terimakasih FirmanMu hari ini mengingatkan dan menguatkan kami, supaya kami
tidak ada yang lalai untuk menjalankan perintahMu. Bantulah kami ya Tuhan
melalui RohMu, agar kami senantiasa mengusahakan hidup kudus karena Allah kami
adalah Allah yang kudus. Di dalam nama anakMu Tuhan Yesus Kristus, terimalah
doa kami ini. Amin.
Pdt.
Mega Masria Siagian, S.Th- LPP III di Kantor Sekjend HKBP