Selamat pagi bapak/ibu dan
saudara-saudara yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Shalom. Kiranya
Tuhan selalu menyertai kita. Pagi
hari ini, Jumat tanggal 18 Agustus 2023,
kita berjumpa kembali dalam Renungan Harian dari Departemen Marturia HKBP. Kita
akan mendengarkan Firman Tuhan yang
akan menyapa kita, menguatkan
iman kepercayaan kita
untuk tetap percaya dan setia kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat
kita. Maarilah kita memulai dengan saat teduh.
Saat teduh…………….
Doa Pembuka: Marilah kita berdoa! Puji dan syukur kami persembahkan kepadaMu Tuhan pagi hari ini, atas
berkat dan pertolongan Tuhan kepada kami yang telah menyelamatkan kami, menyertai
kami sepanjang malam dan Tuhan telah membangunkan kami pagi hari ini untuk
menerima kehidupan yang baru. Sebelum kami memulai aktivitas kami hari ini, kami akan mendengar FirmanMu, bukalah hati
dan pikiran kami untuk menerima FirmanMu, supaya iman kami semakin teguh dan kami
selalu setia berjalan di jalan yang Tuhan kehendaki. Terimalah doa permohonan kami,
di dalam nama Yesus Kristus Tuhan kami. Amin.
Pembacaan Nats : Hosea 6:6 “Sebab
Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan
akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran”.
Topik : “Aku menyukai kasih setia ”.
Saudara yang di kasihi Yesus Kristus, Hosea
adalah nabi yang tampil sesudah Nabi Amos. Ia menyampaikan pesan TUHAN kepada
orang-orang di Israel, kerajaan utara, pada masa yang sulit sebelum kerajaan
itu jatuh pada tahun 721 Sebelum Masehi. Ia sangat prihatin memikirkan keadaan
orang Israel, terutama karena mereka menyembah berhala dan tidak setia kepada
TUHAN. Dengan terus terang Hosea menggambarkan ketidaksetiaan mereka itu
berdasarkan keadaan rumah tangganya
sendiri yang hancur karena ketidaksetiaan istrinya. Sebagaimana Gomer,
istrinya, tidak setia kepadanya begitu pula umat Allah tidak setia kepada
TUHANnya. Karena perbuatan itu, Israel dihukum. Sekalipun demikian, kasih TUHAN
kepada umat-Nya tidak akan hilang. Ia akan menerima mereka kembali dan
memperbaiki hubungan mereka dengan Dia. Cinta TUHAN itu dinyatakan dalam
kata-kata indah yang berikut ini, “Hai Israel, tak mungkin engkau
Kubiarkan atau Kutinggalkan! …. Tak tega hati-Ku melakukan hal itu, karena
cinta-Ku terlalu besar bagimu!” (11:8).
1. Allah
tidak menyukai korban sembelihan dan korban-korban bakaran
Saudara yang di kasihi Yesus Kristus, nats ini
adalah teguran Tuhan keopada umatnya bangsa Israel. Teguran Tuhan ini
diakibatkan kehidupan bangsa Israel yang sudah jauh dari kehendak Tuhan. Hukum
taurat kepda umatnya bangsa Israel, supaya mereka mengasihi Tuhan Allah dengan
segenap hati dan jiwa dan megasihi sesama seperti diri sendiri. Kenyataan umat
Tuhan sangat jauh dari kehidupan yang dikehendki oleh Tuhan. Mereka sibuk
beribadah hanya dengan memberikan korban-korban sembelihan dan korban-korban
bakaran di bait suci. Sementara hati mereka jauh dari Tuhan, mereka lebih
menyukai menyembah berhala-berhala, mereka lebih meyakini ilah-ilah nenek
moyang mereka. Karena perbuatan mereka yang sangat melanggar perintah Allah,
bangsa Israel di gambarkan dengan seorang istri yang menyeleweng, tidak setia
dengan suaminya, tidak setia dengan keluarganya, mereka berpaling kepada
laki-laki yang lain. Bangsa Israel sepertinya memahami, beribadah kepada Allah
hanya dengan memberikan persembahan, hatinya jauh dari Tuhan. Demikian juga terhadap
sesama umat Tuhan, bangsa Israel jauh dari hidup kasih, beribadah dianggap
hanya persekutuan dengan Tuhan melalui persembahan, sementara yang dekat dengan
hidupnya tidak diperdulikan, tidak di sayangi. Hidup yang sedemikian sangat
tidak disukai oleh Tuhan, sehingga dalam kitab hosea, Allah sangat
memperingatkan bangsa Israel dengan keras, jika mereka tidak bertobat mereka
akan di hokum oleh Allah.
