Renungan Harian HKBP | 19 Agustus 2024

Doa
Pembuka:
Allah Bapa
Mahapengasih yang kami sembah dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Kami mengucap syukur dan berterimakasih
buat nafas kehidupan yang masih Engkau berikan hingga saat ini. Sebelum kami
memulai akti
vitas hari ini, kami akan mendengarkan kebenaran FirmanMu. Biarlah Firman yang disampaikan
oleh hambaMu ini dapat kami
terima
dengan baik dan menjadi bekal penuntun hati, pikiran dan perbuatan kami. Hanya di dalam nama Tuhan Yesus
Kristus Juruselamat kami yang hidup, kami berdoa kepadaMu.
Amin.

 

Renungan

MELAKUKAN DAN MENGAJARKAN PERINTAH HUKUM TAURAT

Matius 5 : 19

“Karena itu siapa yang
meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan
mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling
rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di
dalam Kerajaan Sorga”

 

Saudara-saudari, Ibu, Bapak, para pembaca dan pendengar Renungan Harian
Marturia HKBP yang terkasih di dalam nama Tuhan
Yesus Kristus. Seiring dengan perkembangan
zaman pada saat ini, banyak sekali orang-orang berpacu untuk meningkatkan
kualitas dirinya. Ada yang memulai dari mempersiapkan diri secara fisik (akal
dan pikiran), ada juga yang memulai dari ikatan relasi komunikasi yang baik
dengan orang lain. Namun dalam kenyataan banyak yang lupa, tatkala mereka
melakukan berbagai kegiatan dalam kehidupan sehari-hari hanya mengandalkan
dirinya sendiri. Mereka lupa bahwa segala sesuatu tanpa mengandalkan Tuhan itu
semuanya adalah sia-sia, terlebih jika melakukan perbuatan yang melanggar hukum
Tuhan sebagaimana yang telah difirmankanNya.

Nas renungan kita pada hari ini berbicara tentang
pentingnya melakukan dan mengajarkan hukum Taurat sebagai penuntun dalam
kehidupan orang percaya. Dalam pengajaranNya yang dikenal sebagai Khotbah di Bukit,
Tuhan Yesus mengajarkan tentang pentingnya hukum Taurat sebagai pembimbing
dalam kehidupan orang-orang yang mendengarkan pengajaranNya. Yesus telah
mendengar berbagai tuduhan dan fitnahan yang diarahkan kepadaNya tentang segala
sesuatu yang dilakukanNya yang bertujuan untuk meniadakan hukum Taurat. Oleh
sebab itu dalam  ayat yang mendahului nas
ini, ayat 17-18, Yesus telah mengantisipasi berbagai tuduhan yang tidak
beralasan itu dengan sebuah pernyataan yang tegas: “Janganlah kamu menyangka,
bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang
bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau
satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya
terjadi”. Dengan pernyataan ini jelaslah bahwa Yesus tidak pernah bermaksud
untuk meniadakan atau menghapus hukum Taurat, namun justeru sebaliknya: Yesus
datang untuk menggenapi hukum Taurat. Dalam hidupnya di dunia, Yesus datang
menggenapi kutukan hukum Taurat, menebus kita melalui pengorbananNya di kayu
salib, menjadi kutuk karena kita orang berdosa sebab ada tertulis: “Terkutuklah
orang yang digantung pada kayu salib” (band. Gal 3:13).

Sebagai konsekuensi dari
tindakan penggenapan hukum Taurat itu maka Yesus menekankan pentingnya
melakukan dan mengajarkan hukum Taurat. Nas renungan hari ini menekankan
pernyataan Yesus tentang pentingnya melakukan dan mengajarkan hukum Taurat,
yang dimulai dengan sebuah kalimat antisipasi: “Karena itu siapa yang
meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan
mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling
rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan
segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di
dalam Kerajaan Sorga”. Dalam pernyataan ini Yesus dengan tegas menjelaskan dua
sikap terhadap hukum Taurat dan konsekuensinya. Pertama, yang meniadakan salah
satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, konsekuensinya: ia akan
menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga. Kedua, yang
melakukan dan mengajarkan segala perintah hukum Taurat, ia akan menduduki
tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga. Apakah maksud dari perkataan Yesus
ini? Kata kerja “melakukan dan mengajarkan” hukum Taurat berperanan penting
dalam pernyataan Yesus ini, sebab menunjukkan sebuah kemauan dan kesungguhan
dalam melakukan hukum Taurat dan bukan hanya sebatas peraturan keagamaan yang
tertulis semata. B
agi Yesus, Hukum
Taurat tidak memiliki arti apa-apa jika hanya dipandang sebagai peraturan
keagamaan semata. Yesus menggarisbawahi bahwa yang terpenting bukan soal
menjaga kemurnian ajaran Taurat, tetapi bagaimana Taurat ini dijalani dan
dihayati dalam hidup setiap hari. Taurat akan betul-betul memiliki makna yang
sesungguhnya ketika perilaku dan sikap hidup umat Tuhan benar-benar dijiwai
olehnya. Dengan demikian, Taurat menjadi inspirasi yang menuntun orang kepada
kebaikan dan menjadi sumber moral dalam bertindak dan berbuat apapun dalam
hidupnya. Orang yang menjadikan hukum Taurat sebagai sumber moral dan penuntun
yang terutama dalam segala aspek kehidupannya, menurut Yesus, akan menduduki
tempat tertinggi dalam Kerajaan Surga. Sehubungan dengan melaksanakan perintah
hukum Taurat ini, seorang tokoh bapak gereja, Augustinus, mengatakan:
“Dengan perkataan, ‘satu iota
atau satu titikpun tak akan ditiadakan dari hukum Taurat,’ kita harus
memahaminya sebagai ungkapan metafora tentang kelengkapan atau keseluruhan,
yang diperoleh dari huruf-huruf tulisan, di mana iota merupakan bagian terkecil
dari huruf, yang dibuat dari satu goresan pena, dan sebuah titik merupakan
sebuah tanda kecil di pengakhiran sebuah huruf.
Maka perkataan ini menunjukkan bahwa hukum Taurat
harus dipenuhi sampai hal-hal yang terkecil”.

Saudara-saudari pembaca dan
pendengar Renungan Harian Marturia HKBP yang dikasihi Tuhan Yesus. Firman Tuhan
sebagai renungan kita pada hari ini mengandung inti dari pesan nas yaitu: kita
harus melakukan dan mengajarkan hukum Taurat sebagai sumber moral dan penuntun
dalam kehidupan kita orang percaya. Hukum Taurat yang dimaksud bukan hanya
terbatas pada kesepuluh hukum Tuhan yang diterima oleh Musa di gunung Sinai,
melainkan seluruh perintah Tuhan sebagaimana terdapat dalam Alkitab. Dengan
demikian, keseluruhan perintah Tuhan Allah itu menjadi penuntun, pembimbing dan
motivasi bagi seluruh orang percaya untuk senantiasa mengasihi Tuhan Allah
dengan segenap hati, dengan segenap jiwa dan dengan segenap kekuatan (Ul 6:5). Mengenai
fungsi hukum Taurat dalam kehidupan para pengikut Kristus, rasul Paulus dalam
Galatia 3:21-24 menyatakan, “Kalau demikian, bertentangankah hukum Taurat
dengan janji-janji Allah? Sekali-kali tidak. Sebab andaikata hukum Taurat
diberikan sebagai sesuatu yang dapat menghidupkan, maka memang kebenaran
berasal dari hukum Taurat. Tetapi Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di
bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu
diberikan kepada mereka yang percaya. Sebelum iman itu datang kita berada di
bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi
hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita
dibenarkan karena iman”. Dengan demikian jelaslah bahwa hukum Taurat berfungsi
sebagai penuntun dalam hidup kita, sebab kita telah dibenarkan karena iman
kepada Tuhan Yesus Kristus. Sebagai orang yang telah dibenarkan Allah maka
hidup kita juga harus senantiasa menghidupi hidup yang baru, hidup yang
berkenan kepada Allah yaitu dengan melakukan segala yang diperintahkan Allah
bagi kita orang-orang yang telah diselamatkan melalui pengorbanan Yesus
Kristus.

Sebagai penuntun, hukum Taurat senantiasa
membimbing, menuntun dan memotivasi kita dalam setiap pikiran, tutur kata, tingkah
laku dan setiap aspek kehidupan kita sebagai perwujudan tindakan mengasihi
Allah dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan kita; demikian juga mengasihi
sesama manusia seperti diri sendiri. Dengan kata lain: perbuatan mengasihi
Allah dan melakukan segala perintahNya merupakan dua hal yang tak terpisahkan.
Jadi arti dari mengasihi Allah dengan segenap hati, atau melakukan hukum yang terutama,
bukanlah hanya melalui ucapan semata atau cukup hanya dengan duduk mengikuti
kebaktian di bangku gereja setiap Minggunya. Tidak cukup hanya dengan ucapan
dan peribadahan semata. Karena sesungguhnya mengasihi Allah adalah sebuah
komitmen yang teguh dan tindakan yang konsisten untuk setia melakukan hukum
TauratNya, yakni segala sesuatu yang berkenan kepadaNya atau yang
dikehendakiNya. Perbuata
n melakukan
perintah Allah melalui ucapan dan perbuatan kita seharusnya
merupakan tindakan kontinyu yang kita lakukan setiap hari, secara pribadi maupun bersama dengan anggota keluarga, rekan sekerja, teman-teman dan segenap
orang percaya di manapun berada
. Oleh karena itu, sebagai pengikut Kristus yang hidup di era digital
ini, yang diperhadapkan dengan berbagai perubahan yang sangat cepat, hendaknya
kita senantiasa menghayati Taurat atau perintah Allah sebagai penuntun dan
pembimbing kehidupan kita sehingga hidup kita tetap berpadanan dengan kehendak
Allah. Biarlah kasih dari Tuhan Yesus melalui Roh Kudus tetap membimbing dan
menuntun kita menjadi para pengikut Kristus yang menghidupi perintah Allah,
sebagai wujud mengasihi Allah dan mengasihi sesama sebagaimana diri kita
sendiri. Amin.

Doa Penutup: Tuhan Allah Bapa yang kami sembah dalam nama Tuhan Yesus Kristus
Tuhan kami. Kembali kami mengucap syukur dan terima kasih kepadaMu. Pada saaat
ini kami telah mendengarkan kebenaran firmanMu, kiranya firmanMu berbuah,
bertumbuh dan dapat kami terapkan dalam kehidupan kami sehari-hari, terutama
dalam melakukan segala Taurat atau perintahMu sebagai perwujudan mengasihi
Engkau dan sesama kami melalui perbuatan nyata dalam kehidupan keseharian kami.
Biarlah kuasa Roh Kudus yang senantiasa membimbing dan menuntun kami menjadi
orang yang senantiasa menaati, melakukan dan mengajarkan segala  perintahMu dalam berbagai aktivitas kehidupan
kami. Di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa dan mengucap syukur. Am
in.

Pdt.
Herwin P. Simarmata, M.Th.- Kepala
Biro Kategorial Ama dan Lansia Kantor Pusat HKBP, Pearaja-Tarutung

Scroll to Top