2. Allah menyukai kasih setia dan pengenalan yang baik akan Allah.
Saudara
yang dikasihi Yesus Kristus, yang disukai oleh Allah dari bangsa Israelbukan
bentuk persembahan saja,bukan hanya bentuk korban bakaran saja. Tetapi dalam
nats ini Tuhan lebih menginginkan bangsa Israel beribadah dengan taat kepada
Tuhan. Ibadah yang sejati bukan hanya pada sat waktu beribadah dan di tempat
beribadah, tetapi ibadah yang sejati adalah, kapan dan dimanapun umat Tuhan
mereka tetap setia dan takut kepada Tuhan. Demikian juga motivasi untuk
melakukan ibadah kepada Tuhan harus didasari dengan mengingat sejarah, kasih
Tuhan yang membebaskan mereka dari tanah perbudakan di mesir dan banyak
tindakan Tuhan yang menyelamatkan mereka, dengan mengingat segala perbuatan
Tuhan mereka wajib menyerahkan
persembahan syukur dengan memberikan korban bakaran dan korban sembelihan.
Penyerahan korban persembahan kepada Tuhan harus di tunjukkan dengan kesetiaan
kepada Tuhan, kesetiaan kepada Tuhan di tunjukkan dengan tidak tergoda kepada
siapa pun kapan dan dimanapun mereka tinggal. Dan dasar kesetiaan bangsa Israel
kepada Tuhan didasari akan pengenalan mereka yang sungguh-sungguh kepada Tuhan.
Demikian juga dalam kehidupan mereka sehari-hari harus hidup di dalam kasih.
Ibadah yang benar di hadapan Tuhan, bukan hanya seremonial saja, tetapi harus
berbuah dalam kehidupan sehari-hari, terhadap sesame manusia. Buah dari
pengenalan Yesus Kristus yang telah menyelamatkan bangsa Israel harus nyata
dalam kehudupan sehari-harinya, menyayangi sesama umat Tuhan.
Renungan
Saudara
yang di kasihi oleh Yesus Kristus….sebagai umat Tuhan, yang diselamatkan Tuhan,
salah satu tugas kita yang utama adalah beribadah kepada Tuhan. Bentuk Ibadah yang diinginkan
oleh Tuhan, bukan hanya bentuk seremonial saja, kebiasaan saja. tetapi Tuhan
menginginkan ibadah yang bersumber dari hati kita yang terdalam, yang bersumber
dari pengenalan kita yang sungguh-sungguh kepada Tuhan. Pengenalan kita yang
sungguh-sungguh kepada Tuhan jika kita mengingat, merenungkang, kasih Tuhan
yang kita terima, yang menyelamatkan kita. Ibadah kita juga harus kita tunjukan
dengan perbuatan kita terhadap sesame manusia, bagamaimana kita menyatakan
kasih terhadap sesamamanusia. Tidak mungkin kita dapat beribadah dengan tulus
dihadapan Tuhan, sementara saudara yang berada di sekitar kita menderita karena
perbuatan kita. Beribadahlah kepada Tuhan dengan tulus dengan kasih dan
pengenalan akan Tuhan dengan sungguh-sungguh. Amin.
Doa Penutup: Marilah kita berdoa! Terima kasih Tuhan, Tuhan
telah berfirman kepada
kami pagi hari ini supaya kami beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh.
Ibadah yang sungguh-sungguh, lahir dari pengenalan kami yang utuh kepada Tuhan,
pengenalan kami, bahwa Tuhan adalah Juru selamat kami. Ibadah kami juga adalah
perbuatan kami, tindakan kami mengasihi sesame kami dengan sungguh-sungguh. Tuntunlah
kami berjalan hari ini di jalan yang Tuhan kehendaki dan berkatilah kami satu
hari ini untuk melakukan, semua pekerjaan dan perjalanan kami. Dengarkanlah doa
kami Tuhan. Amin.
Anugerah dari Tuhan kita Yesus Kristus, Kasih
setia dari Allah Bapa, serta Persekutuan dari Roh Kudus, kiranya menyertai
kita. Amin.
Gr. Pahot Sarumpaet, S.Th (Wakabiro Ama dan Lansia HKBP)